بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
🌸 🌸 🌸
للحب رائحة لا تشم بالأنوف . . . و لكن تحس بالقلوبCinta itu mempunyai bau harum yang tak tercium oleh hidung,
namun bisa dirasakan oleh hati.
(Anonim)🌸 🌸 🌸
"Hana" Zahra menyenggol lengan sahabatnya.
Hana yang merasa terganggu melirik kesal pada Zahra.
"Ngeliatin om dosennya biasa aja dong, bola matamu sampai mau keluar tuh"
Hana mengernyitkan dahi, "Siapa yang ngeliatin, aku memperhatikan materi yang di jelaskan kok." sewot Hana
"Ah, modus aja kamu Han. Buktinya kertasmu kosong nggak ada catatannya sama sekali"
"Kan memperhatikan materi Zahra bukan mencatat materi"
Zahra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hmmm,,, iya juga sih. Eh tapi Han, lama nggak liat pak Fikran, sekarang makin tambah ganteng ya"
Hana mencubit lengan Zahra, "Ghadzul bashar Ra, jaga pandanganmu"
"Cieee cemburu, suaminya di lirik sahabat sendiri" goda Zahra
"Siapa yang cemburu" ucap Hana sengit.
"Kamu." balas Zahra sambil menyentuh dahi Hana dengan jari telunjuknya.
"Zahraaa" Hana mendesis nyaring. Ia membulatkan mata menatap Zahra.
"Kalian berdua, apa yang kalian diskusikan? Apa ada yang ingin kalian tanyakan?" suara Fikran membuat semua mata tertuju pada Hana dan Zahra.
"Nggak ada pak" kompak Hana dan Zahra menggeleng.
"Atau kalian ingin menggantikan saya disini menyampaikan materi?" Fikran berucap tegas
"Nggak pak" lagi Hana dan Zahra menjawab pelan dengan wajah menunduk.
Seluruh mahasiswa yang ada di dalam ruangan menyoroti mereka berdua. Ada yang saling berbisik mencemooh ada pula yang diam tak perduli karena hal seperti itu biasa terjadi dalam dunia perkuliahan.
"Kamu sih Ra" bisik Hana pada Zahra.
"Loh, kok aku sih? Kamu tuh ngomongnya kencang banget"
Hana diam tak menimpali, ia merasa sangat kesal dan malu.
"Eh tapi Han, pak Fikran gimana sih masa iya isteri sendiri di tegur padahal kan kita lagi ngomongin tentang dia."
Hana memilih diam tak menanggapi perkataan Zahra. Ia tidak ingin mendapat teguran untuk kedua kalinya.
🌸 🌸 🌸
"Assalamu'alaykum"
"Wa'alaykumussalam warohmatullah wabarokatuh"
"Bu" Hana mencium punggung tangan Nur kemudian masuk kedalam rumah tanpa sedikit pun menoleh kebelakang.
"Anak itu kenapa lagi?" Nur bertanya pada Fikran yang ikut menyalimi tangannya.
Fikran tersenyum lalu menggelengkan kepala.
Fikran merebahkan tubuhnya diatas sofa panjang. Sedang Nur berjalan kearah dapur menghampiri putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANA (Republish)
SpiritualHana tak punya pilihan untuk menentukan kepada siapa ia akan menjalin bahtera pernikahan. Semuanya telah digariskan. Hana tak pernah tahu nama siapa yang tertulis untuknya di Lauh Mahfuz namun ia tidak pernah menyangka kalau dia lah yang kelak menj...