27.

3.1K 166 5
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

***

Hana yang sejak tadi telah menyelesaikan cookies buatannya, duduk disalah satu kursi pengunjung. Menyaksikan hilir mudik pengunjung yang datang dan pergi. Memperhatikan para pegawai yang sibuk melayani, bahkan mereka terlihat kewalahan menghadapi pengunjung yang semakin bertambah.


Tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benak Hana. Ia pun beranjak dari kursinya. Berjalan menuju dapur. Mencari keberadaan Sarah.

"Ini untuk apa kak?" Sarah memberikan barang-barang yang tadi Hana minta.

Hana meraihnya dari tangan Sarah. Ia lalu mengenakan sebuah vest berwarna coklat yang disisi kanan dan belakangnya bertuliskan logo kedai. Sama seperti yang dipakai Sarah dan pegawai wanita lainnya. Terakhir nampan, note, dan pulpen berpindah ketangan nya.

"Jangan bilang kak Hana mau..."

"Saya boleh bantu kan?" Hana memotong ucapan Sarah dan mengulum senyum manis.

"Jangan kak, nanti Sarah dimarahin sama pak bos"

"Tenang aja nggak akan kena marah, kan saya yang mau bantu."

"Tapi kak..."

"Saya kesana dulu ya Sarah, kasihan pengunjung disana nggak ada yang layanin." Hana meninggalkan Sarah yang tampak cemas dan takut.

Hana diam sejenak. Memperhatikan sekeliling ruangan yang nyaris penuh. Menurutnya pekerjaan ini tidaklah sulit karena sejak tadi ia telah memperhatikan bagaimana para pegawai melayani pengunjung yang datang. Bismillah. Hana menggenggam erat pulpen yang ia pegang. Melangkah menuju meja yang baru saja di isi oleh tiga orang remaja berseragam sekolah.

"Assalamu'alaikum. Silahkan kak daftar menunya." Hana tersenyum ramah pada ketiga remaja itu lalu menyodorkan daftar menu yang ia bawa.

***

Jam terus berputar dari titik edarnya. Entah sudah berapa pengunjung yang Hana layani dengan baik. Mulai dari menghampiri meja demi meja menawarkan menu terbaik kedai mereka. Mengantarkan pesanan. Membersihkan meja yang telah kosong. Semua Hana lakukan dengan baik meski ini adalah kali pertama baginya.

"Mas, mas, mba." seorang wanita paruh baya yang duduk didekat pintu masuk memanggil sambil mengangkat tangan.

Hana yang melihat wanita itu langsung datang menghampiri, "Ada yang bisa saya bantu bu?" Sapanya masih dengan seyum yang sama.

"Boleh minta billnya mba?" tanya wanita itu memperhatikan Hana lekat.

"Boleh. Sebentar saya ambilkan ya bu" ucap Hana sopan lalu berbalik menuju meja kasir.

"Ini bu billnya" Hana kembali kemeja itu. Menoyodorkan selembar kertas yang tadi ia bawa.

"Mba ini namanya Hana bukan?" wanita itu menunjuk Hana. Bertanya memastikan.

Kedua alis Hana saling bertautan. Bingung dan penasaran. Dari mana wanita itu mengetahui namanya. "Iya bu sana Hana. Ibu ini temannya ibu saya ya?" ucap Hana kemudian setelah yakin bahwa wanita yang terlihat sepantarannya dengan ibunya adalah teman ibunya.

Wanita itu tersenyum. Menggeleng menatap Hana. "Saya Ros. Ibunya Bian. Bian Nugraha"

Deg...

Hana memegang sandaran kursi yang ada disampingnya. Tubuhnya melemas mendengar nama itu lagi.

HANA (Republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang