Part 32 (penjelasan)

932 26 0
                                    


disepanjang jalan menuju mansion, kaka sangat khawatir dengan kondisi audy.

"brengsek si alvin...... nyesel gua bawa audy balik ke indo.... shit....." teriak kaka frustasi sambil memukul stir mobil keras.

sesampainya di mansion, dia menggendong audy ala bridal stye.

"kak,,,, audy kenapa?" panik ravindra saat membuka pintu malah mendapatkan pemandangan tak enak.

"nanti gua jelasin, lo sekarang panggil rafa suruh temennya ke rumah.cepet!" bentak kaka yg langsung dituruti ravindra.

kaka menaiki lantai 2 dan masuk ke ruang khusus. ya, ruang tsb seperti layaknya ruangan icu di RS, itu memang mereka siapkan jika terjadi hal yg tidak diinginkan seperti sekarng ini.

kaka meletakkan audy di ranjang dengan sangat hati2 kmudian menarik selimut hingga menutupi hingga pinggang audy. kini dia duduk di samping kanan audy sambil menggenggam tangan audy.

dingin, yups hanya itu yg bisa dirasakan kaka saat ini. tangan audy sangat dingin. "sayang, sabar ya. aldo bakal dateng secepatnya" tangis kaka disela2 ucapannya yg sangat mengkhawatirkan adiknya itu.

brak...... terdengan suara pintu dibuka dengan amat keras, dan muncullan ravindra dan rafa masuk ke ruangan tsb. ravindra langsung berhambur ke dekat audy, membelai pipinya dan berkata "honey, kamu kenapa? kita mau kasih kejutan lho buat kamu, kenapa malah kamu yg buat kami terkejut gini" lirih ravindra

"kenapa audy bisa seperti ini kaka?" tanya rafa tajam

kaka masih enggan menjawab pertanyaan kakaknya itu. dia takut amarah rafa akan memuncak dan semakin menambah panas situasi saat ini. rafa yg mulai kehabisan kesabaran karena kaka tak menjawab pun kini meraih lengan kaka agar menjauhi audy. ditarik kaka keluar ruangan tsb dan dihempaskannya ke tembok. kaka yg mengenal kakaknya itu hanya diam dengan perlakuan kakaknya itu.

rafi marah, kini ia menunjuk kaka sambil berkata "kenapa lo ga jawab gua? audy kenapa gini? lo tau sendiri kan, kalau audy ga boleh memaksakan mengingat sesuatu ka"

"alvin, pasti alvin kan...." tebak rafa menatap kaka yg seketika menatap mata rafa. rafa tersenyum miring dan berkata "cih,,, lo bela tu orang yg buat audy sakit untuk kesekian kalinya ka. gua udah turuti mau lo buat bawa audy balik kesini. tapi apa? lo liat sekarang, liat pake mata lo apa yg dilakuin alvin ke audy lagi ka"

"kak udah stop, audy lagi gini kenapa sih kalian malah berantem." lerai ravindra yg baru saja keluar dari ruangan audy karena dokter aldo sudah datang dan sedang menangani audy.

prang.........argh....... rafa menyapu vas yg ada diatas nakas hingga kini pecah tak beraturan. kini dia terduduk lemas bersandar di tembok berharap audy ga kenapa2.

"ini bukan salah alvin maupun kak kaka, tapi salah gua. kenapa gua pergi ke paris ninggalin audy, andai saja gua ga pergi audy ga bakal gini" sesal ravindra.

ida sisil datang dan melihat ketiga kakak sahabatnya dalam keadaan kacau pun panik.

"kak audy gapapa kan?" tanya sisil khawatir namun tak ada satupun yg menjawab.

"kak... jawab dong, kita khawatir sama audy" tanya ida namun masih tak mendapatkan jawaban yg berarti.

ceklek..... pintu ruangan tsb terbuka dan nampaklah aldo keluar.

rafa, kaka dan ravindra segera menghambur ke arah aldo dan bertanya keadaan audy.

"oke audy syok, mungkin dia beberapa hari ini ga bakal sadar. dan tolong jangan paksakan dia mengingat apapun itu. biarkan ingatan itu datang sendiri, tapi jangan paksakan dia untuk lebih mengingatnya jika kalian tidak ingin hal ini terjadi lagi"

She is everything (Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang