part 38 (akhir semuanya)

915 26 0
                                    

oh ya ini trailer cerita ini ya. jangan lupa ditonton


"sayang.....hei....kakak disini, jangan nangis ya" teriak ravindra

ravindra pov

hanya suara tangisan yg terdengar dari ruangan ini. aku berusaha mendobrak nmaun sia2 tenagaku tak bisa membuka pintu besi ini apalagi dengan rantai dan gembok ini.

"sial peluru gua abis.... shit....." gumam ravindra yg akan menembak gembok tsb

"sayang dyfa, kamu gapap kan? sayang jawab kakak" teriakku khawatir

"hiks.... kak ravi" lirihnya

"iya sayang ini kakak.... kamu tenang ya kakak lagi berusaha buka ini" pinta ravindra yg berulang kali mendobrak pintu tsb.

tangannya kini berlumuran darah karena sedari tadi berusaha menarik rantai dan mendobrak pintu tsb.

"sial ga guna," gerutu ravindra yg kmudian mengetik ponsel agar kakaknya atau alvin dkk cepat dtang membawa pistol atau apapun yg bisa digunakan untuk membuka paksa gembok ini.

"kak.... aw.... kenapa selama ini kalian bohongin dyfa? hiks.... kalian jahat ke dyfa...." tangis audy

ravindra yg mendengar tangisan audy kmudian terduduk bersandar di pintu sambil menangis.

"sayang, jangan percaya apa yg diomongin bram ya. ga ada yg kita bohongin ke kamu sayang. kamu jangan mikir macem2 ya, kita omongin itu nanti."

"hiks....kenapa tega banget kalian bohongin audy. alvin ga sayang sama audy, kita bahkan udah putus sebelumnya" tangis audy pecah

"sstttt dyfa jangan nangis, stop sayang itu ga bener." ucap ravindra menenangkan audy

"stop panggil gua dyfa, gua audy bukan dyfa. audy...." teriak audy sambil menangis tersedu2.

sakit mendengar dia menangis seprti itu, apalagi dia mengatakan hal2 dimasa lalunya. apa yg sebenarnya bram katakan ke audyku.

aku menangis bersandar dan tetap berusaha menenangkan audy agar sedikit tenang, namun semua nihil.

pov end


"ga ada yg sayang sama gua, alvin mutusin gua demi cewe lain, kak dion bahkan yg coba bunuh gua. kenapa gua ga mati aja dari dulu, kenapa gua harus hidup dengan rasa sakit ini? kenapa? kenapa semuanya bersikap sok peduli padahal nyatanya ga" tangis audy pilu

"sayang,,,, cukup kita sayang sama kamu. udah sayang jangan bilang gitu lagi. kak ravi ikhlas tukar nyawa kakak demi kamu sayang. cukup, jangan mikirin hal aneh2 lagi" tangis ravindra juga

"aw......." audy memekin kesakitan saat kepalanya merasakan pusing luar biasa

ravindra panik dan berdiri kmudian mendobrak pintu itu lagi. namun nihil dia masih belum berhasil.

"sayang kamu kenapa?" teriak ravindra

pandangan audy mulai kabur dan nafasnya mulai sesak karena api didalam ruangan tersebut mulai membesar.

"kak ravi, maaf kalau selama ini audy ada salah, maaf kalau selama ini audy ngerepotin kalian. audy sayang kalian" lirih audy yg masih didengar ravindra

ravindra menggeleng dan berkata "ga sayang, kamu ga ngrepotin kita. kamu harus bertahan ya."

"audy ga kuat ka, maaf" lirih audy yg kini tak sadarkan diri.

"hei dy,, kamu kenapa? sayang...." teriak ravindra namun tak ada jawaban dari audy

"sayang, jangan buat kakak khawatir..... maaf....maaf...maafin kakak yg belum bisa jagain kamu." tangis ravindra sambil menggedor2 pintu tsb berharap audy menjawabnya.

"kakak sayang kamu dy, kamu jangan tinggalin kakak... jangan buat kakak menyesal seumur hidup kakak karena gagal menjadi kakak untukmu sayang" lanjutnya

"dy jawab kakak" bentak ravindra yg masih tak dijawab oleh audy.

mata ravindra kini melihat asap keluar dari celah pintu tsb semakin panik

"asap....audy sayang jawab sayang" teriak ravindra yg kini merasakan sesak bernafas dan kini telah kehilangan kesadaran didepan pintu tsb.

"ravindra....."pekik alvin yg datang bersama jack dan alvaro langsung menghampiri ravindra.

"lo berdua bawa ravindra ke rs cepet" perintah alvin yg kmudian dituruti oleh jack dan alvaro yg segera membawa ravindra pergi dari sana.

dorrr.....dorr..... cukup 2 tembakan untuk membuka gembok tsb. dengan cepat alvin membuka pintu tsb dan alangkah kaget karena audy dengan luka ditubuhnya kini tergeletak tak berdaya.

"sayang...bangun sayang ini aku alvin." ucap alvin yg memangku audy. tak mendapatkan respon positif dari audy, alvin kmudian menggendong audy ala bridal style keluar dari ruangan tsb. namun sesaat sebelum dia menggendong audy, ada kayu terbakar yg akan menimpanya dan audy.dengan segera alvin menampik kayu tsb dengan tangannya hingga tangan kanannya kini terkena luka bakar.

seakan tak menghiraukan lukanya, dia segera membawa audy keluar dari tempat itu. sesampainya didepan gedung dia bertemu albert, rafa, danish dan kaka.

"audy....."pekik mereka yg berhamburan menghampiri alvin

"untung kalian dateng, cepet kita ke rs. tadi jack dan alvaro udah bawa  ravindra ke rs terlebih dahulu" ucap alvin yg diiyakan kakak2 audy.

albert segera memasuki mobilnya di kursi kemudi, danish di sebelah kiri albert. kaka di kursi paling belakang. ditengah ada alvin, audy dan rafa.

tanpa aba-aba albert mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh tanpa memperdulikan umpatan orang2 yg hampir tertabrak olehnya.

rafa mengecek denyut nadi audy dan berkata "cepet, detak jantungnya semakin melemah"

rafa, albert, danish, kaka dan alvin menangis dalam diam melihat kondisi audy kini.

luka diujung bibirnya dengan darah yg mengering, lebam di kedua pipinya, luka dikeningnya, memar di pergelangan kakinya, perban ditelapak kakinya, dan masih banyak lagi.

"maafin kita honey, kita lama nemuin kamu. kita gagal jadi kakak untukmu" tangis rafa memeluk tubuh ringkih audy

"kak....." lirih audy yg mulai tersadar

rafa melepas pelukan dan menatap audy "kamu sadar sayang, syukurlah kita khawatir sama kamu sayang. kamu tenang ya, kamu udah aman"

"audy boleh lihat cincin tunangan kalian?" lirih audy pelan. semuanya menangis mendengar suara audy yg seakan semakin melemah itu. dan albert menunjukkan tangan kirinya ke audy tanpa melihat audy karena dia mengendarai mobil tsb, diikuti danish, kaka dan terakhir rafa.

audy tersenyum tipis kmudian berkata "selamat ya kak... maaf" audy kehilangan kesadarannya lagi yg membuat rafa memeluk tubuh adiknya itu semakin erat.

"jangan pergi sayang, jangan tinggalin kita. tega kamu kasih kita kebahagiaan bersamaan dengan kepedihan tanpa akhir seperti ini" tangis rafa.

"audy bangun......" rafa menggerak2kan tangan audy agar bangun.

"audy............" teriak rafa disela tangisnya yg membuat albert, danish, kaka dan alvin semakin menangis.


nah audy selamet tuh

She is everything (Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang