HP-38

48 4 0
                                    

Akhirnya!

Follow, vote, dan komen!

Sorry typo, semoga tidak mengecewakan kalian yang sudah lama menunggu

⚫⚫⚫

Lara mengerutkan dahinya tanda ia tidak mengerti.

"Alternatif lain untuk masuk ke ruangan itu dengan alat pendeteksi detak jantungmu yang sudah dipasang sejak dulu oleh ayahmu."

"Bagaimana bisa?"

"Jangan meremehkan kemampuan ayahmu yang bisa memutar otak agar semuanya aman. Beliau sangat memikirkan hal ini dengan matang, mungkin sejak kecil kamu memang tidak menyadari apa yang ayahmu lakukan sebelumnya, tapi lihatlah beberapa yang telah ayahmu hasilkan. Menakjubkan."

Lara tersenyum kecil, ia lega dan senang mendengarnya. Ayahnya sehebat itu.

⚫⚫⚫

Di hari yang cerah dengan hati yang sedikit gelisah ini, Lara sudah bersiap karena akan bertemu dengan seseorang yang katanya berkaitan dengan Lara.

"Ayah sudah membuat janji dengan-nya. Kita akan pergi ke kediaman ayah," ujar Cedric tanpa basa-basi di hadapan keluarganya dan Lara.

Mereka bergegas pergi dengan kendaraan berbeda, Aaron membawa mobil mewah pribadinya bersama Lara.

Lara sedari tadi mencoba menyamankan posisi duduknya, ia yakin dirinya gugup sekali, ditambah sangat penasaran siapa sebenernya orang yang dimaksud itu.

"Tenanglah," ucap Aaron seraya mengusap lengan Lara lembut.

"Hm, ya. Apa kamu tahu siapa yang ayahmu maksud?"

"Tidak."

Lara mengerutkan dahinya. "Kukira kamu tahu."

"Aku belum sejauh itu mencari tahu tentangmu."

Jauh setelah percakapan itu, terlihat sebuah bangunan megah di depannya. Beruntunglah kali ini tidak ada kendala dalam perjalanan mereka.

Kedatangan mereka disambut oleh para bodyguard.

"Mereka sudah menunggu di dalam," ujar salah satu bodyguard seraya menunduk. Cedric mengangguk dan mereka semua segera masuk.

Lara hanya diam patuh di samping Aaron. Dalam hati Lara memuji kediaman milik orang tua pria tampan itu, tak akan pernah habis rasanya untuk memujinya.

"Ara?"

"Ah, ya?" jawab Lara langsung mendongak pada Aaron.

"Jangan mengacau."

Lara mendelik. "Ya, aku tahu."

Sampailah mereka di ruangan, terdengar dehaman dari orang yang tengah menatap mereka seraya memberi isyarat kepada orang-orang di hadapannya, lalu berdiri dan menoleh kepada mereka.

Alangkah terkejutnya Lara juga Aaron melihat ada salah satu orang yang dikenal diantara mereka.

"Tunggu, Sofie? Mengapa kamu ada di sini?" tanya Lara dengan kebingungan.

Sang empu nama hanya melirik sejenak dan segera menundukkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan Lara.

Hal itu membuat Lara semakin mengerutkan dahinya.

"Ah, pertemuan tak terduga bukan?" ucap seorang pria yang baru saja menampakkan dirinya.

Lara semakin dibuat bertanya-tanya setelah melihat orang itu.

Hundo P (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang