12.

3.2K 150 12
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

🌸 🌸 🌸

Sejak kejadian di Central Plaza siang tadi, Hana berubah menjadi sangat pendiam. Pikirannya telah dipenuhi oleh banyak hal. Ia merasa bersalah. Entah karena apa dan entah kepada siapa.

"Belum tidur Han?"

"Belum mba"

"Kenapa?"

"Hana juga nggak tau mba. Mba Farah juga belum tidur?"

"Iya, sepertinya insomnia mulai melanda" kekehan Farah terdengar.

"Mba, Hana minta maaf ya"

"Maaf untuk?"

"Untuk,,,. Pokoknya Hana mau minta maaf aja"

"Oh, oke. Mba maafkan. Mba juga mau minta maaf ya kalau mba ada salah."

Hana mengangguk.

"Hmmm mba Hana mau tanya boleh nggak?" Hana membalikkan posisi berbaringnya menghadap Farah.

"Tanya aja Han, nggak bayar kok" canda Farah.

"Menurut mba laki-laki dan perempuan itu boleh nggak berteman dekat?"

"Boleh. Berteman dengan maksud menjaga tali silaturahmi. Saling tolong-menolong. Mengajak pada kebaikan, nggak ada salahnya sih menurut mba." Farah jeda sebentar, "Dan selama laki-laki dan perempuan itu tahu batasan dalam berteman ya sah-sah saja. Tapi zaman sekarang ini rasanya sulit menemukan hubungan pertemanan yang sehat sesuai syariat antara laki-laki dan perempuan karena kebanyakan nafsulah yang mendominasi hubungan itu. Jadi alangkah baiknya kita yang perempuan ini menghindari berteman dekat dengan laki-laki, toh masih banyak perempuan yang bisa dijadikan teman dekat. Begitupun sebaliknya. Jadi bertemanlah sewajarnya.

"Kalau antara laki-laki dan perempuan itu tau batasan, seperti menjaga diri untuk tidak bersentuhan dan berduaan disuatu tempat berarti gak ada salahnya kan mba?"

"Batasan antara laki-laki dan perempuan tidak hanya itu Hana, banyak. Salah satunya mereka juga harus bisa menjaga pandangan yang dimana menjaga pandangan itu sangat sulit dihindari jika mereka telah bersama. Dan tidak jarang hal-hal buruk terjadi karena berawal dari pandangan." Farah diam. Ia memperbaiki posisi.

"Dan yang lebih penting lagi ada hati yang harus mereka jaga. Hati itu tidak terlihat. Dan kadang tanpa di sadari hati itu telah bermaksiat. Mungkin saja hati itu pernah berharap lebih pada hubungan pertemanan yang terjalin. Mungkin hati itu pernah merasa cemburu, sakit atau iri padahal semua itu tidak seharusnya terjadi.

"Ingat setan itu tidak akan berhenti menggoda manusia hingga ajal menjemput. Mereka para setan akan menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan manusia kedalam genangan dosa. Dan salah satunya melalui pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang sering dianggap biasa-biasa aja." terang Farah panjang lebar. Kantuk benar-benar tidak ia rasakan.

Hana diam. Ia mencoba meresapi setiap kata yang Farah ucapkan. Membenarkan nasihat itu. Tiba-tiba Ia teringat akan sahabatnya, Zahra. Jika yang mengucapkan kalimat barusan adalah Zahra apakah dia akan diam merenungi setiap katanya? Rasanya tidak mereka akan langsung bertengkar. Hana tersenyum samar.

"Jika sudah berteman dengan sangat dekat maka solusi terbaiknya agar terhindar dari fitnah adalah menikah. Jika hal tersebut tidak bisa dilakukan maka keduanya harus saling menjaga diri dan jarak." Farah menatap tepat di manik mata Hana.

Ucapan Farah barusan berhasil menohok hati Hana. Rasanya sebuah godam baru saja menghantam.

🌸 🌸 🌸

HANA (Republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang