HP-24

250 13 2
                                    

WELKAMBEK TO BARBARTHOR!

KETIBAN POT ISI SEMEN!
CUAKEPH!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

Sorry typo dulur

Selamat membaca!

⚫⚫⚫

Sungguh berani Ken memerintah kepada Aaron, tapi apa boleh buat, situasi dan kondisi yang mengharuskan mereka menuruti perkataan Ken untuk membasmi musuhnya.

Prang!

Kaca belakang mobil yang mereka kendarai pecah. Untung saja Aaron membawa tubuh Lara menunduk bersamanya.

Degup jantung Lara saling berlomba dengan tarikan napasnya. Ia tidak bisa setenang ketiga pria yang bersamanya, mereka terlalu mudah untuk mengendalikan diri, sedangkan ia hanya bisa terdiam cemas memikirkan keselamatan mereka.

Lara tidak bisa membantu para pria tampan menggiurkan itu. Ia hanya bisa menunduk takut seraya melingkupi kepala dengan tangan lemahnya.

Lara perlahan bangkit sekedar ingin melihat situasi yang ada, namun tiba-tiba Aaron sudah mendekap dan membawanya terbaring keras lalu menindih Lara.

Tegang kuadrat! Lebih tegang dari ujian kuliahnya.

Bisa bayangkan suasana sedari tadi masih belum terkendali, sekarang sekujur tubuhnya lah yang tidak terkendali, semua perasaannya meronta-ronta akibat serangan mendadak dari pria diam-diam menghanyutkan itu.

Lara menatap sang empu dekapan dengan gugup, berbeda dengan Aaron yang terlihat kilat geram di matanya.

"Berhentilah merepotkanku. Diam atau kepalamu hancur."

Bangsat kuadrat! Sudah jatuh, tertimpa ucapan menyakitkan pula. Lara mulai meragu lagi dengan sikap Aaron. Sebenarnya Aaron ingin menyelamatkannya atau hanya sekedar mempertahankan tempat penampungan kata-kata pedas untuknya.

"Brengsek!" maki Ken yang mengalihkan kekesalan Lara. "Lama sekali untuk keluar dari hutan ini."

"Lebih cepat, Ken!" titah Max yang tetap menembak musuh melalui jendela mobil.

"Fuck! Jalan hutan ini menyulitkanku!

Aaron kembali memosisikan dirinya menyerang para bedebah kecil itu.

DOR DOR DOR!

Tak ada yang ingin mengalah dalam hal tembak menembak dari kedua kubu yang tidak seimbang itu.

"Argh! Aku tidak memiliki amunisi lagi!" teriak Max frustasi. Lalu ia terduduk kembali menghadap depan.

"Yes! Aku melihat jalanan dan motor kita!" seru Ken dengan menambah kecepatannya lagi.

"Ya, juga para anggota kita sudah menunggu," timpal Max dengan senyum tipis.

Tak membutuhkan waktu lama untuk mereka mencapainya.

"Bantai mereka semua," perintah Aaron mutlak dengan nada menusuk pada anggota setianya, tentu mereka patuh dan segera melaksanakannya menghalau serangan.

"Pulanglah, kita akan bahas masalah ini lain kali."

Max dan Ken mengangguk tanda mengerti.

Setelah itu, dengan cekatan mereka tetap memutuskan untuk menggunakan motornya masing-masing agar mempermudah perjalanan.

Masalah kekacauan yang terjadi, anggota Black Eagle yang Aaron pimpin bisa dengan mudah menanganinya.

⚫⚫⚫

Hundo P (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang