HP-35

238 12 2
                                    

Hallo! Maaf untuk keterlambatan publish yang cukup lama.

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan, semoga lancar ya!

Aku belum edit keseluruhan, maaf jika ada typo.

Selamat membaca!

⚫⚫⚫

Lara berpikir berulang kali untuk menceritakan kisahnya yang kelam, ia sudah menutupinya sejak lama dan jika ia membukanya sekarang entahlah ia akan sanggup atau tidak. Tubuhnya sudah gemetar mengingat kejadian dulu yang sangat tidak ingin ia ingat sebenarnya. Namun, demi semuanya tuntas ia memberanikan diri. Dan itupun tak luput dari genggaman hangat dari tangan Aaron yang sudah duduk di sampingnya dan menguatkatnya.

"12 tahun yang lalu, saat umurku menginjak 7 tahun."

Flashback On

Malam yang menyenangkan di salah satu mansion megah, mereka sedang merayakan hari ulang tahun seorang anak yang ke 7 tahun. Tidak mengundang siapa-siapa karena itu lah keinginan sang pria dan wanita dewasa itu. Ia tidak ingin anaknya dengan mudah dicelakai oleh musuhnya. Tentu anaknya menurut, bersama mereka ia sudah bahagia.

Ketika mereka selesai merayakannya, tiba-tiba dari luar terdengar kegaduhan. Sang pria mencoba memeriksa keluar dan ternyata itu adalah musuhnya yang mencoba menerobos masuk penjagaan mansion miliknya.

Dengan cepat pria itu menghampiri anak dan wanita itu, ia menyuruh mereka untuk mengikutinya. Kemudian ia berlari ke salah satu ruangan dan mengambil beberapa senjata. Wanita itupun tak luput untuk membawa barang itu. Sang anak hanya diam tidak banyak bicara.

Keadaan mengharuskan mereka pergi dari mansion itu. Mereka mencoba bersembunyi agar tidak terlihat oleh orang yang mengincarnya.

Beruntung ada sebuah jalan rahasia yang dimilikinya dari mansion itu. Mereka dengan mudah keluar menghindari musuh.

Entah bagaimana, di tempat ini jalanan begitu lengang.

Cahaya bulan seakan enggan untuk sekedar memberikan penerangan.

Gelap. Awan hitam menyelimuti langit malam kala itu.

Keadaan terasa begitu mencekam.

Di tengah kegelapan terdengar langkah kaki--lebih tepatnya suara orang yang sedang berlari.

"Lebih cepat!"

"Aku sudah tidak kuat."

Hosh hosh hosh

Tarikan napas berat begitu terdengar bersahutan seakan mereka sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan oksigen yang terasa kian menipis.

"Ma, Pa. Kita akan pergi ke mana? Kenapa berlari? Kita lagi main kejar-kejaran, ya?" ucap seorang anak yang dalam gendongan seorang pria dengan tersenyum lebar.

Seketika mereka menghentikan laju larinya. Pria itu pun menurunkan sang anak dalam gendongannya. Ia berlutut menyejajarkan tubuhnya dengan sang anak.

"Dengar, Nak. Kamu harus berlari, jangan berhenti dan jangan tunggu kami! Carilah tempat aman dan hiduplah bahagia," ucap sang pria lirih. Air menggenang di pelupuk matanya, siap meluncur kapan saja.

"Memangnya Papa dan Mama akan pergi ke mana? Kita harus bersama-sama dan hidup bahagia," ucap sang anak dengan polos diiringi senyum manisnya.

"Sayang, ini demi kebaikanmu. Pergilah, Nak. Kami mencintaimu," sang wanita menimpali tak lupa air mata tanpa permisi turun begitu deras tidak bisa terbendung lagi.

Hundo P (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang