Happy reading💦
Alvio langsung pergi ke gunung batu saat sebuah pesan masuk di hp nya. Berkali-kali dia mengumpat saat jalanan macet dan berkali-kali juga dia memukul setir mobil.
Alvio terus menyalahkan dirinya karena tidak menjaga gadisnya dengan baik.
Seharusnya dia tidak mengutamakan kebencian karena gadisnya tidak mengingat dirinya sama sekali. Dan karena kebencian nya, Alvio kembali merasa terpukul.Alvio mengambil hp nya dan menelpon seseorang dengan sorot mata kebencian.
"Lo culik kemana Via hah?" Bentak Alvio saat telponnya tersambung.
"Gue cuman mau main sebentar sama Via. Gue gak punya temen soalnya."
"Bangsat! Dimana Via?"
"Penting banget ya gue kasih tau? Kalau dia mati baru gue balikin."
"Brengsek!"
Alvio langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Dia tau tujuan nya sekarang, bahkan dia bersumpah akan membunuh orang yang berani menyakiti gadisnya.**
Olivia membuka kedua matanya yang terasa berat saat mendengar tawa seorang gadis yang menggema di ruangan tersebut.
Olivia menatap ruangan yang di tempatinya.
Seperti sebuah rumah sakit, tapi semua terlihat berdebu dan kotor.
Olivia beranjak dari tidurnya, tapi tunggu.
Olivia menatap tangan dan kakinya yang diikat ke sisi ranjang."Udah bangun?"
Olivia menatap seorang wanita yang masuk ke ruangan tersebut.
Olivia mengernyitkan dahinya bingung, siapa wanita itu?
Apa dia yang membawanya kesini?"Siap untuk bersenang-senang?"
"Lo siapa? Ngapain gue diikat? Lo pikir gue hewan?" Tanya Olivia.
"Diam dan nikmati."
"Maksud lo apa?" Tanya Olivia sambil menatap tajam wanita di sampingnya.
Pintu ruangan terbuka dan masuk seorang pria asing.
"Lo suka dia?" Tanya Vanesa sambil menunjuk Olivia yang terbaring di atas ranjang dengan kaki dan tangannya yang di ikat.
Pria itu menatap Olivia dari atas sampai bawah.
"Bagus, gue suka." Ucap pria tersebut sambil tersenyum puas.
Vanesa menganggukkan kepalanya, kemudian dia berjalan mendekati Olivia.
Vanesa menarik rambut Olivia dengan kasar dan membuat Olivia meringis kesakitan."Lepasin!" Bentak Olivia.
"Sakit ya? Padahal permainan nya belum mulai." Icap Vanesa sambil mencengkram kuat rambut Olivia.
"Lepasin! Lo bego apa?"
Vanesa melepaskan cengkraman nya dari rambut Olivia.
Vanesa mengambil sebuah pisau dari saku bajunya dan mengarahkannya pada Olivia."Lo lupa siapa gue?" Tanya Vanesa .
"Gue gak kenal sama lo! Kalau kenal pun gue gak akan sudi ketemu sama lo!" Ucap Olivia sambil menatap tajam Vanesa.
Vanesa terkekeh kecil yang membuat Olivia mengernyitkan dahinya.
"Lo mau selamat atau mau mati disini?"
"Orang bego pun tau apa yang harus dipilihnya."
Vanesa menggeram kesal dengan jawaban Olivia.
Apa Olivia amnesia? Padahal dulu Olivia terlihat lugu dimata Vanesa."Batalin rencana pernikahan lo sama Vio, dan dekatkan gue sama Vio kayak dulu." Ucap Vanesa.
"Rencana pernikahan apaan sih?" Tanya Olivia sambil mengerutkan dahinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA[Completed]
Genç Kurgu|Tahap Revisi| Mohon maaf jika masih ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini baru mulai di revisi. Start {2/10/18} Finish {17/4/19} "Lo suami gue atau es di kulkas? Kenapa sih dingin banget?"-Olivia "Gue gak akan dingin kalau lo ingat semua tentan...