Jangan lupa vote dan komen!
Sorry typo
Happy reading!
⚫⚫⚫
Restoran tempat Lara bekerja hari ini tampak ramai, banyak sekali pengunjung disetiap harinya, hal itu yang membuat Lara tak menyurutkan semangatnya untuk bekerja. Dia sangat nyaman dan begitu menikmati atas pekerjaannya. Dia sangat bersyukur bisa bekerja di sini dan itu membuat hidupnya terbantu. Memang sempat terpikirkan olehnya untuk mencari pekerjaan lagi agar bisa menambah-nambah biaya hidupnya, tetapi ia harus mengurungkan niatnya karena ia juga harus fokus pada kuliahnya. Mungkin nanti, pikirnya tentang pekerjaan lain.
Aroma makanan yang khas menguar tercium seolah menggoda untuk segera menyicipinya.
"La, tolong antarkan pesanan ini ke meja 21 ya,"
"Baik."
Dengan hati-hati Lara membawa makanan itu sesuai dengan apa yang diperintahkan. Terlihat seorang lelaki berpakaian casual yang sepertinya seumuran dengan Lara--ah lebih tua sedikit--tengah duduk sendirian. Mungkin sedang menunggu rekannya, pikirnya. Setelah sampai, Lara sempat tertegun melihat makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hadapannya.
Tampan. Pantas saja banyak yang meliriknya. Batinnya mengagumi sosok itu.
Lara menggelengkan kepalanya. Fokus, Lara.
"H-hm, hidangan sudah siap, selamat menikmati, Tuan." ucap Lara seraya berusaha tersenyum ramah. Ingatkan Lara untuk bisa benar-benar ramah pada orang.
Lelaki yang dimaksud hanya menatap Lara dengan tatapan yang sulit diartikan. Lelaki itu seakan enggan untuk melepaskan tatapannya barang sedetik pun. Lara yang ditatapi seperti itu sedikit gugup dan kemudian bergegas berbalik untuk mengerjakan yang lain.
Langkah Lara tertahan ketika tangan kirinya dicekal oleh seseorang. Kemudian dia melihat siapa yang mencekal tangannya. Lancang!
"Ada apa, Tuan?" tanya Lara heran dengan menahan nada suaranya agar tidak terdengar ketus.
"Tidak."
"Lantas mengapa Anda mencekal tanganku, Tuan?"
"Ingin."
"Hah?" Lara terkejut dengan jawaban lelaki itu. "Maksud Anda?"
"Tidak."
Aneh sekali lelaki ini. Kesalnya dalam hati.
"Lalu ada urusan apa lagi, Tuan?" tanyanya mencoba bersabar. Sedikit lagi jika lelaki itu bersikap aneh terus menerus, ia tak segan untuk mengumpat di hadapannya.
Lelaki itu tidak menjawab, ia tetap mencekal tangan Lara yang malah semakin mengeratkan cekalannya membuat Lara meringis pelan, lelaki itu kian menatapnya dalam.
"Jika tidak ada urusan apapun, tolong lepaskan tangan Anda, Tuan." lelaki itu tak bergeming tetap dalam posisinya.
"Who the hell are you?"
"Kau harus mengenalku terlebih dahulu."
"Cih, apa yang Anda inginkan? Lancang sekali menyentuhku!" akhirnya kesabaran Lara telah habis. Tatapan para pengunjung tertuju pada Lara setelah mendengar suara Lara yang sedikit keras.
Ia menyentakkan tangannya dengan kasar. Bodoh! Mengapa ia baru menyadari bahwa ia telat untuk melepaskan cekalan lelaki itu, apa ia menikmatinya? Ia merutuki kebodohannya itu. Ah, ingatkan lagi bahwa lelaki itu juga mencekalnya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hundo P (On Going)
General FictionSatu hari kelam mengubah segalanya. Rentetan peristiwa menuntun terungkapnya rahasia dan jati diri. ⚫⚫⚫ [Sneak Peek] "Who the hell are you?" "Kau harus mengenalku terlebih dahulu." "Cih, apa yang kau inginkan?" "Aku ingin kau." ... "Tubuhmu." ... "M...