05

1K 159 2
                                    

Sarapan pagi itu diiringi dengan banyaknya percakapan dan obrolan ringan dari ketiga orang di sana. Terlihat jika suasana di meja makan begitu hangat dan bahagia.

"Jadi, kau akan menetap di Seoul?"

Hoseok mengangguk dengan senyumnya. "Ne, bibi. Dan juga, aku harus menemukan seseorang lain lagi selain Hong ssaem."

"Seseorang? Siapa itu? Mungkin saja, bibi mengenal orang yang kau cari dan membantumu."

Ting Tong

Bunyi bel rumah itu membuat obrolan di antara mereka terhenti begitu saja. Bahkan Hoseok yang ingin menjawab menghentikan ucapannya. Keningnya sudah mengerut bingung pula setelahnya.

"Kurasa, aku baru saja pindah kemari."

"Biar bibi yang buka."

"Tak perlu, bibi. Biar aku saja."

Bibi Gong hanya mengangguk. Pun dengan Hoseok yang kini mulai beranjak dari duduknya menuju pintu utama. Dan ketika ia membuka pintu itu, sosok yang ada di hadapannya memberikan senyum tipisnya pada Hoseok. Lalu dengan hormatnya, pria yang berumur hampir setengah abad itu membungkuk di hadapan Hoseok.

"Paman Kang?"

"Suatu kehormatan karena Tuan Muda masih mengingat saya."

Hoseok melirik ke dalam rumah. Sebelum akhirnya ia memilih untuk mengajak seseorang yang ia panggil sebagai Paman Kang itu untuk menjauh.

"Bagaimana bisa paman kemari?"

"Itu mudah, Tuan Muda. Kau tidak ada di Inggris. Lalu, kemana lagi anda bisa pergi jika tidak kembali ke Seoul?"

Hoseok hanya menghela napasnya. "Jangan panggil aku seperti itu. Paman tahu jika aku tak pernah menyukai panggilan itu. Dan juga, ada keperluan apa paman kemari?"

"Tuan Besar ingin bertemu dengan anda, Tuan Muda."

Hoseok menghela napasnya. Mendengar kata Tuan Muda kembali terucap dari Paman Kang yang masih menampakkan senyumnya. Namun ada yang lebih membuatnya merasa kesal saat ini. Saat sang Tuan Besar yang dibicarakan oleh Paman Kang, yang tak lain adalah Ayahnya sendiri yang ingin bertemu dengannya.

"Aku tak tahu jika dia ingin bertemu denganku. Kukira, dia sudah melupakanku setelah membuangku ke Inggris."

Senyuman masih nampak di wajah Paman Kang. Dengan alaminya kini menepuk pundak Hoseok layaknya seorang Ayah bagi pria itu.

"Tuan Besar selalu menunggu kedatangan anda, Tuan Muda. Beliau bilang jika ada yang harus beliau bicarakan pada Tuan Muda."

"Kalau begitu, katakan padanya bahwa aku tak bisa datang."

Dan setelah mengatakan hal itu, Hoseok berlalu begitu saja. Meninggalkan Paman Kang di sana yang hanya menatap pada Tuan Muda-nya.

"Saya akan kembali, Tuan Muda."

Hoseok menghentikan langkahnya. Berbalik untuk menatap pada Paman Kang.

"Saya akan kembali lagi kemari besok. Selamat pagi, Tuan Muda." Ucapnya sembari membungkukkan badannya. Memberikan hormatnya sebelum benar-benar berlalu dari sana.

"Siapa dia, Hoseok?"

Hoseok tersadar ketika seseorang menepuk bahunya. Mendapati Bibi Gong di sampingnya.

"Ah, itu. Bukan siapa-siapa."

Bibi Gong hanya mengangguk. Memilih untuk tak lagi bertanya.

"Oh, ya. Bibi akan keluar?"

rose ❌ hoperoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang