HP-1

1.2K 64 41
                                    

2nd update.

Go follow, vote and comment!

Sorry typo

Selamat membaca!

⚫⚫⚫

Milan, Italia.

"TIDAAAAAAK!!!"

Hah hah hah

Seorang perempuan terbangun dengan napas terengah-engah, cairan bening mengalir di pipi mulusnya, ia pun mengusap cairan itu, kemudian menatapnya.

Lagi? Batinnya lirih.

8.25

"Shit!" gerutunya setelah sepintas ia melihat jam digital yang berada di dekatnya.

Perempuan itu pun beranjak dari tempat tidurnya dengan tergesa-gesa masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan ritual seperti biasa. Tidak lama ia telah siap dengan setelan seadanya, kemudian ia mengikat rambutnya yang indah dengan asal, tak lupa ia merapikan pakaian sederhananya yang begitu pas melekat pada tubuhnya, sesekali ia memeriksa barang bawaannya, takut-takut ada yang tertinggal.

Setelah dirasanya cukup, perempuan itu pun melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari rumah yang terlihat sederhana. Tidak begitu besar dan tidak begitu kecil. Sangat layak dan nyaman untuk dihuni.

Drrtt drrtt drrtt

Dengan ogah-ogahan perempuan itu mengangkat telponnya yang terus berdering.

"LARA ALSHEA WATSON?! KAMU DI MANA, HAH?!" terdengar teriakan dari seberang sana. Perempuan yang disebut namanya itu lantas menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Aku baru saja keluar dari rumah," jawab Lara. Ia tetap melanjutkan langkahnya lebar-lebar.

"Kamu lupa sekarang ada jadwal kuliah pagi?!" tanya sang penelpon dengan ketus. Lara hanya meringis mendengarnya.

"Ish, ingat, hanya sa--"

"Pokoknya kamu harus cepat ke kampus!" potongnya cepat lalu memutuskan panggilan sepihak.

Argh, sial! Kenapa bisa telat bangun. Bad day. Batin Lara dengan frustasi.

Lara Alshea Watson, 19 tahun, memiliki warna rambut chocolate serta warna mata hazel yang sangat indah, sehingga bisa menghipnotis siapa saja yang menatapnya. Ia merupakan seorang perempuan yang kuat. Lemah lembut? No, dia terkadang bisa menjadi pribadi yang ketus, pembawaannya juga terkadang dingin kepada orang lain yang menurutnya layak untuk diperlakukan seperti itu, terkesan tidak peduli juga, maybe. Tetapi semua itu bisa ia tutupi dengan sikap ramah yang sebenarnya terkesan palsu. Cantik? Tentu, tapi dia tidak menunjukkannya. Mengenai hidupnya, kini ia tinggal sebatang kara. Menjadi sosok yang mandiri sudah melekat di jiwanya. Ya, itulah sedikit gambaran tentang Lara.

Di pagi yang menurut Lara sial ini tampak ramai, orang-orang berlalu-lalang sekedar untuk bersantai menikmati udara segar, ada pula yang sedang beraktivitas dengan kerjaannya, juga jalanan sudah dipadati kendaraan yang hilir-mudik setiap saat. Seperti itu lah suguhan yang ia dapati ditiap harinya.

Lega. Batinnya seraya mengusap dada.

Untunglah Lara telah sampai di kampus dengan tidak membutuhkan waktu lama. Hanya 15 menit jika menggunakan bus.

Terlihatlah dua teman, ah sahabat lebih tepatnya, berada tak jauh dari Lara. Keduanya tampak tak sabaran menunggu Lara. Tanpa pikir panjang ia menghampiri mereka.

Hundo P (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang