Happy reading☺
Sepasang suami istri beserta seorang gadis berlarian di koridor rumah sakit. Semua orang yang berada dirumah sakit sangat kenal siapa mereka. Banyak yang berbisik saat mereka bertiga lewat. Mata mereka menangkap dua orang laki-laki yang sedang duduk di kursi tunggu depan ruang UGD. Dengan cepat mereka berjalan menghampiri dua orang laki laki tersebut.
"Gimana semuanya bisa terjadi?" Tanya Haris saat sampai di depan Tio dan Alvio.
"Kenapa Via bisa masuk rumah sakit hah?" Tanya Ela sambil menatap tajam Tio dan Alvio.
"Ceritanya panjang," ucap Alvio sambil menundukkan wajahnya.
Tio menghembuskan napasnya dan mulai menceritakan semuanya kepada orang tuanya.
Sedangkan Nada langsung terduduk di kursi sambil memegang dadanya yang terasa sakit. Mungkin seperti itu yang dirasakan Olivia tadi, batinnya.Hening..
Suasana itulah yang sedang dialami mereka saat Tio selesai menceritakan semuanya. Baik Haris maupun Ela, Tio dan Nada mereka merasa bersalah atas kecelakaan yang menimpa Olivia saat ini. Alvio pun sama seperti mereka, dia terus menyalahkan dirinya.Beberapa jam kemudian dokter keluar dari ruangan UGD bersama 2 orang suster di belakangnya.
"Gimana keadaan Via dok?" Tanya Haris sambil berjalan mendekati dokter diikuti oleh Ela.
"Benturan di kepalanya cukup parah dan dapat menyebabkan pasien lupa ingatan sementara.
Mungkin dia bisa lupa kepada orang terdekatnya, tapi itu tidak permanen. Dia bisa kembali ingat asalkan banyak kenangan yang mendukung ingatannya. Kita berdoa saja semoga pasien selamat dan tidak lupa ingatan. Saya permisi," ucap dokter tersebut sambil berjalan diikuti 2 orang suster dibelakangnya.Pintu UGD terbuka, menampilkan 2 orang perawat yang mendorong ranjang Olivia keluar.
"Maaf, pasien akan dipindahkan ke ruang rawatnya." Ucap perawat itu ramah sambil tersenyum.
Alvio berdiri dan memandang wajah pucat Olivia yang terlihat damai. Entah apa yang sedang di mimpikan gadis tersebut sampai membuatnya terlihat sangat tenang. Mereka berjalan mengikuti perawat tersebut yang membawa ranjang Olivia.
Saat sampai di ruangan Olivia, perawat tersebut langsung pamit keluar.
"Kalian pulang gih, besok kalian kan sekolah." Ucap Tio sambil memandang Nada dan Olivia.
"Gue mau jagain Via." Ucap Alvio sambil menggenggam tangan Olivia.
"Vio sebaiknya kamu pulang. Ada kami yang jagain Olivia disini. Besok sepulang sekolah kamu kan masih bisa kesini buat jenguk Olivia. Nanti kalau Via kenapa-kenapa, mama pasti hubungin kamu." Ucap Ela lembut sambil mengusap pelan rambut Alvio.
Alvio menganggukkan kepalanya.
Kemudian dia beranjak berdiri dan berpamitan kepada kedua orang tua Olivia."Yuk, Nad," ucap Alvio sambil berjalan keluar.
"Nada pulang dulu." Ucap Nada sambil berjalan mengikuti Alvio yang sudah jauh di depannya.
Di dalam mobil keadaan hening. Baik Alvio maupun Nada tak ada yang ingin membuka suara. Sampai akhirnya mata Alvio menangkap seorang gadis sedang duduk di tepi jalan dengan pakaian acak-acakan. Alvio memperjelas penglihatannya sambil memberhentikan mobilnya.
"Kenapa berhenti?" Tanya Nada sambil menatap Alvio.
Alvio menghembuskan napasnya perlahan saat melihat gadis itu memeluk pria lain dengan manja.
"Gak apa-apa." Ucap Alvio sambil menginjak gas mobilnya.
"Waktunya lo fokus sama masa depan!"

KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA[Completed]
Roman pour Adolescents|Tahap Revisi| Mohon maaf jika masih ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini baru mulai di revisi. Start {2/10/18} Finish {17/4/19} "Lo suami gue atau es di kulkas? Kenapa sih dingin banget?"-Olivia "Gue gak akan dingin kalau lo ingat semua tentan...