Part 36

1.4K 52 2
                                        

Happy reading😶

Sebulan berlalu...
Seminggu yang lalu Alvio dan Olivia sudah tinggal di rumah baru mereka.
Tentunya dari hasil tabungan Alvio semasa sekolahnya.
Alvio dan Olivia melanjutkan kuliah mereka, dan Alvio kuliah sambil bekerja di perusahaan papanya.

Sepulang kuliah setelah mengantarkan Olivia kerumah, Alvio langsung pergi bekerja di perusahaan papanya.
Selalu seperti itu sejak seminggu pernikahan mereka.

Hari ini Olivia ada kelas tambahan, sedangkan Alvio ada rapat penting bersama papanya di kantor.

"Emangnya gak boleh ya kalau kamu gak ikut?" Tanya Olivia untuk kesekian kalinya.

Dia sebenarnya tidak mengizinkan Alvio untuk ke kantor, dengan alasan takut pulang sendiri.
Tapi faktanya Olivia cemburu pada pekerjaan Alvio yang mengharuskan suaminya meninggalkannya sendirian dirumah sampai larut malam.

"Enggak, rapat kali ini penting." Ucap Alvio sambil memakai helm nya.

Olivia menundukkan wajahnya, mau bagaimana lagi? Sekarang dia yang harus mengalah.

"Oke."

Alvio menghidupkan mesin motornya. Saat melihat perubahan raut wajah Olivia yang terlihat kecewa, Alvio kembali mematikan mesin motornya.
Dia membuka helm nya dan menatap Olivia.

"Kenapa?" Tanya Alvio sambil mengusap pelan rambut Olivia.

"Enggak." Ucap Olivia sambil tersenyum ke arah Alvio.

Alvio menurunkan tangannya dari rambut Olivia. Jika sudah seperti ini dia sangat tau gadis itu sedang kecewa.

"Maaf, aku gak bisa nunggu kamu sampai pulang."

Olivia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Gak apa-apa, aku bisa pulang naik taksi sendiri."

"Hm.." gumam Alvio sambil memakai kembali helm nya.

"Langsung pulang kerumah, jangan main lagi." Ucap Alvio sebelum pergi dari hadapan Olivia.
Setelah itu Alvio langsung berangkat menuju kantor papanya.

Olivia menatap kepergian Alvio dengan sendu. Entah kenapa hari ini dia sangat ingin menghabiskan waktu dengan Alvio.

Olivia berjalan menuju kelasnya.
Dia tidak mempunyai teman sama sekali disini, hanya dia sendirian.

Nada dan Deli kuliah di luar negeri, sedangkan Rizky dan Reza kuliah di tempat yang berbeda.

Olivia masuk ke kelasnya dan duduk di samping perempuan yang tidak diketauhinya.
Hanya itu kursi yang tersisa di kelasnya.

"Hai, kamu Olivia?"

Olivia menoleh kearah perempuan di sampingnya.
Bagaimana dia bisa tau?, batin Olivia.

"Iya, kok kamu tau?" Tanya Olivia.

"Kenalin, nama aku Nindi." Ucapnya sambil tersenyum.

"Jelas lah aku tau, kamu kan anaknya pak Haris dan bu Ela."

"Kamu juga menantu pak Andi sama bu Mia."

Olivia mengerutkan dahinya, gadis disampingnya tau padahal dia tidak pernah bercerita.

"Kamu stalker ya?" Tanya Olivia sambil memicingkan matanya.

Nindi terkekeh kecil saat melihat ekspresi Olivia.

"Kamu lucu, jelaslah aku tau." Ucap Nindi.

"Beritanya kan udah tersebar luas, siapa coba yang gak tau?"

Olivia berpikir sebentar, ada benarnya ucapan Nindi.

"Iya sih," ucap Olivia sambil cengengesan.

Saat Nindi akan membicarakan sesuatu, dosen sudah masuk kekelas mereka.

"Pulang nanti kita ngobrol lagi ya." Bisik Nindi yang membuat Olivia menganggukkan kepalanya.

"Akhirnya dapat temen juga..."

******

Jam menunjukkan pukul 4 sore, dan kelas akhirnya di bubarkan.

Olivia merapikan bukunya dan memasukkannya kedalam tas.
Dia sangat lega karna pelajaran yang membuat otaknya bekerja akhirnya selesai.

"Via sibuk gak?" Tanya Nindi sambil berdiri dari duduknya.

Olivia menggelengkan kepalanya, sepertinya sore ini dia tidak sibuk.

"Kayaknya enggak," ucap Olivia.

"Gimana kalau kita ke cafe langit? Aku denger disana ada menu baru loh, kayaknya enak deh." Ucap Nindi sambil menatap Olivia.

"Boleh, yuk." Ucap Olivia sambil berjalan keluar kelas diikuti Nindi.

Nindi bercerita banyak hal kepada Olivia, hampir semua kisah hidupnya diceritakan kepada Olivia.

Saat sampai di cafe langit pun, mulut Nindi tidak henti-hentinya untuk bercerita.

"Nin pesan dulu, nanti aja lanjut ceritanya." Ucap Olivia sambil mengambil buku menu diatas meja.

Olivia pusing mendengarkan semua cerita Nindi yang tidak berhenti dari tadi. Sepertinya temannya yang ini hobi bercerita pada orang yang baru dikenal.

Setelah memesan makanan Olivia memperhatikan Nindi yang mendadak diam sambil memandang ke layar hp nya.

"Kenapa Nin?" Tanya Olivia.

Nindi menatap Olivia dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu percaya gak kalau aku udah nikah?" Tanya Nindi yang membuat Olivia mengernyitkan dahinya.

"Emangnya udah?"

"Iya, aku udah nikah. Dan sekarang aku lagi hamil." Ucap Nindi sambil menudukkan wajahnya.

"Terus kenapa kamu nangis?" Tanya Olivia heran.

"Suami aku udah meninggal."

Olivia menatap tak percaya pada Nindi. Bagaimana mungkin suaminya meninggal?

"Meninggal?" Ulang Olivia memastikan ucapan Nindi.

"Iya, dia kecelakaan karena nyelamatin anak kecil yang hampir ketabrak mobil. Suami aku bodoh ya? Nolong orang tanpa memikirkan keselamatannya. Padahal saat itu aku pengen ngasih kabar kehamilan ini buat dia."

Nindi tertawa pedih sambil mengelus pelan perutnya yang sedikit besar.

"Kalau aja dia tau, pasti dia gak ngizinin aku kuliah."

"Aku kangen sama suami aku, kalau ada waktu kamu mau gak nemenin aku ke rumah barunya?" Tanya Nindi sambil menatap Olivia.

Olivia menepuk pelan bahu Nindi sambil tersenyum.

"Aku akan selalu nemenin kamu. Tetep kuat ya buat jalanin ini semua, demi anak kamu." Ucap Olivia sambil tersenyum tulus.

Hatinya tersentuh saat mendengar cerita Nindi. Entah bagaimana gadis itu bisa kuat menjalani kehidupan tanpa sosok suami di sampingnya.

"Makasih Via..."

***

Assalamualaikum readers😊
Maaf ya kalau gak nyambung😅
Oh ya author mau bilang sesuatu ke kalian, penasaran???

Author gak lagi up cerita lebih dari 1000 kata. Kenapa?
Karna author juga manusia, otak author terbatas dan kadang juga eror.
Apa lagi author mau menghadapi TO, UJIAN PRAKTEK, UJIAN SEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL.

Author juga mau belajar dan meraih nilai terbaik, doain aja ya semoga author lulus😌😌
Biar author bisa lanjut ke sekolah favorit yang author inginkan dari dulu😍

Semoga kalian bisa ngertiin author ya, makasih sebelumnya😊

Wassalamualaikum😄

OLIVIA[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang