Happy reading😚
Ceklek
"Jam berapa sekarang?"
Olivia terlonjak kaget saat mendapati Alvio yang berdiri tak jauh darinya.
Olivia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 malam, sepertinya dia keasyikan main sampai lupa waktu.
Karena merasa bersalah Olivia menundukkan wajahnya.Alvio berjalan mendekati Olivia yang menundukkan wajahnya.
"Jam berapa sekarang hah?" Tanya Alvio sedikit menaikkan suaranya yang membuat Olivia kaget.
"Maaf.." ucap Olivia sambil memainkan jarinya.
Dia sangat terlihat gugup dan takut."Kemana?" Tanya Alvio sedikit memelankan suaranya.
"Cafe langit."
"Sampai 5 jam?"
Olivia terdiam, dia terbungkam dan bingung untuk mencari jawaban yang pas.
Alvio berdecak kesal saat memperhatikan raut wajah Olivia. Kemudian dia berjalan keluar dari rumah, meninggalkan Olivia sendirian.
"Kamu mau kemana?" Tanya Olivia sambil berjalan mengikuti Alvio.
Alvio hanya diam sambil terus berjalan. Alvio sangat membenci kebiasaan Olivia yang tidak memberi kabar sama sekali.
"Vio kamu mau kemana?"
Alvio masih tidak menghiraukan Olivia yang masih setia mengikutinya dari belakang.
Mendiamkannya seperti ini mungkin bisa membuatnya sadar, batin Alvio.Bruk
"Aww.."
Alvio berhenti dan menoleh kebelakang saat mendengar suara orang terjatuh. Betapa terkejutnya dia saat melihat Olivia yang tersungkur di jalan aspal, dengan cepat dia menghanpiri Olivia dan membantunya berdiri.
"Kenapa sampai bisa jatuh?" Tanya Alvio sambil mendudukkan Olivia di tepi jalan.
"Kamu kenapa gak jawab waktu aku tanya?" Tanya Olivia sambil menatap Alvio.
Alvio tidak menjawab pertanyaan dari Olivia yang terdengar tidak penting di telinganya.
Yang terpenting sekarang adalah kesehatan Olivia.
Dengan teliti Alvio memeriska tangan dan kaki Olivia untuk memastikan tidak ada luka."Pulang," ucap Alvio sambil berdiri.
"Aku gak akan pulang sebelum kamu jawab pertanyaan aku."
Alvio menghembuskan napasnya sambil mengalihkan pandangannya. Kemudian dia duduk di samping Olivia sambil menatap manik mata Olivia.
"Susah ya ngasih kabar?"
"Kalau emang sibuk kasih kabar! Jangan buat aku khawatir."
"Aku udah telpon kamu berkali-kali, tapi satu pun gak ada yang kamu jawab."
"Aku kan udah bilang, jangan main lagi ke tempat lain sepulang kuliah. Kalau emang mau main seenggaknya kabarin aku biar aku gak mikir yang aneh-aneh tentang kamu!"
"Aku minta maaf. Sepulang kuliah aku ke cafe langit sama temen, setelah itu aku di ajak jalan lagi ke taman kota. Aku gak megang hp sama sekali, soalnya hp aku tinggal di kamar." Ucap Olivia.
Alvio terdiam sambil berpikir sebentar. Sedetik kemudian dia mengalihkan pandangannya dari Olivia.
"Yuk pulang." Ucap Alvio sambil berdiri.
"Kaki aku sakit." Ucap Olivia sambil memijit pelan kakinya.
Alvio menghembuskan napasnya sambil berjongkok membelakangi Olivia.
"Naik." Ucap Alvio sambil menepuk pelan pundaknya.
"Tapi aku berat," ucap Olivia sambil memperhatikan punggung Alvio dan membayangkan jika dia naik di punggung Alvio.
"Cepet naik." Ucap Alvio tak ingin dibantah. Dengan cepat Olivia naik di punggung Alvio sambil memeluk leher Alvio.
Alvio berjalan kearah rumahnya sambil membawa Olivia di punggungnya.
"Lusa kita ke Perancis." Ucap Alvio memecahkan keheningan yang membuat Olivia membulatkan matanya.
"Ngapain?"
"Papa nyuruh aku ngurusin perusahaan disana."
Olivia terdiam, memang dia sangat senang jika ke Perancis, karena itu negara impian nya dari kecil. Apa lagi saat melihat menara Eifeel yang sangat indah baginya. Tapi jika hanya tinggal berdua dengan suaminya dia sangat takut.
"Kita berdua?" Tanya Olivia hati-hati.
"Kamu takut?" Tanya Alvio sambil membuka pintu rumahnya.
Olivia terdiam sambil menundukkan wajahnya.
Alvio membawa Olivia ke balkon kamar mereka dan mendudukkan nya disana."Via lihat aku." Ucap Alvio yang membuat Olivia menatapnya.
"Kamu gak perlu takut, ada aku disana. Aku akan cari Universitas yang dekat dengan kantor papa."
"Hm iya, aku gak takut." Ucap Olivia sambil tersenyum.
Alvio mengacak pelan rambut Olivia sambil tersenyum manis.
"Jangan jauh dari aku ya, aku gak mau khawatir lagi tentang kamu."
"Iya gak akan."
Olivia berdiri dari duduknya sambil melemparkan tasnya ke tempat tidur.
"Aku boleh minta sesuatu gak?" Tanya Olivia yang membuat Alvio mengerutkan dahinya.
"Apa?"
"Aku lapar, pengen makan yang pedas manis. Tapi apa ya?" Ucap Olivia sambil menopang dagunya dengan sebelah tangan.
"Nasi goreng yang di depan gang?" Tanya Alvio.
Olivia terdiam beberapa saat, setelah bergelut dengan pikiran nya akhirnya dia menganggukkan kepala.
Alvio tersenyum sambil berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Olivia.
"Yuk." Alvio menggandeng tangan Olivia sambil berjalan diikuti oleh Olivia di belakangnya.
Olivia menatap tangannya yang dipegang oleh Alvio. Jantungnya berdetak dengan cepat, pipinya terasa panas. Olivia mengalihkan pandangannya kearah samping, menghindari menatap Alvio yang berjalan depannya.
"Perasaan ini gila.."
***
Assalamualaikum readers.
Maaf ya buat kalian nunggu lama😅
Sekarang baru sempet up😊
Mohon dimaklumi ya jika gak nyambung atau kurang menarik😅
Voment jangan lupa😉
![](https://img.wattpad.com/cover/160448393-288-k89454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA[Completed]
Teen Fiction|Tahap Revisi| Mohon maaf jika masih ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini baru mulai di revisi. Start {2/10/18} Finish {17/4/19} "Lo suami gue atau es di kulkas? Kenapa sih dingin banget?"-Olivia "Gue gak akan dingin kalau lo ingat semua tentan...