Part 36 (kacau)

795 30 0
                                    

"jadi audy kena luka tembak juga?" lirih ravindra.

pandangan ravindra meremang, dan kini dia merasakan sakit dipunggungnya.

brukkkk...... ravindra tak sadarkan diri dan membuat semuanya panik.


1 minggu telah berlalu, dan hingga kini keberadaan audy masih tak diketahui dengan jelas. beberapa kali mereka mendapatkan info keberadaan audy namun saat mereka datang audy telah dibawa bram lagi.

kondisi ravindra masih dibilang belum sembuh sepenuhnya. namun dia tetap keras kepala untuk ikut dalam pencarian audy.

*****

"kenapa lo sembuhin gua kalau lo bakal bunuh gua!"  bentak audy yg ditatap bram dengan tatapan tajam.

"gua suka bikin lo menderita gini, oke setelah ini kita pergi lagi. awas lo macem2 sama gua." bentak bram yg kmudian menutup pintu ruangan tempat audy di sekap.

"siapkan pesawat pribadi saya untuk ke bali"

".........."

"iya siang ini, sebentar lagi saya ke bandara"


"bali? kenapa dia bawa gua kesana? apa kakak udah bisa lacak dia makanya dia selalu ganti2 tempat. tapi ini kenapa ke luar jawa?" gusar audy setelah mendengar ucapan bram tadi.

"kak ravindra tolongin dyfa. dia jahat kak." lirih audy menangis.

*****

"audy......" teriak ravindra yg terbangun dari tidurnya.

"lo kenapa rav?" tanya rafa khawatir melihat ravindra yg baru saja tertidur kini bangun dengan wajah pucat dan peluh yg membanjiri wajahnya.

"kak, perasaan ravindra gak enak. apa ada kabar dari audy?" tanya ravindra dengan nafas tersengal2. rafa menggelengkan kepalanya dan menghampiri adiknya itu.

"kak kita harus temuin audy secepetnya. ravindra ga bisa jauh2 dari audy kak." tangis ravindra dipelukan rafa.

"kita bakal temuin audy secepatnya ya. kak albert juga udah kerahin semuanya secara maksimal." ucap rafa menenangkan ravindra

*****

"lo mau bawa gua kemana sih bram, lepasin gua" berontak audy saat ditarik paksa keluar dari ruangannya.

"prang..... suara vas yg terjatuh akibat tangan audy yg tak sengaja menyenggolnya.

"aw......" pekik audy saat kakinya yg tak memakai alas kini menginjak pecahan vas tsb. namun bram tak perduli dengan semua itu. dia terus memaksa audy agar mengikutinya disertai beberapa bodyguard terpercaya bram.

mereka memasuki mobil, dan kini audy mencabut pecahan vas yg menancap di telapak kakinya. dia meringis menahan sakit, namun berusaha tak menangis di depan bram.

matanya mengedar saat ia sampai di bandara. segera bram menarik tangan audy mengikutinya, dan tak lupa pistol diarahkan ke perutnya. alhasil audy menuruti perintah bram.

"bram kaki gua sakit, seenggaknya obatin dulu kek. gua gak bisa jalan" marah audy yg menahan sakit dan kini terlihat jejak darah yg ditinggalkan oleh langkah audy disepanjang lantai bandara.

"brisik lo" bentak bram lagi

"gua harus cari cara supaya bisa memperlanbat dia" batin audy

brukkkkk..... audy terjatuh dan keningnya membentur ujung kursi tunggu, darah pun mengalir dari keningnya.

"bram gua ga kuat." lirih audy dengan wajah pucatnya.

"shit..... kau salah satu cepat panggil pihak kesehatan di bandara. suruh kesini buat obatin dia" perintah bram ke salah satu bodyguard tsb.

She is everything (Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang