Mesin mobil telah ia matikan, bersamaan dengan dirinya yang melepaskan seatbelt yang ia kenakan dan bersandar pada kursi kemudi yang ia tempati.
Jisoo dengan cepat menghapus airmata yang sempat turun membasahi wajahnya. Mengapa ia harus menangis saat ini? Tidak mungkin bukan jika ia menangis karena mengetahui jika Hoseok telah memiliki kekasih?
Namun mau berapa kalipun Jisoo mengelaknya, kenyataannya memang begitu. Ia bahkan tak tahu mengapa ia harus menjadi selemah ini karena seorang Jung Hoseok.
Airmata yang sedari tadi ia tahan akhirnya ia biarkan saja turun membasahi wajahnya. Pun dengan dirinya yang mulai bersandar pada kemudi di depannya, menyembunyikan air matanya.
Tok Tok
Jisoo cukup terkejut dengan suara ketukan kaca jendela mobilnya. Menghapus airmatanya dengan cepat sebelum menegakkan kepalanya. Dan dirinya menghela napasnya ketika ia mengetahui jika Hoseok yang baru saja mengetuk kaca jendela mobilnya.
Gadis itu memilih untuk keluar dari mobilnya. Berusaha untuk menghindari pria itu. Namun semua itu tak berjalan dengan baik ketika Hoseok menahannya, menarik pergelangan tangan itu agar kembali menatap padanya.
"Ada apa denganmu hari ini, hmm?"
Jisoo berusaha untuk melepaskan pegangan Hoseok padanya. Namun pria itu malah semakin mengeratkannya, membuat Jisoo akhirnya menyerah untuk mencoba melepaskan dirinya.
"Bisa Oppa lepaskan tangaku? Aku sudah lelah dan ingin beristirahat saat ini."
"Jisoo--"
"Apa kau tak mendengar ucapannya?"
Ucapan itu membuat Hoseok maupun Jisoo mengalihkan pandangan mereka. Mendapati Taehyung di sana yang kini mulai mendekat pada keduanya. Melepaskan dengan paksa pula genggaman Hoseok pada Jisoo.
Seumur hidupnya, Jisoo baru kali ini merasakan keberadaan Taehyung adalah keberuntungan baginya. Sehingga setelah Taehyung memaksa untuk melepaskan genggaman Hoseok pada pergelangannya, gadis itu tak membuang waktunya untuk pergi. Meninggalkan kedua pria itu yang hanya menatap pada kepergian Jisoo.
"Apa kau melakukan sesuatu yang menyakiti perasaannya?"
Pertanyaan Taehyung membuat Hoseok menatap pada pria itu.
"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Aku menghentikannya karena ingin mendengar penjelasannya yang tiba-tiba saja berubah sikap terhadapku." Lalu mengalihkan pandangannya, mendecih setelahnya. "Tapi kau dengan bodohnya yang tak mengerti apapun menyuruhku untuk melepaskannya. Seolah aku adalah pria buruk yang akan menyakitinya."
"Karena memang kenyataannya seperti itu. Kau memang pria buruk untuk noona dan tak pantas untuknya. Buktinya? Saat ini kau telah menyakitinya."
Hoseok mengembalikan pandangannya pada Taehyung. Dan dihadiahi sebuah senyuman oleh Taehyung. Tidak, senyum itu begitu meremehkan jika Hoseok merasakannya.
"Wae? Kau tak mengetahuinya? Jika noona menyukaimu?"
Hoseok tentu saja terkejut dengan ucapan Taehyung padanya. Namun pria itu berusaha untuk tak memperlihatkannya.
"Wah, aku benar-benar tak menyangka jika kau tak mengetahui perasaan noona padamu. Kau pikir, kenapa dia selalu berada di pihakmu dan selalu melawan ibu kami demi dirimu? Bukankah seharusnya sudah jelas jika dia memiliki perasaan spesial itu padamu?"
Hoseok merasa semakin dipojokkan oleh ucapan Taehyung itu. Rasa bersalah itu datang padanya tanpa bisa ia cegah. Tak mengetahui apapun tentang perasaan Jisoo padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
rose ❌ hoperose
Fanfiction[18+] ✔ Cintaku seperti mawar merah Mungkin indah sekarang Tapi duri yang tajam akan menyakitimu Cintaku seperti mawar merah Ya, aku mungkin harum Tapi semakin kamu mendekat, semakin aku akan menyakitimu. ----- ©iamdhilaaa, 2018