Part 35

1.5K 65 10
                                    

Happy reading😶

Keringat dingin mulai bercucuran dari pelipis Alvio.
Jantungnya berdetak dengan cepat, apalagi saat melihat wajah Olivia yang seperti ragu.

"Lucu gak kalau gue jawab iya?" Tanya Olivia sambil menatap Alvio.

"Enggak," jawab Alvio cepat.

"Itu jawaban gue." Ucap Olivia sambil tersenyum manis.

Alvio menatap tak percaya pada Olivia, sedangkan Olivia menganggukkan kepalanya.
Alvio berpikir mungkin ini mimpi lagi, dia pun mencubit pelan pipinya. Rasa sakit menjalar di pipinya, sedetik kemudian dia tersadar dan langsung memeluk Olivia.

"Beneran kan?" Tanya Alvio untuk memastikan bahwa jawaban Olivia tidak salah.

"Iya, gue sebenernya juga suka sama lo."

"Makasih Via, gue sayang sama lo."

"Gue juga..."

***

"Siap?"

Olivia menoleh pada Ela yang sedang menatapnya.
Olivia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, dia sangat siap sekarang. Bahkan dari tadi dia sudah siap.

Ela tersenyum sambil mengacak pelan rambut Olivia.

"Kita mulai ya.."

"Nahh coba bedain dulu bumbu ini." Ela meletakkan berbagai macam bumbu dapur diatas meja.

Ya, sekarang Olivia sedang belajar memasak. Dia harus tau masak, apalagi lusa adalah acara pernikahan nya.

Olivia melihat bumbu dapur di atas meja.
Dia sudah melihat semua bumbu dan kegunaannya dari internet, tapi Olivia masih kesusahan dalam membedakannya.

"Ini kencur kan?" Tanya Olivia sambil mengambil salah satu bumbu.

Ela menepuk dahi nya. Membedakan bumbu saja tidak bisa, apa lagi memasak.

"Itu kunyit sayang, biar mama yang jelaskan kegunaan semua bumbu dapur ini. Nah kita mulai dari kunyit....."

Ela mulai menjelaskan semua kegunaan dan nama bumbu dapur tersebut. Olivia menganggukkan kepalanya mengerti, dia sangat paham sekarang.

"Udah paham?" Tanya Ela sambil meletakkan kembali bumbu dapur di atas meja.

"Udah ma."

"Sekarang belajar masak, kita mulai dari yang mudah dulu."

Olivia memikirkan makanan yang paling mudah dibuat.

"Nasi goreng seafood?" Tanya Olivia sambil menatap mamanya.

Ela menganggukkan kepalanya.

"Ambil bahannya di kulkas sana."

Olivia berjalan kearah kulkas dan mengambil semua bahan yang diperlukan untuk membuat nasi goreng seafood.

"Apa aja yang kamu ambil?" Tanya Ela sambil menatap Olivia yang berjalan kearah meja sambil membawa beberapa bahan di tangannya.

"Cumi, udang, sama telur."

"Cuman itu?" Tanya Ela.

"Iya, itu udah cukup kok."

Olivia mulai mengerjakan semuanya. Dia tidak ingin dibantu sama sekali, dia harus berhasil membuat makanan pertamanya.

Ela hanya memperhatikan anaknya sambil sesekali menjawab pertanyaan Olivia dalam memasak.

1 jam kemudian dia baru selesai dengan masakannya.
Ela mencicipi nasi goreng buatan Olivia.

"Enak."

****

Setelah mengucapkan akad nikah dan bersalamam dengan semua tamu undangan, baik teman sekolah maupun rekan bisnis orang tua mereka. Alvio dan Olivia baru diperbolehkan duduk kembali.
Sepasang pengantin itu terlihat sangat kelelahan, terlihat dari wajah mereka yang tidak lagi seceria tadi.

"Selamat ya bro! Akhirnya lo nikah juga."

Alvio menoleh kedepan, ternyata keempat sahabatnya berada disini.

"Wahh Via cantik banget, anggun banget lo kayak gini." Ucap Deli sambil memperhatikan Olivia.

"Jelas," ucap Alvio sambil menatap Olivia yang dari tadi diam.

"Ribet gue pakai gaun kayak gini! Coba aja boleh pakai kaos sama celana." Ucap Olivia asal sambil mengerucutkan bibirnya.

"Jiwa laki banget." Ucap Rizky sambil mengangkat jempol tangannya.

"Kalian mau minta kado dari gue gak?" Tanya Nada sambil menatap sepasang pengantin di depannya.

"Gak." Jawab Alvio dan Olivia serempak.

"Kado dari lo aneh-aneh, gak ada yang bener."

"Yaudah sih, gue juga gak niat ngasih kalian kado." Ucap Nada dengan santainya.

"Beb kita kapan ya?" Tanya Reza sambil menatap Deli.

"Tunggu kamu mapan ya sayang."

"Jijik gue denger drama kalian!" Ucap Rizky sambil memasang ekspresi ingin muntah diikuti oleh Nada.

"Gue juga jijik."

"Gue juga."

Reza dan Deli hanya bodo amat dan memasang wajah datar, seperti tidak terjadi apa-apa.

"Kita makan aja yuk, kayaknya banyak makanan di bawah. Sayang kalau gak dihabisin," ucap Reza sambil menarik tangan Deli ke bawah.

"Kita juga yuk," Rizky menarik tangan Nada mengikuti Reza dan Deli.

Sementara Alvio dan Olivia saling tatap.

"Kita enggak?" Tanya Olivia.

"Kita disini aja berdua. Dari tadi kita sibuk sampai gak sempet buat melepas rindu." Ucap Alvio sambil tersenyum gaje.

"Melepas rindu apanya? Nanti tiap hari juga ketemu."

"Jangan menjauh ya," ucap Alvio.

"Kalau kamu jauh nanti aku gak bisa hidup."

"Vio lo sakit? Gombal kok receh sih?"

"Gak apa-apa, yang penting kita bahagia."

Olivia mengalihkan pandangannya. Dia menyimpulkan bahwa suaminya sudah gila.
Iya, gila karena dirinya.

***

Assalamualaikum readers!
Maaf ya lama baru up, sekali up pun cuman 700 kata😅
Otak author gak ada buat lanjutin cerita OLIVIA, jadi ya gini😅
Semoga tetep suka ya😊
Voment jangan lupa😉

OLIVIA[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang