HP-26

242 10 2
                                    

Welkambek to barbarthor!

Ayolah gak ada susahnya buat kasih bintang dan ocehan kalian di sini. Jangan lupa juga follow aku!

Sorry typo, revisi setelah cerita selesai.

Selamat membaca!

⚫⚫⚫

"Mom, sweet Angel, sedang apa kalian?"

"Apakah itu salah satu cara untuk menyambut keluargamu, Aaron?" timpal Aleyda dengan menatap tajam anak tampannya itu.

Dengan menghembuskan napasnya pelan, Aaron melangkah mendekati mereka. Lalu ia memeluk dan mencium kening sang ibu dengan sayang. Tak ketinggalan adiknya pun ia perlakukan serupa. Lara terkejut ternyata Aaron bisa semanis itu. Sungguh hatinya menghangat dan berandai bahwa ia juga dapat diperlakukan seperti itu, namun ia buang jauh-jauh pikiran tidak jelasnya.

"Kamu terlihat lelah, Sayang," ucap Aleyda sarat khawatir seraya mengusap wajah Aaron.

"I'm fine."

"Jangan terlalu berlebihan dalam bekerja, kamu butuh istirahat," tukas Aleyda yang ditanggapi anggukkan kepala dari Aaron.

"Do you miss me?" tanya Angel dengan pelukan yang masih melekat di tubuh Aaron. Keduanya memang dekat.

"Ya, sweet Angel."

"Lain kali kita harus menghabiskan waktu hanya berdua, okay?" Aaron hanya berdeham.

"Ekhm ... maaf mengganggu, sebaiknya saya pamit untuk pergi ke kamar," Lara semakin canggung dengan suasana saat ini.

"Ah, maaf aku melupakanmu Kak Lara. Bagaimana kalau kita pergi belanja?" ajak Angel semangat, ia senang karena kini ia bisa membawa Lara untuk menemaninya.

"Itu ide yang bagus, pergilah Sayang, Mommy ada urusan dengan kakakmu yang lupa rumah ini," dukung Aleyda dengan tangan yang mendorong halus keduanya.

"Tapi ..." Lara ingin membantah karena ia tidak terlalu suka berbelanja.

"Tak apa, ayo! Aku bawa kekasihmu dulu ya, Kak," Aaron tak bisa menolak keinginan adiknya itu.

Dengan satu tarikan Angel, mau tak mau membuat Lara bangkit dari duduknya dan mengikuti semua permintaan Angel dengan lelah. Mereka berdua sudah menghilang dari hadapan Aleyda dan Aaron.

"Ada yang ingin kamu katakan, Sayang?" tanya Aleyda sebagai pembuka pembicaraan.

Aaron menggedikkan bahunya sebagai jawaban. Aleyda hanya menghembuskan napas lelah. Berbicara dengan anak lelakinya ini perlu tenaga lebih.

"Apa kamu yang membawanya sendiri ke sini?" Aaron sangat paham arah pembicaraan ibunya. Ia hanya mengangguk.

"Sejak kapan?"

"Tidak penting."

"Itu penting, kamu membawanya ke tempat pribadimu yang bahkan melarang orang lain untuk menginjakkan kakinya di sini kecuali orang terdekat dan para anggotamu, Sayang."

"Mom, tidak ada yang perlu kita bahas tentangnya."

"Baiklah. Apakah daddy sudah mengetahuinya?" Aaron menggeleng.

"Tapi Mommy ragu jika daddy belum mengetahuinya, kamu tahu bagaimana daddy, kan?" Aaron mengiyakan ucapan ibunya.

"Dan kamu tahu apa yang harus kamu lakukan setelahnya?" Aaron berdeham pelan.

"Katakan jika kamu sudah mengetahuinya, Sayang."

Hundo P (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang