Tolong ini mah taburkan bintang dan ocehan kalian di cerita ini dong!
Sorry typo
Hepi maca dak!
⚫⚫⚫
Suara alam di pagi yang cerah membangunkan Lara dalam tidur nyenyaknya. Sinar matahari mengintip malu di balik tirai kamarnya.
Lara mengucek kedua matanya seraya menguap lebar dan meregangkan otot tubuhnya yang kaku. Ia lantas berjalan menuju balkon kamarnya. Ia memejamkan matanya khidmat seraya menghirup udara segar dengan rakus.
Di awal hari, suasana hatinya mulai membaik. Ia tersenyum penuh syukur masih diberikan kehidupan oleh Sang Pencipta. Ia sudah melewati berbagai macam warna kehidupan yang membuatnya bisa berdiri tegak seperti sekarang. Tak pernah sedikitpun ia berpikir bahwa Yang Maha Kuasa tidak adil padanya, ia percaya bahwa setiap hari cobaan yang ia terima sebagai bentuk peduli dan sayang. Tak pernah terlewat ibadah dan berdoa kepada-Nya sebagai tanda bahwa ia selalu bersyukur akan nikmat Yang Maha Esa berikan.
Setelah dirinya mendapatkan ketenangan, ia memutuskan pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuknya sendiri, ah mungkin untuk tuan penculiknya juga. Ia tidak suka bergantung kepada orang lain untuk melakukan kegiatan yang ia bisa lakukan.
Kakinya melangkah dengan elegan seraya bersenandung riang. Tak lupa ia menyapa dengan kikuk orang-orang yang bekerja pada Aaron.
"Lisa!"
Lisa terlonjak kaget dalam kegiatannya di dapur. Lara terkekeh melihat keterkejutan Lisa. Lalu ia mendudukan dirinya dekat mini bar.
"Nona Lara."
"Lara, Lisa!" Lisa mengerjap paham.
"Kamu sedang membuat apa?"
"Aku sedang membuat espresso macchiato dan panino untuk tuan, kamu ingin kubuatkan apa?"
"Ah, tidak perlu, aku bisa membuat sarapanku sendiri."
Lara sudah berlari kecil menggerakkan tubuhnya membuat pancake kesukaannya.
Lisa tersenyum melihat sifat Lara yang begitu mahir dalam urusan dapur, ia sangat bangga akan kemandirian Lara.
"Aku akan mengantarkan sarapan kepada tuan."
"Oh, baiklah."
Lara masih berkutat tidak terlalu melihat sekitar.
"Sepertinya tidak jadi, akan kutinggal sarapan tuan bersamamu," bisiknya di samping Lara.
"Hah?" Lara berbalik menatap Lisa yang sedang mengode dirinya untuk melihat ke arah seberang mini bar.
"Aaron?"
Pria tampan itu hanya duduk dengan tenang seraya menatap Lara dingin seperti biasa.
Lara meneguk ludahnya pelan. Pria di hadapannya itu tidak memakai atasan sama sekali. Tubuh liatnya terpampang jelas, dadanya yang tegap serta perut yang mengundang untuk dikecup itu terlihat menggiurkan baginya. Tak sadar Lisa sudah meninggalkan dirinya.
"Hmm, ini sarapanmu," Lara menyerahkan nampan berisi hidangan itu dengan gugup. Aaron tidak menerima atau sekadar mengucapkan kata-kata kepada Lara.
Lara kembali mengambil pancake-nya yang sudah siap dilahap. Ia bergegas keluar dari area dapur karena tidak ingin bersama pria menyesatkan pikirannya itu.
"Sarapan bersamaku, di sini."
Lara mematung di tempat dengan nampan di tangannya. Suara dalam nan serak itu seakan menarik dirinya untuk menuruti perkataan Aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hundo P (On Going)
General FictionSatu hari kelam mengubah segalanya. Rentetan peristiwa menuntun terungkapnya rahasia dan jati diri. ⚫⚫⚫ [Sneak Peek] "Who the hell are you?" "Kau harus mengenalku terlebih dahulu." "Cih, apa yang kau inginkan?" "Aku ingin kau." ... "Tubuhmu." ... "M...