Assalamu'alaikum semua...
Akhirnya aku update kembali. Maaf ya bagi kalian yang sudah lama menunggu. Semoga senang bisa ketemu akang-eteh di cerita ini lagi hehe
Jangan lupa follow, vote, dan komen!
Sorry typo
Selamat membaca!
⚫⚫⚫
Sinar matahari yang menyorot dari celah jendela membangunkan Lara dari alam mimpi. Ia terduduk seraya mengucek matanya, lalu meregangkan tubuhnya. Sesekali ia masih menguap, kantuk.
Pintu kamar perlahan terbuka. Lara yang sadar ada seseorang mencoba masuk, kemudian menolehkan kepalanya.
Tubuh Lara menegang. Ia beringsut mundur dari atas ranjangnya hingga punggungnya membentur kepala ranjang. Kakinya menekuk, tangannya tak lepas dari selimut hangat yang memeluknya. Seluruh tubuhnya gemetar.
"A-aron ..." gumamnya lirih.
Ya, dia Aaron. Ia melangkah mendekati Lara dengan tenang dan tatapan tajam tak lepas darinya. Ia berhenti di samping ranjang itu.
Belum terdengar suara dari Aaron. Lara semakin gemetaran. Ia sangat takut dengan orang yang berada bersamanya saat ini. Ia teringat bahwa semalam Aaron membenarkan dugaannya. Yang artinya Aaron ialah orang yang berbahaya, untuknya.
"Kau takut?"
Lara tidak menjawab saat Aaron bertanya, sangat sulit rasanya untuk berbicara dengannya.
"Kau takut padaku, Baby?"
"Ba-bagaimana mungkin aku tidak takut dengan seorang mafia sepertimu," ucap Lara memberanikan diri, ia berusaha menormalkan nada bicaranya agar tidak terdengar bergetar.
"Apa selama ini aku bersikap kasar dan menyakitimu?"
Lara berpikir. Memang tidak ada tindakan berlebihan yang Aaron lakukan padanya. Walaupun hanya sesekali Aaron bertingkah semaunya, yang itu juga tidak membuat Lara terluka fisik, oh ya meskipun hatinya sempat terluka karena Aaron. Benar, dirinya tidak diperlakukan kasar oleh Aaron yang bisa membahayakan nyawanya, ia juga tidak diperjual belikan, atau dijadikan pelacur, dan lainnya--untuk saat ini, ya tidak tahu jika nanti, ia berharap tidak terjadi. Malah kemarin saat pesta itu juga Aaron lah yang melindungi dirinya. Tapi, tetap saja ia sedikit merasa ragu pada Aaron.
"Sudah berpikir tentangku, Baby?"
Lara tersentak, ia merasa Aaron seolah mengetahui apa yang ada dalam pikirannya. Ia tergagap dan tidak tahu harus bagaimana lagi berhadapan dengan Aaron.
"Aku tidak mungkin membahayakanmu," lagi, Aaron bersuara. Entah mengapa Aaron dengan tidak keberatan mau bersusah payah banyak bicara dengan Lara.
Mata Lara membola seketika. Haruskah ia senang? Lega? Atau takut? Karena bisa saja Aaron memiliki maksud tertentu.
"Tapi aku sudah berada dalam zona bahaya bersamamu!" ucap Lara lantang seraya menatap berang Aaron. Sedangkan Aaron masih tetap dalam raut wajah datar khasnya yang tidak tertinggal juga tatapan tajam siap menghunus.
"Ya, kau benar."
"Lantas mengapa kau tidak melepaskanku saja, hah?! Agar aku terbebas dari segala marabahaya!"
"Tidak semudah itu." (jangan kalian bacanya ditambah 'ferguso'😂)
"Apa yang membuatmu sulit?! Cukup biarkan aku pergi agar aku hidup normal kembali, dan akhirnya aku tidak berhubungan lagi dengan mafia-mafia laknat sepertimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hundo P (On Going)
General FictionSatu hari kelam mengubah segalanya. Rentetan peristiwa menuntun terungkapnya rahasia dan jati diri. ⚫⚫⚫ [Sneak Peek] "Who the hell are you?" "Kau harus mengenalku terlebih dahulu." "Cih, apa yang kau inginkan?" "Aku ingin kau." ... "Tubuhmu." ... "M...