Happy reading💜
Olivia berada dirumah Nada, dia tidak pulang ke apartemennya karena masih bingung untuk bersikap bagaimana kepada Alvio. Saat disekolah Alvio tidak menemuinya, entah pergi kemana dia. Rizky dan Reza pun tidak ada juga.
"Via makan dong, ntar lo tambah sakit kalau gak makan." Bujuk Nada karena dari tadi Olivia tidak mau makan.
"Gue gak mau Nad, nanti kalau gue nafsu baru gue makan." Ucap Olivia sambil menatap balkon kamar Nada.
Nada mengembuskan napasnya pasrah mengingat sahabatnya sangat keras kepala. Dia pun beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil sebuah album foto yang ada di lemari nya. Sudah sangat lama dia tidak membuka album ini, sekarang dia hanya memberanikan diri.
"Lo percaya gak kalau gue punya saudara perempuan?" Tanya Nada sambil duduk disamping Olivia.
Olivia menatap Nada, dia melihat wajah Nada yang sendu dan matanya yang berkaca kaca.
"Emang lo punya?" Tanya Olivia sambil menaikkan alisnya, Nada menganggukkan kepalanya.
"Gue punya, kalau dia masih ada pasti sekarang udah sama kayak lo." Ucap Nada sambil membuka album fotonya.
"Terus dia dimana sekarang?" Tanya Olivia.
Nada membuka halaman foto pertama, 1 anak laki-laki yang diperkirakan Olivia berumur 5 tahun dan 2 bayi perempuan berumur 1 tahun yang terlihat sangat bahagia.
"Ini abang gue, ini gue, dan ini saudara gue satunya." Ucap Nada sambil menunjuk satu persatu gambar.
"Kami dilahirkan hanya beda 20 menit. Saat gue udah lahir ke dunia, tapi saudara gue belum, dia nyaris meninggal waktu itu. Tapi gue bersyukur Allah masih baik sama dia. Dia lahir dengan selamat tapi kondisinya waktu itu sangat lemah, sehingga harus dirawat berhari-hari dirumah sakit. Gue sama dia kembar, tapi mama bilang kami memiliki ikatan batin yang sangat kuat."
Nada membuka halaman berikutnya, terlihat 1 orang anak laki laki dan 2 anak perempuan beserta kedua orang tuanya.
"Dan ini foto saat kami akan berlibur ke Korsel. Di Korsel kami bersenang-senang, banyak yang iri karena kami keluarga yang bahagia. Tapi saat pulang ke Indonesia, mama bilang saudara gue bersama seorang pembantu rumah kami yang ikut waktu itu hilang di bandara. Orang tua gue hampir drop saat saudara perempuan gue hilang."
Nada menitikkan air matanya, sedangkan Olivia mati-matian menahan air matanya karena cerita Nada sama seperti nya dan membuatnya mengingat kejadian dirumah sakit waktu itu.
"Sampai sekarang orang tua gue masih berusaha cari saudara perempuan gue. Ditengah kesibukkan nya mereka masih berusaha mencari informasi anaknya yang hilang. Abang gue juga gitu, dia merasa nyesel karena gak bisa jaga satu adik perempuannya." Ucap Nada sambil terisak pilu.
Hancur pertahanan Olivia, dia menitikkan air matanya.
"Gue selalu berdoa agar dipertemukan dengan saudara gue. Tapi Allah gak ngasih gue kesempatan," ucap Nada.
"Allah punya rencana lain Nad, gue bakal bantu doain semoga lo bisa cepet ketemu sama saudara lo." Ucap Olivia sambil memeluk Nada.
"Makasih Via." Ucap Nada sambil membalas pelukan Olivia.
"Nama saudara perempuan lo siapa?" Tanya Olivia sambil melepaskan pelukannya.
"Nama yang sama kayak lo."
*****
Setelah kejadian di uks tadi Alvio langsung pergi dari sekolah. Yang pertama dia lakukan hanya karena seorang gadis kecilnya . Dia mengetikkan pesan kepada sahabatnya. Setelah itu dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA[Completed]
Fiksi Remaja|Tahap Revisi| Mohon maaf jika masih ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini baru mulai di revisi. Start {2/10/18} Finish {17/4/19} "Lo suami gue atau es di kulkas? Kenapa sih dingin banget?"-Olivia "Gue gak akan dingin kalau lo ingat semua tentan...