26

600 90 5
                                    

Sudah hampir malam, tapi bahkan kehadiran Hoseok masih setia Rose tunggu. Tentu saja, ia begitu khawatir dengan pria itu. Setelah menemukan sebuah bukti yang bisa membuatnya mengetahui siapa Ibu kandung yang selama ini dicarinya. Dan mungkin, bisa mengungkapkan pula jati dirinya dan keluarga yang selama ini hanya menjadi tanda tanya bagi Rose.

Tok Tok

Ketukan pintu itu tentu saja membuat Rose terkejut, beranjak menuju pintu utama dan berharap jika sosok yang sedari tadi ia tunggu adalah orang yang berada di balik pintu rumahnya.

Dan senyuman serta helaan napas lega itu tak bisa Rose sembunyikan, melihat Hoseok yang juga memberikan senyumnya walaupun hanya sebuah senyuman garis. Gadis itu terlalu bahagia dan senang, dan beranjak memeluk sang kekasih dimana pria itu membalas pelukan itu setelahnya.

"Apa aku membuatmu khawatir?"

Rose menggeleng dalam pelukan mereka. "Tidak. Aku hanya takut jika Oppa akan melakukan sesuatu yang buruk."

Hoseok melepaskan lebih dahulu pelukan mereka, menangkup wajah Rose dan memberikan sebuah kecupan di keningnya.

"Itu semua takkan terjadi. Karena aku memang tak bisa untuk melakukan hal buruk. Aku kan pria baik-baik."

Tawa itu tak bisa keduanya sembunyikan, sebelum akhirnya Rose kembali membawa dirinya masuk ke dalam pelukan pria itu.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?"

Pertanyaan itu menjadi pemecah keheningan di antara keduanya. Tapi Hoseok tak terkejut akan rasa penasaran Rose. Maka pria itu perlahan melepaskan pelukannya, dimana Rose bisa melihat wajah serius pria itu. Tak menolak ketika Hoseok kini menariknya untuk masuk ke dalam, dengan keduanya yang kini duduk berdampingan pada sofa di ruang tengah sana.

"Kau ingin menanyakan masalah pagi tadi?"

Rose tak menjawab, dan keterdiaman dari gadis itu hanya ditanggapi sebagai sebuah kata "iya" bagi Hoseok.

Pria itu mengambil napasnya, seolah cerita ini akan menjadi sebuah cerita yang panjang. Dan memang benar adanya, bahwa ini akan menjadi cerita yang panjang dengan rasa haru, sedih serta melegakan dalam satu cerita.

"Aku menemui ayahku pagi tadi. Dan memang benar, Hong ssaem adalah ibuku. Maksudku, dia ibu kandungku yang selama ini aku cari."

Perasaan senang tentu saja tak bisa Rose sembunyikan, sedangkan sebuah senyuman itu kini terlukis kembali di wajah cantiknya. Memiliki perasaan lega yang sama seperti yang Hoseok rasakan.

"Syukurlah. Aku ikut senang mendengarnya, Oppa." Tapi perlahan, senyuman itu menghilang dari wajahnya. "Tapi, Oppa pasti juga sedih. Karena Oppa terlambat untuk mengetahui bahkan bertemu dengan ibu kandungmu."

Hoseok hanya menggeleng. "Sekarang sudah baik-baik saja. Aku berusaha untuk menerima semuanya, kau tenang saja. Lagipula, aku sudah ke rumah abu dimana abu eomma ditempatkan bersama dengan ayahku tadi."

Rose kembali hanya memasang senyumnya. Namun di dalam hatinya, masih terganjal sebuah pertanyaan. Masih merasa penasaran dengan apa yang tertulis di buku harian milik Ibu angkatnya itu, mengenai siapa dan dimana keluarga kandungnya saat ini.

Dan keterdiaman itu nampaknya tertangkap oleh Hoseok, menyentuh wajah Rose dengan satu tangannya. Dan sentuhan itu tentu saja membuat gadis itu terkejut dan terbangun dari lamunannya.

"Apa yang kau pikirkan?"

Lagi, Rose memaksakan senyumannya. Menggeleng pula sebagai jawabannya. "Tidak ada."

"Kau yakin?"

Rose mengulum bibir bawahnya. Tampaknya ia harus mengatakan apa yang tengah ia pikirkan saat ini. Bisa saja Hoseok mengetahui sesuatu tentang keluarganya ketika Ayahnya menceritakan semuanya padanya.

rose ❌ hoperoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang