28

410 77 2
                                    

"Ini dia. Kau bisa melihat semuanya di sini."

Rose melirik ke arah sebuah album foto yang Tn. Jung sodorkan padanya, menatap pada pria paruh baya itu sebelum memilih untuk mengambilnya.

"Terima kasih."

Tn. Jung hanya tersenyum membalasnya, mengambil tempat di hadapan Rose. Dimana gadis itu kini mulai membuka album foto itu.

Rose terdiam, menatap pada dua orang yang saling berangkulan. Sudah dipastikan keduanya merupakan sahabat baik, dilihat dari senyuman dan kedekatan keduanya dalam potret itu.

Senyuman itu terbentuk begitu saja di wajahnya, mengalihkan pandangannya pada Tn. Jung.

"Itu aku dan ayahmu. Sebenarnya, dia adalah kakak seniorku saat masa kuliah dulu. Tapi kami begitu dekat sehingga menjadi sahabat."

"Apa ini ayahku?" Tunjuk Rose pada potret pria yang sudah menjadi perhatiannya sedari tadi.

Tn. Jung tersenyum di sana. "Jika dia masih hidup, dia pasti akan senang karena putrinya mengenalinya dengan baik. Dia juga harus melihat bagaimana cantik dan menggemaskannya putrinya saat ini."

Rose hanya bisa tersenyum membalasnya.

"Coba kau balik ke lembar lainnya."

Dan Rose mengikutinya, membalikkan lembar lainnya. Menemukan potret lainnya di sana. Pandangannya kembali terangkat untuk menatap pada Tn. Jung di sana, seolah meminta pria itu untuk memberitahukan siapa-siapa saja yang berada dalam foto itu.

"Itu ibumu, bersama dengan ibunya Hoseok."

Dan ucapan itu nyatanya membuat Rose kembali merunduk, menatap pada dua wanita yang tersenyum dengan bahagianya. Ah, kenapa Rose baru saja menyadarinya? Bagaimana bisa ia juga melupakan Ibunya sendiri?

Hingga tatapan Rose berpindah, menatap sosok wanita yang sebelumnya dikatakan oleh Tn. Jung adalah Ibunya. Ibu kandung yang melahirkannya. Memang, ia menyayangi Joo Yi karena wanita itu sudah membesarkannya dengan baik hingga akhir hayatnya. Bahkan kata-kata tak bisa Rose ucapkan seberapa ia menyayangi Joo Yi ketika ia sama sekali tak tahu keberadaan keluarganya.

Tapi melihat sosok Ibu kandungnya walaupun dalam bentuk sebuah potret, benar-benar tak bisa menahan Rose untuk menjatuhkan sebulir airmata yang sedari tadi pula ia tahan.

Gadis itu dengan cepat menghapusnya, menatap pada Tn. Jung. "Maafkan aku. Tidak seharusnya aku menangis."

"Tak apa. Aku mengerti bagaimana perasaanmu."

Rose hanya kembali tersenyum, membalik kembali lembaran lain dalam album foto itu. Menemukan sebuah potret keluarga di sana, dengan senyum kebahagiaan yang nampak jelas di wajah mereka.

Tn. Jung beranjak mendekat pada Rose untuk duduk di samping gadis itu. Ikut melirik ke arah yang sedang menjadi perhatian Rose saat ini.

"Foto keluargamu. Ada ayah, ibumu, dan juga kakak laki-lakimu, Park Jimin." Ucap Tn. Jung, menunjukkan pula satu-persatu pada Rose.

Kembali, gadis itu benar-benar tak bisa menahan tangisnya. Pada akhirnya, ia bisa mengetahui seluruh keluarga yang selalu menjadi tanda tanya baginya. Dan melihat itu membuat perasaan Tn. Jung terasa campur aduk saat ini.

Di satu sisi, ia merasakan bahagia. Karena akhirnya ia bisa menemukan seseorang yang selama ini dicarinya. Membuatnya bisa menebus kesalahan di masa lalunya. Namun di satu sisi lain, perasaan bersalah itu kini menghinggapinya. Oh, tentu saja. Perasaan bersalah itu akan terus mengikutinya hingga akhir hayatnya. Karena dirinya, ia membuat seorang putri harus kehilangan seluruh keluarganya. Bahkan ia masih bisa berbohong dan tak mengatakan kejadian yang Rose belum ketahui tentang kematian keluarganya.

rose ❌ hoperoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang