Happy reading💎
6 tahun kemudian..
"Buku udah kamu siapin?" Alvio berjalan mendekati anak pertamanya yang duduk santai di sofa ruang tamu sambil menonton televisi. Alvio berdecak kesal, padahal jam sudah menunjukkan pukul 6.45.
"Udah," jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
"Pakai sepatu kamu. Ini hari pertama kamu sekolah dasar, jangan sampai kamu telat, Langit." Omel Alvio sambil memakai sepatunya.
Langit menurut dan langsung menuju rak sepatu untuk mengambil sepatu sekolahnya yang dibelikan papanya kemarin.
"Langit udah mau berangkat pa?" Alvio menoleh ke belakang dan mendapati anak keduanya yang berdiri di anak tangga dengan Nika, pembantu rumahnya yang sudah berumur 40 tahun.
"Iya sayang. Bentar lagi guru kamu sampai, belajar yang bener." Ucap Alvio sambil berdiri dari duduknya.
"Kenapa Bulan gak satu sekolah aja sama Langit? Kenapa Bulan harus sekolah di rumah?" Tanya Bulan sambil mendekati papanya.
Alvio mengacak rambut putrinya gemas. Tentu Alvio punya alasan kenapa anak keduanya tidak sekolah seperti anak-anak yang lain. Dari kecil dia sakit-sakitan dan tidak bisa terlalu lelah. Pertumbuhannya sangat berbeda dengan Langit. Langit tumbuh dengan sangat baik, bahkan dia tahan dengan penyakit. Tapi tidak dengan Bulan.
"Bulan gak bisa terlalu lelah." Ucap Alvio sambil mencubit pelan pipi Bulan yang tirus.
"Pa, telat!" Teriak Langit sambil menenteng tasnya dan berjalan keluar rumah.
Alvio langsung melirik jam tangannya yang kurang 10 menit akan tepat jam 7.
"Papa berangkat kerja dulu ya. Jagain Bulan ya bi." Alvio berjalan keluar dari rumahnya.
Bulan memandang kepergian papanya dengan sendu. Setelah itu dia berjalan menuju anak tangga dan perlahan menaikinya.
Nika yang mengerti dengan Bulan hanya membiarkan gadis itu menuju kamarnya.Ceklek
"Ma.."
Bulan mendekati sebuah foto yang ada di meja belajarnya. Di usapnya perlahan foto itu dan di ciumnya.
"Kenapa Bulan gak sama seperti Langit? Padahal kami kembar." Ucap Bulan sambil menundukkan wajahnya.
"Bulan, guru kamu udah nunggu di bawah."
"Iya bi, bentar lagi Bulan turun."
Bulan memandang kembali foto Olivia, mamanya. Tersirat banyak kerinduan di matanya.
"Bulan mau ketemu mama.."
***
"Bulan! Langit pulang!" Teriak Langit sambil berlari menaiki tangga dan masuk ke kamarnya yang ada di lantai 2.
"Bulan lagi ngapain?" Tanya Langit saat melihat Bulan duduk di sofa yang ada di balkon kamar mereka.
"Langit udah pulang?" Tanya Bulan dengan polosnya sambil menatap Langit yang berjalan menuju ke arahnya.
"Belum Lan. Langit masih di sekolah." Ucap Langit kesal sambil duduk di samping Bulan.
"Terus ngapain Langit disini?"
"Gak tau."
"Oh."
Hening..
Langit sibuk memakan cemilan yang ada di atas meja. Dan Bulan sibuk memandang ke arah taman bermain yang tidak jauh dari rumahnya."Langit pasti punya banyak teman kan di sekolah?" Tanya Bulan sambil menatap Langit. Langit berhenti mengunyah dan menatap Bulan.
"Gwak."
"Ngomong apa sih?"
"Gak ada, Bulan." Ucap Langit membenarkan ucapannya.
Bulan mengerutkan dahinya.
"Kok gak ada?" Tanya Bulan heran."Langit gak suka. Teman sekelas Langit gak ada yang menarik." Ucap Langit santai sambil melanjutkan ngemilnya.
"Emang berteman harus cari yang menarik ya?"
"Jelas dong. Kalau yang biasa aja kan gak asik."
Bulan hanya menganggukkan kepalanya setelah mendengar ucapan Langit.
"Langit kangen gak sama mama?" Tanya Bulan yang membuat aktivitas Langit kembali terhenti.
"Kangen. Langit pengen ketemu mama," ucap Langit jujur.
"Bulan juga pengen ketemu mama."
"Kalau kangen sama mama di doain, biar mama bahagia punya anak kayak kalian."
Langit dan Bulan menoleh ke belakang dan mendapati papanya yang berjalan menuju ke arah mereka.
"Tumben papa pulangnya jam segini. Biasanya papa pulang jam 7 malam." Ucap Bulan sambil menatap papanya.
"Papa bolos kerja ya?" Tanya Langit sambil menatap curiga papanya.
Alvio terkekeh geli mendengar ucapan putranya.
"Papa ngajarin Langit gak boleh bolos sekolah. Kenapa jadi papa yang bolos kerja?"
"Papa gak bolos kerja. Kerjaan papa di kantor udah selesai, jadi papa pulangnya siang."
"Mau ikut jalan-jalan sama papa?" Tanya Alvio yang membuat kedua anaknya mengangguk antusias.
"Mau!" Jawab Langit dan Bulan penuh semangat.
"Mandi dulu sana."
"Siap!" Langit dan Bulan hormat ke papanya, setelah itu mereka berlari menuju kamar mereka dan langsung bersiap-siap.
Alvio tersenyum menatap tingkah putra dan putrinya. Perlahan senyum itu memudar saat wajah Olivia terlintas di pikirannya.
"Kamu lihat, Via? Anak kita udah tumbuh besar sekarang. Kamu pasti bangga punya anak kayak mereka." Ucap Alvio yang jelas ditujukannya untuk Olivia yang jauh dari raganya.
"Sekarang tahun 2024, tepat 6 tahun aku merawat mereka. Aku bahkan lupa ngucapin ulang tahun ke mereka." Alvio tersenyum miris.
"Meskipun kamu gak disini, tapi aku yakin kamu selalu menjaga Langit dan Bulan dari kejauhan."
"Pa, yuk berangkat!"
Alvio terlonjak kaget saat mendengar teriakan Langit dan Bulan. Alvio mengangguk dan berjalan menghampiri kedua anaknya.
"Hari ini kalian bebas mau main atau makan apa pun. Tapi ingat, jangan terlalu capek." Langit dan Bulan mengangguk antusias.
"Siap papa!"
Alvio tersenyum bahagia. Sungguh, kedua anaknya membuatnya selalu tersenyum dan tertawa. Mereka adalah alasan Alvio bahagia sampai sekarang. Hidupnya bahkan tidak penting dibandingkan kedua anaknya. Langit dan Bulan seperti hati dan jiwanya. Dia akan lemah jika menyangkut kedua anaknya.
"Papa akan selalu menjaga kalian berdua.."
****
Assalamualaikum readers😊
Gak terasa ya cerita Olivia dan Alvio udah selesai😅
Terima kasih karena setia bersama Olivia dan Alvio selama setengah tahun ini, alias 6 bulan😁Author buat season 2 nya yang khusus tentang Langit dan Bulan. Kira-kira ada yang mau baca gak? 🤔
Tapi gak sekarang, setelah author selesai ujian baru di buat😅Author harap kalian tetep mau dukung semua karya saya😊
Ya, meskipun banyak yang gak nyambung dan gak sesuai.
Tapi author akan terus belajar dan berusaha😊Sekian, wassalamualaikum😊
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA[Completed]
Ficção Adolescente|Tahap Revisi| Mohon maaf jika masih ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini baru mulai di revisi. Start {2/10/18} Finish {17/4/19} "Lo suami gue atau es di kulkas? Kenapa sih dingin banget?"-Olivia "Gue gak akan dingin kalau lo ingat semua tentan...