Part 39

1.5K 57 6
                                    

Happy reading💕

"Pagi sayang.."

Alvio membuka matanya malas, namun apa yang dilihatnya?
Semuanya gelap, Alvio kaget dan langsung beranjak duduk. Tangannya mulai meraba-raba sekitar dan tepat sasaran, Alvio memegang tangan seseorang yang diyakininya adalah Olivia.

"Kenapa gelap?" Tanya Alvio panik. "Mati lampu atau aku buta?" Lanjutnya lebih panik saat mengucapkan kata terakhir.

"Percuma sekolah tinggi tapi agak bego." Gumam Olivia yang masih didengar oleh Alvio.

"Bahasanya, nanti kualat sama suami sendiri."

"Bodo amat!"

"Ini kenapa gelap?" Tanya Alvio lagi. Olivia berdecak kesal dan langsung membuka ikatan kain hitam yang menutup mata Alvio.

"Happy birthday to you, my husband yang cuek, cool, datar and bego." Olivia mengangkat sebuah kue ulang tahun berbentuk hati dengan berbagai hiasan diatasnya dan lilin yang berangka 19.

Alvio terbungkam, tidak tahu ingin menjawab apa. Dia hanya menggaruk lehernya yang tidak gatal, sepertinya dia terlihat gugup sekarang.
Olivia mengerutkan dahinya, bingung dengan ekspresi yang ditampilkan Alvio. Olivia berpikir, Alvio tidak menyukai surprise darinya.

"Kamu gak suka?" Tanya Olivia sambil menurunkan kuenya kebawah. Alvio langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum manis.

"Happy birthday juga buat kamu, istri aku yang paling bawel dan cerewet."

Olivia tercengang. Dia baru ingat jika hari ini juga ulang tahunnya, dan dia baru sadar tanggal dan bulan lahir mereka sama.

"Jadi aku ulang tahun hari ini?" Tanya Olivia dengan ekspresinya yang terlihat seperti orang linglung. Alvio menganggukkan kepalanya sambil mengusap rambut Olivia.

"Aku punya hadiah buat kamu." Ucap Olivia sambil tersenyum bahagia.

"Apa?"

Olivia mengambil sebuah kado dari saku bajunya. Sebuah kado berbentuk persegi panjang dengan tambahan pita kecil diatasnya. Alvio menerimanya dan langsung membukanya.

Alvio mematung, ekspresinya lebih dari tadi. Entah sekarang dia harus menangis, tertawa, atau jungkir balik saking bahagianya.
Matanya beralih menatap Olivia yang masih mengembangkan senyumnya. Beberapa detik kemudian Alvio langsung memeluk Olivia.

"Beneran kan? Ini bukan mimpi kan?" Tanya Alvio sambil menatap hadiah dari Olivia.

"Ini nyata, kamu gak seneng?" Tanya Olivia yang terdengar kecewa.

"Bahkan aku bahagia sekarang, makasih sayang. Jaga dia baik-baik, selalu jaga kesehatan. Hari ini kita ke dokter."

Alvio melepaskan pelukannya dan menatap manik mata Olivia.

"Kamu bau." Ucap Olivia sambil menutup hidungnya dengan kedua tangannya.

"Kan aku belum mandi. Kamu mau muntah?" Tanya Alvio panik saat mengingat Olivia yang muntah semalam.

Olivia menggelengkan kepalanya sambil menurunkan kedua tangannya.

"Mandi sana, katanya tadi mau ke dokter."

"Mandiin."

Bukk

"Mandi sendiri!"

Olivia berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan Alvio yang terkekeh geli.
Entah apa yang lucu, Olivia berpikir suaminya sudah gila.

                           ***

*Anggap aja ngomongnya pakai bahasa inggris👌*

"Usia kandungannya 2 minggu dan janin nya sehat. Jangan melakukan pekerjaan yang berat, jangan terlalu banyak berpikir." Jelas seorang dokter yang bername tag Zee. *Bukan Zee yang dikartun yaa*

"Baik dok, saya akan menjaganya dengan baik." Ucap Olivia sambil tersenyum. Tentu saja dia sangat bahagia sekarang, dia baru pernah merasakan kebahagiaan.

"Ini resep vitamin, makan teratur ya."

Olivia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dan tangannya mengambil catatan resep vitamin dari dokter itu.
Setelah selesai, Alvio dan Olivia pamit pulang.

"Mau kemana?"

Olivia mengangkat bahunya kemudian mengucapkan kata yang membuat Alvio pusing tujuh keliling memikirkannya.

"Terserah."

Alvio terdiam, otaknya berpikir lambat. Terserah? Dimana tempat terserah di Perancis? Mungkin Alvio harus bertanya pada google.
   Sedetik kemudian Alvio mengeluarkan hp nya dan mulai membuka aplikasi google.

"Oke google, dimana tempat terserah di kota Perancis?"

Olivia berhenti berjalan dan mengangkat alisnya sambil memperhatikan kelakuan suaminya.

"Maaf, saya tidak mengerti."

Alvio kesal sendiri saat mendengar ucapan mbak google.
"Kamu ngapain sih?" Alvio menoleh kearah Olivia yang terlihat bingung.

"Nanya google, tempat terserah dimana. Tadi kata kamu kan terserah." Ucap Alvio dengan ekspresi bodohnya yang membuat Olivia ingin memukul kepalanya.

"Kayaknya kamu beneran bego ya? Sejak kapan sih?"

"Yaudah lah jangan kemana-mana. Pulang aja!" Olivia berjalan mendahului Alvio dengan perasaan kesal. Tentu saja kesal, jangan salahkan Olivia, hanya saja Alvio yang bego tingkat dewa setelah pindah ke Perancis.

"Via mau kemana?" Tanya Alvio setengah berteriak yang membuat orang-orang disekitarnya menatap Alvio aneh.
Mungkin karena Alvio menggunakan bahasa indonesia.

Olivia tidak menghiraukan suaminya, dia sangat kesal tingkat dewi. Dia sangat ingin memukul Alvio, menjambak rambutnya, menendangnya dan bahkan ingin membunuhnya.
Olivia menggelengkan kepalanya saat membayangkan yang terakhir, tentu saja dia tidak ingin membunuh suaminya. Mau jadi apa anaknya nanti jika suaminya sampai mati?

"Via tungguin!"

"Apasih? Bacot!" Teriak Olivia kesal.

Alvio berlari mengejar istrinya. Apa salahnya jika dia bertanya kepada google? Toh Olivia juga tidak memberi kepastian.

"Semoga hari mu menyenangkan."

Alvio berdecak kesal, rasanya dia ingin berteriak kepada google. Saat dia berlari mengejar istrinya, mbak google tiba-tiba berbicara ngawur.

"Menyenangkan apaan?!"

***

Assalamualaikum readers😊
Maaf ya lama update, maaf juga author php-in kalian 😢
Soalnya author sibuk banget, kayaknya sih:v
Kalau ceritanya gaje maklumin aja ya, author juga kadang gaje:v
Jangan lupa voment, oke?😉

OLIVIA[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang