Happy reading☺
"Vio bangun!"
Alvio membuka matanya saat mendengar suara seseorang yang khas baginya. Alvio langsung beranjak duduk saat melihat Olivia yang berdiri di samping ranjangnya sambil melipat tangan di dada.
Alvio mengedarkan pandangannya, sedetik kemudian dia sadar jika saat ini berada di kamar nya."Kamu tidur lama banget, aku udah nungguin kamu dari tadi. Katanya mau ngajak aku jalan hari ini."
Alvio menatap Olivia tak percaya.
Bukankah Olivia lupa ingatan? Lalu kenapa dia menggunakan bahasa aku-kamu?"Kamu kenapa ngelamun?" Tanya Olivia yang membuat Alvio tersadar.
"Lo kenapa pakai bahasa aku-kamu?" Tanya Alvio dingin.
Olivia menurunkan bahunya perlahan dan menghembuskan napasnya.
"Aku pacar kamu Vio." Ucap Olivia yang membuat Alvio mengernyitkan dahinya.
"Bukannya lo lupa ingatan?" Tanya Alvio.
"Lupa ingatan apaan sih? Kamu mimpi aku lupa ingatan?" Tanya Olivia.
Alvio menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Alvio mengacak pelan rambut Olivia.
Jika Olivia tidak lupa ingatan, berarti selama ini hanya mimpi buruk Alvio.
Mungkin hanya mimpi Alvio."Aku kangen kamu." Ucap Alvio sambil mengacak rambut Olivia.
"Baru juga ketemu udah kangen. Jadi jalan gak? Aku udah nungguin kamu dari tadi." Ucap Olivia dengan wajah kesal nya.
Alvio turun dari ranjang nya dan meraih tangan Olivia.
"Yuk." Ucap Alvio sambil berjalan diikuti oleh Olivia.
Alvio tidak menghilangkan senyum di bibirnya sama sekali.
Dia sangat bahagia saat ini, semua ketakutan dan kebencian hilang dari dirinya dan tergantikan dengan kebahagiaan.
Beribu syukur di ucapkan nya dalam hati karena dia berpikir yang dulu dialaminya adalah mimpi."Kamu tau gak mimpi aku apa?" Tanya Alvio sambil menyetir mobil.
Olivia menoleh pada Alvio sambil menggelengkan kepalanya.
"Kamu kan gak cerita," ucap Olivia.
Alvio menarik napasnya dalam dan menghembuskan nya secara perlahan.
"Aku mimpi kamu lupa ingatan dan kamu lupain aku."
Olivia tertawa mendengar ucapan Alvio yang terdengar menggelikan di telinganya.
"Kenapa kamu ketawa? Padahal aku lagi serius," ucap Alvio kesal.
Bagaimana tidak kesal? Dia sudah mencoba serius dengan ucapan nya, tapi Olivia hanya tertawa menanggapinya.
"Terus apa yang kamu lakuin?" Tanya Olivia sambil merubah raut wajahnya menjadi normal.
"Aku berubah jadi dingin dan cuek. Aku bahkan benci kalau setiap kali ketemu kamu, karena kamu selalu manggil aku manusia es. Kepribadian kamu juga berubah, bukan lagi Olivia seperti biasanya."
"Kenapa kamu berubah?"
"Eh?"
Alvio mengernyitkan dahinya saat mendengar pertanyaan Olivia.
Apa salah jika dia berubah? Bukankah itu hal yang wajar?"Kenapa kamu gak coba buat ngembaliin ingatan aku?
Dengan kamu berubah, itu juga buat kepribadian aku perlahan berubah. Apa kamu gak sadar itu?" Tanya Olivia."Tapi kamu gak mungkin ingat."
"Vio, gak ada yang gak mungkin di dunia. Kamu sayang sama aku kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA[Completed]
Teen Fiction|Tahap Revisi| Mohon maaf jika masih ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini baru mulai di revisi. Start {2/10/18} Finish {17/4/19} "Lo suami gue atau es di kulkas? Kenapa sih dingin banget?"-Olivia "Gue gak akan dingin kalau lo ingat semua tentan...