27

497 82 4
                                    

Pria itu masih terjaga, walaupun waktu sudah menunjukkan dini harinya. Tatapannya tak pernah lepas dari sosok gadis yang telah terlelap dalam pelukannya saat ini. Jemarinya secara perlahan menyentuh wajah sang kekasih, terlalu takut untuk membangunkannya dalam tidurnya. Ibu jarinya mengelus dengan lembut pipi itu, sedang tatapannya tertuju pada kedua matanya yang tertutup rapat.

Hoseok masih ingat, bagaimana tangisan Rose beberapa jam yang lalu saat dirinya memberitahu pada Rose siapa keluarga gadis itu sebenarnya. Hoseok mengerti bagaimana kesedihan gadis itu, walaupun ia hanya bertemu dengan Rose hanya dalam waktu yang sangat singkat. Ia menarik gadis itu semakin mendekat padanya, sebelum akhirnya mendaratkan sebuah kecupan pada keningnya.

"Paman, bibi, Jimin, aku berjanji pada kalian berdua. Aku akan menjaga Rose dengan baik, memperlakukannya dengan baik pula sehingga kalian akan tersenyum di atas sana melihat Rose yang tersenyum bahagia. Aku berjanji."

Hoseok bisa mendengar sebuah isakan kecil, merunduk dan mendapati Rose disana yang semakin menenggelamkan dirinya pada pelukan sang kekasih. Pria itu kini memaksa untuk sang kekasih menatap padanya, dimana ia menolaknya. Perlahan, kedua mata milik Rose kini terbuka, bertatapan langsung dengan Hoseok disana yang dengan begitu lembut menghapus airmata Rose.

"Kenapa semua ini harus terjadi padaku?"

Pertanyaan itu nyatanya membuat Hoseok merasakan sakit, apalagi dengan Rose yang mengatakannya dengan begitu sedih. Pria itu masih terdiam, sementara sang gadis masih pula menatap padanya, seolah tengah menunggu jawaban dari pertanyaannya sebelumnya.

"Apa di kehidupanku yang sebelumnya, aku melakukan kesalahan yang besar? Sehingga aku harus terpisah dengan keluargaku? Bahkan ketika aku sudah mengetahui keluargaku, Tuhan seperti tidak ingin jika aku bertemu dengan mereka semua dan mengambilnya sebelum aku bisa bertemu dengan mereka. Kenapa semua itu harus terjadi padaku?"

Hoseok kembali tak mengatakan apapun, hanya membawa Rose kembali ke dalam pelukannya. Balasan yang lebih erat gadis itu berikan, menumpahkan kesedihannya di dalam pelukan pria itu.

"Kumohon, jangan mengatakan semua itu. Kau hanya harus menerima semua ini, Rose. Sama seperti ketika aku mengetahui, jika seseorang yang selama ini berada di dekatku adalah seseorang yang selama ini aku cari. Seseorang yang begitu aku ingin ketahui namun terlambat karena ia sudah pergi lebih dulu."

Rose kali ini mendongak, tangisannya mungkin tak sesedih seperti sebelumnya. Namun sisa airmata kini masih membekas di wajah cantiknya. Dengan senyumannya, Hoseok kembali menghapus airmata Rose, kembali memberikan kecupan lembut di keningnya.

"Kita sama-sama merasakan kehilangan. Dan aku juga ingin, jika sama-sama menyembuhkan luka di hati kita karena ditinggalkan. Jadi, jangan lagi bersedih. Karena aku akan melakukan apapun agar rasa kehilanganmu bisa perlahan menghilang."

Gadis itu tak mungkin untuk tak tersentuh dengan semua ucapan itu, hanya mengangguk dengan sebuah senyuman yang ia berikan setelahnya. Membawa dirinya untuk masuk ke dalam pelukannya.

.

.

Sarapan pagi di rumah keluarga Jung saat itu sedikit tidak biasanya. Tidak ada pertengkaran kecil seperti yang selalu Ny. Jung dan Jisoo lakukan. Yang ada hanya semua yang ada di meja makan saat itu makan dengan tenangnya. Dan semua hal itu menjadi perhatian Tn. Jung yang menatap sang istri dan sang putri. Bahkan keduanya kini duduk secara berdampingan dimana tak pernah mereka lakukan sebelumnya.

Hingga ia menyadari sesuatu, jika Hoseok tak ada di meja makan saat ini. Dan saat dia ingin bertanya, Hoseok datang saat itu. Dimana membuat pandangan semua orang kini menatap padanya. Ralat, pandangan semua orang bukan pada Hoseok yang baru saja kembali dari rumah. Namun pada sosok gadis asing yang baru saja pertama kali semuanya lihat. Apalagi melihat bagaimana kedekatan keduanya hingg saling berpegangan tangan.

rose ❌ hoperoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang