Yaasshh mari memperbarui cerita ini~~
~~~
Sepulang dari rumah sakit, Guanlin mendapati keadaan rumah yang sepi. Memang beberapa hari ini sepi sih, ulah dia juga. Dia yang menciptakan kecanggungan di rumahnya.
Masuk ke ruang keluarga, dokter muda itu melihat anak-anaknya sedang menonton sambil duduk di atas karpet.
"Papa pulang..", sapanya pelan.
"Malam, papa.. ", ucap Seojun sekenanya. Anak itu sekarang agak berkurang ceria dan jahilnya, karena dia merasa dengan keadaan yang segelap itu di rumahnya, dia gak pantas untuk playing around.
Seoeon hanya melirik sekilas papanya, terlalu takut untuk sekedar membalas ucapan papanya.
"Mama dimana nak? Kok sepi?", tanya Guanlin, masih berdiri di sebelah sofa.
"Mama lagi mandi, pa.. Baru selesai masak", jawab Seojun.
"Oh, oke.. Papa ke kamar ya..", ujar Guanlin lalu berlalu ke kamarnya.
Ternyata Jihoon sudah selesai mandi dan sedang berpakaian.
"Sayang...", panggil Guanlin pelan.
Jihoon menatap suaminya sekilas.
"Eo. Mau kopi? Tunggu sebentar", jawab Jihoon sekenanya sambil mengancingi piyamanya.
"No.. I need to talk to you, honey..", ucap Guanlin sambil memegang tangan istrinya, dan mengajaknya duduk di tepi ranjang.
"Ngomongin apa lagi?", tanya Jihoon malas.
"Aku minta maaf. Aku menyesal sudah bberbuat sejahat itu kemarin", lirih Guanlin sembari menundukkan kepalanya.
Jihoon menghela nafas lelah. Jauh di lubuk hatinya pria itu pingin masalah di keluarganya cepat selesai.
"Aku... Maaf karena gara-gara aku, kamu jadi berpikir kalau aku ga sayang sama Seoeon.. Kamu salah, Jihoon.. Aku sayang sama Seoeon.. Sayang banget. Tapi entah kenapa malah sikap seperti itu yang aku tunjukan ke dia.. Aku.. Aku..", Guanlin terbata, dan Jihoon dapat mendengar kalau suara suaminya itu bergetar.
Guanlin nangis?
"Guanlin, denger..", Jihoon memegang tangan suaminya.
"Buktikan. Buktikan kalau kamu memang sayang sama Seoeon. Kamu sudah berhasil buat dia takut sama kamu. Kamu berhasil buat dia berpikir kalau kamu ga sayang dia.. Aku kasian sama dia, Guan.. Dia anak aku..", lanjut Jihoon.
"Ya.. Anak aku juga..", jawab Guanlin dan menatao istrinya itu.
Jihoon dengan sigap menghapus air mata Guanlin dengan jarinya.
"Kasi aku kesempatan, sayang.. Aku akan buktikan kalau aku sayang sama Seoeon", pinta Guanlin tulus.
Jihoon tersenyum.
"Silahkan, Guan. Aku butuh aksi bukan hanya omongan", jawab Jihoon.
Guanlin mengangguk dan tersenyum.
"Ya sudah. Hapus air mata kamu. Bisa diketawain sama Seojun kamu kalau dilihat nangis.. Mandi dulu atau makan dulu?"
"Kayaknya makan dulu deh. Aku lapar..", ucap Guanlin sambil membuka kemeja dan dasinya.
"Ayo. Aku masak bulgogi tadi Seojun request", jawab Jihoon sambil berjalan keluar dari kamarnya, diikuti oleh Guanlin.
...
Saat ini Jihoon tengah sibuk memberi makan keluarganya. Ya maksudnya dia ngambilin nasi untuk suami dan anak-anaknya.
Sesekali dia menanggapi pertanyaan-pertanyaan Seojun yang seperti tidak ada habis-habisnya.
"Trus kan ma. Tadi Seojun dapet stiker lagi pas selesaj gambar~ Dapet 2!", ucap Seojun antusias.
"Oh ya? Mana coba papa mau liat gambarnya Seojun", Guanlin menanggapi.
"Iya! Nanti Ojun kasi liat", jawab Seojun.
Guanlin tersenyum lalu mengalihkan pandangannya pada Seoeon yang terlihat fokus dengan makanannya.
"Kalau kakak gimana? Ga gambar juga tadi?", tanyanya lembut.
Seoeon agak tersentak, tidak menyangka akan ditanya oleh papanya.
"G-gambar juga...", jawabnya pelan.
"Trus, dapet stiker juga?", tanya Guanlin lagi.
"Dapet.. Tiga", jawab Seoeon lagi.
"Waahh kakak lebih banyak ya ternyata dapetnya~", puji Guanlin.
"Anak-anak mama pinter semua ya? Besok mama kasi hadiah deh~", ucap Jihoon.
"Bener ma? Yaayy!", Seojun mendadak antusias.
"Besok kan papa libur.. Pulang kalian sekolah kita jalan-jalan ya? Kalian boleh beli mainan", ucap Guanlin.
Seojun mengangguk dengan semangat.
...
"Tidur ya kalian.. Besok harus sekolah..", ujar Jihoon sambil menyelimuti kedua anaknya. Baru aja dia mengajak anak-anaknya sikat gigi
"Mama~ Ojun pingin dibacain cerita sama papa", pinta Seojun dengan bbibir mengerucut lucu
"Eh? Coba mama liatin papa sudah selesai mandi bwlum ya..", jawab Jihoon dan mengecup kening Seojun dan Seoeon bergantian.
Setelahnya Jihoon segera meninggalkan kamar si kembar, dan menuju ke kamarnya.
"Guan sudag selesai mandi kan? Anak-anak minta dibacain cerita sama kamu tuh", ucap Jihoon dan mengambil handuk yang disodorkan suaminya.
"Oke. Kamu sabar ya, gantian sama anak-anak", jawab Guanlin sambil mengerling nakal ke Jihoon, dan dihadiahi tampolan di lengannya.
"Apa sih kamu! Dah sana! Nanti anak-anak keburu tidur", ucap Jihoon sambil mendorong badan suaminya.
Guanlin tertawa lalu mencuri satu kecupan di bibir Jihoon, dan segera menuju kamar anak-anaknya.
"Hey boys.. Nungguin papa ya?", tanyanya dan langsung tiduran di antara kedua anaknya.
"Yes. Bacakan cerita ya pa", Seojun mengambil sebuah buku cerita di laci meja nakas sebelahnya, dan memberikan buku itu ke papanya.
"Baiklah.. Coba kita lihat..", Guanlin mulai membuka buku itu.
"Eiiii 3 anak babi lagi? Ga bosen apa?", tanya Guanlin tengsin.
"Seoeonie suka..", jawab Seoeon pelan.
Nah. Akhirnya bersuara juga itu anak.
"Oh. Baiklah~~ Mari kita mulai ceritanya..",
~~~
Haiiii! Masihkah kalian nungguin ini FF? :(
Maaf bgt ya Kim ga bertanggungjawab sama cerita Kim.
Huhu..
Rasanya pingin handover cerita ini deh.
Ada yang minat ga utk nerusin?:(
Terserah kalian lah mau gimana:(Bye:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Our New WORLD [Produce 101 Season 2]
Fanfiction"Saatnya mencari kebahagiaan kami sendiri..." [WARN] Yaoi MPreg Non Baku