23

625 98 6
                                    

Pria itu mengernyit, merasakan sesuatu mengganggu tidurnya. Perlahan mulai membuka kedua matanya karena sinar matahari pagi di luar sana yang masuk melalui celah tirai di kamar itu.

Lalu pandangannya terhenti pada sosok manis dan cantik yang masih terlelap di sampingnya. Memeluk dirinya semalam dan menjadikan salah satu lengannya sebagai bantal baginya tidur semalam pula.

Hoseok memasang senyumnya di sana, menatap pada Rose yang bahkan tak terusik sama sekali dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar gadis itu.

Pria itu sedikit memiringkan posisi berbaringnya, agar dirinya bisa dengan mudah untuk menatap pada wajah cantik gadis itu yang tengah terlelap.

Hoseok menariknya mendekat, dimana balasannya adalah Rose yang mengeratkan pelukannya pada pria itu. Dan sebuah kecupan di pipi gadis itu ia berikan, masih tak memberi reaksi apapun pada gadis itu.

Lagi, kali ini kecupan itu mendarat pada keningnya. Dan seperti sebelumnya, hal itu sama sekali tak membuat Rose membuka kedua matanya. Lalu Hoseok memilih untuk mengambil satu tangan gadis itu yang memeluknya, mencium punggung tangannya. Dan terakhir pada punggung gadis itu yang tak tertutupi oleh selimut.

Ciuman terakhir itu akhirnya membuat Rose terusik, perlahan membuka kedua matanya dan disambut dengan sebuah senyuman yang begitu hangat dari pria Jung.

Tanpa bisa Rose hentikan, rona merah itu kini menghiasi kedua pipinya. Mengingat kembali kejadian semalam dan mengakibatkan keduanya berakhir di ranjang tidurnya bersama.

"Selamat pagi."

Nyatanya, sapaan itu semakin membuat Rose merona. Memilih untuk menyembunyikan dirinya dalam pelukan Hoseok. Membuat pula pria itu tak bisa menahan senyumnya karena begitu gemas dengan sikap gadis itu.

"Hey, ada apa?"

"Jangan menggangguku. Aku sedang malu saat ini."

"Apa yang membuatmu malu?"

"Semuanya. Jangan menatapku dan tutup matamu. Aku ingin pergi ke kamar mandi."

"Bagaimana jika aku tak mau?"

"Oppa..."

Rengekan itu nyatanya semakin melebarkan senyum di wajah Hoseok. Dan Rose mendongak di sana, sebelum akhirnya ikut tersenyum pada pria itu.

Hoseok memilih untuk beranjak lebih dulu berbaringnya, mengambil kaosnya yang berada di lantai kamar. Dan pemandangan itu lagi-lagi tak bisa menyembunyikan rona merah di wajah Rose, memilih untuk menaikkan selimutnya hingga wajahnya untuk setidaknya menutupi rona merahnya.

"Hari ini, biar aku yang menyiapkan sarapan dan kau bisa bersihkan dirimu lebih dulu. Apa aku boleh menggunakan dapurmu?"

"Apa kau pintar memasak?"

Hoseok mengendik. "Tidak juga. Tapi setidaknya, aku akan menyiapkan sarapan yang aku bisa lakukan."

Rose tersenyum di sana, sama halnya dengan Hoseok. Lalu pria itu mendekat, memberikan sebuah kecupan di kening gadis itu sebelum akhirnya berlalu pergi.

Dan di sana, Rose hanya tersenyum. Memilih untuk beranjak dengan selimutnya menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Hanya butuh beberapa menit bagi gadis itu untuk membersihkan dirinya. Dengan keadaan lebih segar, Rose sudah akan beranjak untuk keluar dari kamarnya. Namun langkah gadis itu terhenti, ketika pandangannya tak sengaja menemukan sebuah buku yang terletak di atas meja riasnya.

Rose mengernyit bingung, pasalnya tak pernah mengetahui jika buku itu berada di kamarnya selama ini.

"Hey, apa yang kau lakukan?"

rose ❌ hoperoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang