Bagaimana malam minggu kalian? Ada kemajuan?:(
Nonton on the spot ada yang ngamen.
Cuakep!
Jangan lupa vote dan komen!Sorry typo. Skuy!
⚫⚫⚫
Aaron menurunkan Lara ketika mereka sudah memasuki kamar milik Aaron. Pintu itu terkunci otomatis, hanya Aaron yang bisa membukanya, tentunya hal itu yang membuat Lara tidak bisa kabur dari Aaron.
Lara berlari ke sudut ruangan luas itu, ia tidak ingin berdekatan dengan pria yang sudah ia cintai tapi pada akhirnya mengkhianatinya.
Terbesit kenangan yang baru saja kemarin mereka lalui bersama di malam hangat saat itu. Semua perlakuan Aaron membuat Lara yakin akan hatinya untuk pria diam-diam menghanyutkan itu. Tetapi, semua kenangan manis itu sirna setelah kejadian yang tak terduga hari ini.
Hatinya dihantam beribu-ribu luka. Sungguh sangat menyakitkan melebihi apapun. Ia tidak tahu perasaannya saat ini, haruskah ia tetap mencinta atau mulai membenci kepada sosok yang selalu memenuhi pikirannya.
Pria itu dengan langkah tegapnya mendekati Lara yang terus memundurkan kaki jenjangnya.
"Katakan dengan mulut manismu, apa yang ingin aku lakukan padamu?"
Lara menggeleng seraya menggigit bibir bawahnya kencang. Ia takut dengan situasi ini. Ia takut pada Aaron yang sekarang ini terlihat menguarkan aura intimidasi.
"Katakan seperti apa yang tadi kamu inginkan."
"A-aron ..." Lara tergagap. Ia sangat takut. Tangannya sudah memilin bagian bawah bajunya. Tubuhnya gemetar.
"Katakan," Aaron menggeram tertahan.
"Bu-bunuh a-aku ..." jawab Lara tidak berani menatap mata yang membuatnya selalu tenggelam.
"Baiklah."
Lara melotot tak percaya dengan perkataan Aaron.
"Kenapa, hm? Bukankah itu yang kamu inginkan? Kamu takut?"
Lara menangis dibuatnya. Ia tak tahan, Aaron memojokkan dirinya.
"Dengan cara apa aku harus membunuhmu, hm?"
"Aaron," lirih Lara seraya menggeleng kencang. Kini ia benar-benar takut.
"Katakan, Ara."
Suara dalam penuh penekanan dari Aaron terdengar mengerikan bagi Lara.
"Ja-jangan," gumam Lara lirih, air matanya terus keluar.
"Look at me, Ara."
Lara perlahan mendongakkan kepalanya dan menatap Aaron dengan sendu.
"Jika aku ingin membunuhmu, aku bisa melakukannya ..." ujarnya memberi jeda, "saat aku membawamu, pada saat itu juga aku bisa dengan mudah melenyapkanmu."
Lara menggeleng perlahan.
"Tapi apa yang kamu dapat Ara? Aku membiarkanmu hidup."
Lara mengangguk cepat.
"Karena bukan itu tujuanku."
"Apa?"
Aaron menyentuh wajah Lara lembut.
"Turunlah kita akan membicarakannya."
Lara menggeleng cepat, "Aku tidak ingin bertemu dengan pembunuh itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hundo P (On Going)
General FictionSatu hari kelam mengubah segalanya. Rentetan peristiwa menuntun terungkapnya rahasia dan jati diri. ⚫⚫⚫ [Sneak Peek] "Who the hell are you?" "Kau harus mengenalku terlebih dahulu." "Cih, apa yang kau inginkan?" "Aku ingin kau." ... "Tubuhmu." ... "M...