Kebahagiaan yang Rose rasakan sebenarnya sangatlah sederhana. Ibunya yang selalu menyayanginya walaupun tahu jika dirinya bahkan bukan putri kandungnya, dan Bibi Gong yang selalu ada untuk menjaganya dan selalu saja memberikan apapun yang ia mau jika sang Ibu tak memperbolehkannya.
Kedua orang itu sudah sangat membuatnya bahagia. Terlepas dari status asli mereka dengan dirinya, ketiganya bisa menjalani kehidupan dengan baik dan juga bahagia.
Namun kebahagiaan Rose seolah bertambah, ketika dirinya dipertemukan dengan Hoseok. Pria itu seolah datang, sebagai pengganti Ibunya yang telah tiada. Menjadi kekasih hatinya saat ini yang selalu membuatnya bahagia.
Waktu terus berjalan, dan Rose tak pernah tahu, jika pertemuannya dengan Hoseok adalah sebuah awal akan terbongkarnya seluruh kejadian masa lalu yang selama ini selalu ditutupi. Siapa ibu kandung pria itu, dan dimana keberadaan seluruh keluarganya.
Entahlah, Rose harus bersyukur atau tidak ketika takdir seolah mempermainkan hidup keduanya saat ini. Apakah ia harus berterima kasih, karena keinginan Hoseok untuk kembali ke Seoul dan mencari Ibu kandungnya, ternyata berdampak dengan dirinya pula yang mulai mengetahui siapa dan dimana keberadaan keluarganya.
"Apa yang Nona lamunkan?"
Rose terkesiap saat itu, melirik ke arah Bibi Gong yang telah berdiri di sampingnya. Gadis itu hanya tersenyum, memilih untuk melanjutkan pekerjaannya yang tengah membuat minuman saat itu.
"Nona, anda benar-benar tak apa, kan?"
Aneh. Panggilan itu masih belum terbiasa Rose dengar dari Bibi Gong. Mengetahui jika sosok wanita yang sudah ia anggap sebagai bibi sendiri itu adalah kepala pelayan di rumah keluarganya dulu.
"Bibi, jangan panggil aku seperti itu. Itu terasa aneh."
"Tapi Nona--"
"Sudahlah, aku tahu bibi tak akan bisa."
Rose membawa nampan yang telah berisi gelas minuman saat itu. Menolak ketika Bibi Gong berusaha untuk mengambil alih, dan membuat wanita itu hanya menuruti kemauan Rose.
Di ruang tengah saat itu, telah diisi oleh Ny. Park, Jimin, dan juga Hoseok. Menatap pada Rose dan Bibi Gong di sana yang mendekat, pun dengan Rose yang mulai meletakkan beberapa gelas minuman bagi masing-masing dari mereka. Lalu mulai mendudukkan dirinya di samping Hoseok dan membalas senyum pria itu setelahnya.
"Aku senang karena kalian berdua benar-benar bertemu dan bahkan bersama saat ini."
Ucapan Ny. Park membuat pandangan mereka menatap pada wanita itu. Pun setelahnya mulai menggenggam masing-masing satu tangan milik Hoseok dan Rose, memberikan senyumnya pada keduanya.
"Dan aku juga yakin, jika Joo Yi di sana juga akan ikut bahagia melihat kalian berdua."
Lagi, hanya sebuah senyuman yang hanya bisa keduanya tampakkan. Sembari membalas genggaman Ny. Park saat itu.
"Bibi benar, Hoseok. Walaupun kau dan ibumu dipisahkan, beliau akan tetap selalu menyayangimu. Kasih sayangnya padamu akan terus ia berikan bahkan ketika dia telah tiada. Ibumu adalah wanita hebat yang pernah bibi temui sepanjang hidupku."
"Aku tahu, bibi. Terima kasih."
"Tidak. Bibi seharusnya yang berterima kasih. Jika bukan karena tekadmu yang kembali kemari untuk mencari ibumu, semua rahasia ini pastinya tak akan pernah terbongkar bahkan hingga selamanya."
Semuanya menyetujui ucapan Ny. Park saat itu, menganggukkan kepala mereka sebagai responnya pula.
"Eomma benar, hyung. Aku juga berterima kasih untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
rose ❌ hoperose
Fanfiction[18+] ✔ Cintaku seperti mawar merah Mungkin indah sekarang Tapi duri yang tajam akan menyakitimu Cintaku seperti mawar merah Ya, aku mungkin harum Tapi semakin kamu mendekat, semakin aku akan menyakitimu. ----- ©iamdhilaaa, 2018