Part 39 (Don't leave we)

942 29 0
                                    

"audy..................." teriak rafa disela tangisnya yg membuat albert, danish, kaka dan alvin semakin menangis.

alvin menggenggam tangan audy dan berkata "jangan pergi sayang.... please.... kamu kuat....aku tau kamu kuat"

sesampainya di rs rafa langsung membawa audy ke ruang UGD, namun naas ruang tsb penuh.

"sial....." umpat rafa yg masih menggendong audy. tanpa pikir panjang rafa membawa audy ke ruang ICU, dan  berteriak ke salah satu suster yg jaga "panggil dokter aldo cepat"

albert, danish, kaka dan alvin menunggu di depan ruang ICU dengan sabar.

"maaf dok, dokter aldo sedang operasi. mungkin 30 menit baru selesai." jawab suster itu takut2. amarah rafa semakin memuncak, akhirnya dia menarik nafas panjang kmudian menghempaskannya dan memberanikan dirinya untuk menangani audy sendiri. karena jika audy menunggu lebih lama lagi bisa dipastikan nyawanya tak akan tertolong.

"siapkan semua alat2nya, saya akan menanganinya sendiri" suruh rafa yg kmudian dituruti oleh suster tsb.

rafa menggenggam tangan audy dan berkata "kuatkan kakak sayang, kakak akan lakukan yg terbaik asal kamu bertahan"

kini rafa dan beberapa suster dan seorang dokter sedang menangani audy, dan mereka yg menunggu didepan ruangan tsb menanti dengan cemas.

"kak, audy gimana?" tanya ravindra yg datang bersama alvaro dan jack

"dia di dalam ditangani rafa." jawab kaka

ravindra terduduk lemas bersandar dinginnya tembok dan berkata "dia ingat semuanya kak. dia menganggap kita jahat. kita jahat karena berbohong padanya, ravi ga kuat lia seperti itu. dia kesakitan kak" ravindra membenturkan kepala belakangnya ke tembok dengan asal dan dihentikan kaka.

"hei,,, apa maksudmu?" tanyanya yg kmudian ravindra memeluk kaka dan berkata "si brengsek itu mengatakan semua masa lalu audy kak. dia kesakitan tadi, brengsek itu dia membakar tempat itu juga"

"ssttttt rav, tenang. audy kini udah ada didalam ditangani rafa. jadi kamu tenang ya, kita berdoa agar dia baik2 aja" tangis kaka yg masih memeluk ravindra.

"sebaiknya lo obati dulu luka di tangan lo vin" ucap danish ke alvin yg segera ditolak oleh alvin dengan gelengan kepala.

2 jam berlalu dan akhirnya rafa keluar ruangan dengan wajah yg sulit diartikan.

dia akan ambuk namun dengan cepat albert menopang tubuh rafa dan membawanya ke kursi.

"gimana audy raf?" tanya albert yg masih tak dijawab oleh rafa

ravindra jongkok di depan rafa dan menggoyang2kan badan rafa lalu bertanya "gimana audy kak...jangan diem....jawab...."

"dia kritis, asap yg dihirup terlalu banyak. selain itu dia juga sepertinya memaksakan ingatannya kembali itu yg membuat dia smakin lemah." jawab rafa dengan air mata yg setia mengalir

brukkk...... alvin dan ravindra terduduk mendengar keadaan audy.

"jika dalam waktu 24jam dia tak membaik maka dia dinyatakan tiada" lanjut rafa yg membuat semuanya terkejut.

seakan adn batu besar yg meremukkan jantung mereka detik itu juga.

mereka melangkah gontai memasuki ruang tsb.

ravindra duduk di kanan audy menggenggam tangan audy, menangis dan berkata "honey, maaf....maaf kakak belum bisa jagain kamu. tapi kamu jangan marah gini ya. kasih kakak kesempatan lagi. bangun sayang....kamu kuat"

"dyfa mau ke pantai kak"

"dyfa suka deh main hujan gini"

"kapan kak ravi punya pacar sih?"

She is everything (Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang