33

327 45 3
                                    

Tok Tok

Rose mengalihkan pandangannya, ketika pintu kamarnya telah terbuka, menatap pada Ibunya di sana yang kini telah mendekat padanya.

Ya, Ibunya dan kakaknya memilih untuk menginap lebih dulu di rumahnya ini, sebelum nantinya mereka semua akan pindah ke rumah baru mereka. Rose hanya belum siap untuk pindah dari rumah yang menjadi kenangan masa kecilnya ini. Terlalu banyak memori dirinya dengan ibu angkatnya itu. Dan Rose bersyukur, karena Ibunya pun mengerti.

"Kenapa belum tidur, hmm? Ada yang kau pikirkan?"

Rose hanya menggeleng menjawabnya. Namun tentu saja, jawaban Rose masihlah belum cukup bagi Ibunya itu. Mendudukkan dirinya di sisi ranjang milik Rose sembari mengambil satu tangannya untuk ia genggam.

"Kau sekarang tak lagi sendiri, sayang. Ada eomma di sini yang akan mendengarkanmu."

Rose melirik ke arah Ibunya, tampak ragu untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya. Ia hanya tak ingin merepotkan, sungguh.

"Rose?"

Dan semakin ditekan seperti itu membuat Rose kembali membuatnya menghela napasnya. Mungkin seharusnya ia menceritakan pada Ibunya tentang apa yang ia pikirkan saat ini.

"Aku hanya sedang memikirkan Hoseok Oppa." Lalu menundukkan kepalanya, membalas genggaman Ibunya setelahnya.

Ny. Park mengerutkan keningnya. "Hoseok? Ada apa dengannya? Kalian baik-baik saja, kan?"

Rose kembali menggeleng. "Tidak, eomma. Hanya saja, sikapnya sedikit aneh menurutku tadi. Apa eomma tak melihatnya?"

"Eomma tak mengerti maksudmu, Rose."

Rose kembali menghela napasnya. "Entahlah. Hoseok Oppa tidak terlihat bahagia tadi. Seperti, ia memaksakan senyumnya pula tadi. Kebahagiaan di wajahnya tadi tidak sama seperti yang pernah ku ingat."

Ny. Park menghela napasnya, mengelus kepala Rose setelahnya. "Jika begitu, kenapa kau tak hubungi saja dia? Tanyakan mengapa ia bisa menjadi seperti tadi."

Rose menggeleng pelan. "Ini sudah malam. Aku hanya tak ingin mengganggu Oppa, eomma."

"Jadi, kau akan menunggu besok untuk berbicara padanya?"

Rose kembali mengangguk, menatap pada Ibunya setelahnya dan tersenyum. "Lagipula, Oppa memberikan waktunya untukku agar bisa bersama dengan eomma lebih lama lagi."

Senyuman di wajah Ny. Park kini terbentuk, semakin mendekat untuk mencium kening Rose dan membuatnya semakin melebarkan senyumnya ketika perlakuan itu ia dapatkan.

"Baiklah. Eomma akan temani kau tidur malam ini."

Rose hanya mengangguk, tentu saja senang akan ucapan Ibunya itu. Pun dengan keduanga yang kini telah berada di atas tempat tidur Rose, berbaring dengan saling berhadapan. Rose memilih untuk semakin mendekat, masuk ke dalam pelukan Ibunya yang begitu hangat. Apalagi, ditambah dengan tepukan pelan Ibunya di punggungnya. Benar-benar menenangkan baginya.

"Maafkan eomma, hmm?"

Rose mendongak, menatap pada Ibunya dengan pandangan bingung. "Apa maksudmu, eomma?"

"Karena saat itu, eomma meninggalkanmu. Kau harus tahu, eomma sama sekali tak ingin melakukannya. Tapi untuk keselamatanmu, eomma tetap harus melakukannya. Maafkan eomma, sayang."

Rose hanya memasang senyumnya, memeluk Ibunya kembali. "Eomma, jangan katakan itu lagi. Aku sudah mengetahui semuanya. Dan apa yang eomma lakukan sama sekali tak salah. Aku juga sudah tak memikirkan itu lagi. Karena eomma dan Oppa sudah berada di hadapanku. Seluruh keluargaku telah ku temukan."

rose ❌ hoperoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang