15

745 111 4
                                    

Perasaan berdebar itu kini tengah menyelimuti dua insan yang terduduk berdampingan. Sang gadis yang masih menunduk dengan menautkan kedua tangannya, dan sang pria yang hanya melihat ke sekeliling taman yang menjadi tempat keduanya saat ini.

"M-Maaf."

Suara sang gadis memecah keheningan di antara keduanya. Membuat sang pria kini mengalihkan perhatiannya pada gadis di sampingnya.

Pandangannya melirik ke arah tautan gadis itu. Dengan ragu, ia mengambil salah satunya, membuat sang gadis terkesiap karenanya.

"Untuk apa kau meminta maaf?"

"Karena aku menyukaimu."

Sebuah tawa pelan bisa Rose dengar setelahnya. Apa pria itu sedang merasa jika Rose memberikan lelucon?

"Tidak ada yang salah dari seseorang yang sedang menyukai."

"Tapi itu berlaku, jika seseorang yang sedang menyukai tersebut adalah orang yang bahkan tak bisa melihat sepertiku."

Hoseok hanya menghela napasnya. Ternyata benar apa yang dikatakan Bibi Gong. Gadis itu masih belum percaya pada dirinya sendiri.

Jujur, pria itu kini tengah dilanda kebahagiaan. Mengetahui jika gadis yang ia sukai ternyata memiliki perasaan yang sama dengannya. Dan mendengar bagaimana Rose yang begitu tak percaya dirinya, membuatnya ikut merasa sedih.

Pandangannya melirik ke arah tautan tangan keduanya. Hangat, begitulah perasaan pria Jung saat menggenggam jemari gadis Park. Dan entah mengapa, genggaman itu mengingatkannya pada Hong Ssaem-nya. Gila, keduanya bahkan memiliki pengaruh yang sama bagi Hoseok.

"Jika kau merasa begitu, itu berarti aku juga tak pantas untuk memiliki perasaan padamu."

Rose sedikit terkejut di sana. Mengetahui jika lelaki yang ia sukai memiliki perasaan yang sama dengannya. Tentu ia bahagia. Hanya saja, ada satu hal yang menjanggal baginya.

Tidak. Pria itu pantas untuk mendapatkan wanita lain selain dirinya. Yang bahkan tak bisa melihat apa yang ada di depannya saat ini.

"Aku bahkan lebih buruk dari pada dirimu, Rose."

"Bagaimana bisa kau mengatakan semua itu? A-Aku tahu jika aku tak bisa melihat. Tapi aku bisa merasakan, jika kau adalah pria yang tampan." Dengan berani, Rose mengulurkan tangannya. Mencari keberadaan Hoseok untuk menyentuh wajah pria itu. Sedangkan sang pria hanya diam, membiarkan tangan lembut gadis itu menyentuhnya.

"Lihat? Aku yakin kau pasti sangat tampan. Aku memang beberapa hari bertemu denganmu. Tapi aku yakin pula, kau adalah orang yang baik. Dan kau bisa mendapatkan wanita lain di luar sana yang lebih cocok untukmu."

"Lalu, bila hatiku tetap menginginkanmu, kau akan tetap mendorongku menjauh?"

Rose menggeleng, berusaha untuk melepaskan genggaman Hoseok dan menjauhkan tubuhnya. Namun yang ada, pria itu semakin menariknya mendekat, tak ingin pula melepaskan genggaman keduanya.

"Dengar. Tak ada seorangpun orang yang harus bersalah jika dia sedang menyukai. Dan jika kau ingin tahu, aku bahkan lebih menyedihkan dibandingkan dengan kau, Rose. Aku seharusnya yang mengatakan jika aku bukanlah orang yang pantas untuk kau sukai dan berada di sampingmu."

"Tapi, mengapa begitu?"

Helaan napas itu kembali Hoseok keluarkan. Mungkin, ia harus memberitahukan apa yang gadis itu tak tahu tentang dirinya. Bukankah jika kita ingin melakukan suatu hubungan, kita harus jujur terlebih dahulu?

"Kau tahu HB Group, bukan?"

Rose tak tahu apa yang dibicarakan oleh Hoseok. Namun ia juga sedikit mendengar HB Group. Bagaimana perusahaan itu begitu merajai perusahaan di Seoul saat ini.

rose ❌ hoperoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang