part 56 (kenyataan)

695 21 0
                                    

Kini daniel, albert, rafa, danish, kaka dan alvin berada di ruang icu.

Keadaan audy masih terus menurun, kinerja organ di tubuhnya smakin melemah.

"Do, kenapa audy?" lirih albert
"Sorry bert, gua udah berusaha semaksimal mungkin. Kita bisa atasi pendarahan di otak kecilnya tapi entah kenapa seolah2 audy sendiri yg enggan bangun." jawab aldo menjelaskan kondisi audy.

"Apa ga ada yg bisa kita lakukan do?" tanya daniel

"Semua tergantung audy sendiri om. Yg bisa kita lakuin cuma berusaha membuat dia semangat untuk bangun" jawab aldo.

"Shit.... Ravindra.... " umpat rafa
"Mungkin ravindra bisa membantu kita agar audy sadar." nasehat aldo yg dijawab gelengan oleh danish.

"Ga, dia bahkan ga peduli sama audy." jawab danish ketus
"Kalian jangan egois. Kita harus coba semuanya. Karena jika kondisi audy terus menurin ga lepas kemungkinan kita akan kehilangan dia" jawab aldo yg membuat semuanya kaget.

Setelah mengatakan hal tsb aldo pergi meninggalkan mereka.

"Albert, kaka cepat hubungi ravindra. Benar kata aldo, kita harus gunakan semua cara" suruh daniel yg segera dilakukan oleh kedua anknya itu.

"Sayang, bangun. Kamu udah janji sama aku ga bakal pergi. Aku ga bisa hidup tanpamu sayang. Bangun" tangis alvin yg kini menggenggam tangan kanan audy erat.

"Dek, bangun sayang. Kakak janji kalau kamu bangun, semua permintaanmu bakal kakak turuti sayang. Ayo bangun. Hiks" rafa pun tak kuasa menahan tangisnya yg menggenggam tangan kiri audy.

"Sayang, aku janji bakal percepat pernikahan kita kalau kamu bangun. Ayo sayang bangun,,, please.... Kalau kamu tega ninggalin aku aku bakal susul kamu." lirih alvin

"Iya sayang papi bakal percepat pernikahan kalian kalau kamu bangun. Tapi Jangan tinggalin papi nak jangan lagi" sedih daniel melihat kondisi anaknya yg smakin menurun tersebut.

2 hari berlalu dengan cepat, kondisi audy masih ga ada peningkatan dan smakin menurun. Hingga kini banyak sekali alat penunjang kehidupan ditubuh audy karena sebagian organnya smakin melemah.

Jarum jam menunjukkan pukul 8 malam di indonesia.

"Dok, tolong" teriak ravindra menggendong wanita yg kondisinya bisa dibilang agak buruk.

Wanita tsb pun segera ditangani oleh dokter.
Ravindra gusar di depan ugd. Dia merasakan tubuhnya melemah namun dia tak memperdulikan hal tsb, dia menganggap itu efek kelelahan.

Ceklek.....
"Gimana keadaannya dok?" tanya ravindra saat dokter keluar dr ruang ugd.
"Tenang tuan ravindra. Tunangan anda baik2 saja. Dia cuma dehidrasi dan kurang nutrisi. Mungkin beberapa hari ini dia sedikit minum dan makan. Tapi kondisinya baik2 saja. Setelah ini kita pindahkan ke ruang rawat" jawab dokter tersebut.

"Thanks dok" jawab ravindra lega
"Sama2 tuan, oh ya gimana adik anda? Setelah operasinya kita semua ga ada yg tau perkembangan tentang dia." tanya dokter tsb yg membuat ravindra seakan mati ditempat.

"Audy?" tanya ravindra
"Iya tuan, yasudah kalau gitu tuan. Saya kembali kerja lagi, sayang ga mau ikut campur urusan keluarga tuan" pamit dokter tersebut meninggalkan ravindra yg masih kaget.

Ravindra mengambil ponselnya dan menelfon seseorang "jaga agnes baik2 sampai saya datang. Saya ada urusan"

Setelah itu ravindra menuju ruang rafa, namun tak menemukan apa yg dicari. Dia kemudian menuju rumahnya dengan kecepatan tinggi, tak peduli dengan keselamatannya sendiri.
"Shit.... Kenapa gua lupa audy akan dioperasi. Bego.... Bego... Bego" umpat ravindra di mobilnya.

She is everything (Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang