Demi kalian, aku mencoba membangun angan untuk cerita ini.
Like dan comment ya! Harus!
~~~
"Ibu.. Ada lagi punya adik yang mau dibawa?", Yuri memasuki kamar orangtuanya dengan satu tas ransel berukuran cukup besar di tangannya.
Hyungseob yang sedang memasangkan Noeul pakaian menoleh, dan tersenyum pada anak sulungnya yang semakin terlihat mirip dengan ayahnya itu.
"Yang tadi ibu suruh udah?", tanya Hyungseob.
"Eung. Sudah. Ibu, kakak boleh bawa buku mewarnainya?", Yuri kini sudah duduk di sebelah adiknya yang tengkurap setelah selesai berpakaian.
"Boleh. Biar ibu yang siapin keperluan kakak. Jagain adik ya?", ujar Hyungseob setelah mencuri satu kecupan di bibir sang putri.
"Ne~~ Ayah kok lama sekali di kamar mandi? AYAAHH", Yuri berteriak memanggil ayahnya.
"Iya kaaakk ayah masih sakit perut!"
Yuri menghela napas mendengar sahutan ayahnya itu.
"Noeul ganteng adiknya siapa~~~", Yuri gemas dengan adiknya, alhasil dia mengusalkan wajahnya di perut sang adik, berbuah kikikan nyaring dari bibir sang adik.
Ga lama, si ayah keluar dengan handuk yang melingkar di pinggangnya.
"Anak ayah kok belum sisiran?", tanya Woojin sambil membuka lemari.
"Kakak capek. Ayah aja yang sisirin ya? Iketin juga", jawab Yuri, lalu dia ikut rebahan si sebelah Noeul.
"Aye captain", ucap Woojin dan segera berpakaian.
Hmmm kemanakah keluarga Park kita ini akan pergi?
Seperti judulnya, mereka akan yeohaeng? Apa itu yeohaeng? Silahkan cari jawabannya di kolom komentar ya, chingu.
~~~
Woojin telah selesai memasangkan sabuk pengaman untuk Noeul di kursi penumpang belakang. Sedangkan Yuri sudah duduk dengan anteng di sebelah adiknya.
Hyungseob telah selesai memasukkan barang bawaan mereka ke bagasi, dan segera masuk ke kursi penumpang depan.
"Sudah siap? Ga ada yang ketinggalan?", tanya Woojin setelah selesai memasang sabuk pengaman dan menyalakan mesin mobil.
"Sudah..", jawab Hyungseob pelan.
"Lets go!"
Dan akhirnya keluarga itu segera meninggalkan rumah mewah mereka.
"Ayah! Ayah! Nanti kakak mau cari kerang lagi sama uyut kayak dulu!", ucap Yuri antusias.
"Kakak inget pernah cari kerang? Padahal itu pas umur kakak 3 tahun loh", tanya Woojin.
"Inget! Kakak kan dulu jatoh trus lututnya luka karena kegores kerang hihi", jawab Yuri.
"Sekarang kakak ketawa. Dulu kakak nangisnya keras banget, padahal. Ibu sampe ikutan nangis", sahut Hyungseob. Pria manis itu sesekali berbalik untuk melihat putranya yang anteng menghisap empengnya.
"Ayah liat deh anaknya setengah teler hihi", ucap Hyungseob yang merasa lucu melihat wajah bayinya yang hampir tertidur dengan mata setengah terpejam.
Woojin melirik sekilas dari spion di depannya.
"Ibu banget tuh kalau sudah ngantuk tapi maksain nonton", ucap Woojin sambil tersenyum.
Yuri melihat adiknya, dan segera menepuk-nepuk pahanya.
"Kakak juga tidur gih. Jauh ini perjalanannya", ucap Hyungseob.
"Eumm kakak belum ngantuk, bu", jawab Yuri.
"Mau mampir indomaret beli jajan?", tanya Woojin.
"Mau, yah!", sudah pasti si anak menjawab dengan semangat.
Akhirnya Woojin berhenti di depan supermarket berlogo biru itu.
"Ayo. Ibu mau apa?", tanya Woojin sambil melepas sabuk pengamannya.
"Apa ya.. Teh dingin, sama kacang yang kayak biasanya, yah", jawab Hyungseob.
"Oke..", setelahnya Woojin turun dari mobil, disusul Yuri.
Pasangan ayah dan anak itu memasuki supermarket, sementara Hyungseob menunggu di mobil sambil memainkan ponselnya.
"Eh.. Jihoon Guanlin juga liburan ternyata.. Guanlin sudah baikan ya sama Seoeon? Syukurlah", gumamnya pada diri sendiri.
"Hoaamm.. Ngantuk..", Hyungseob memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas lalu memejamkan matanya, mencoba tidur.
Sepuluh menit kemudian, Yuri dan ayahnya sudah kembali ke mobil membawa satu kresek penuh cemilan dan minuman.
"Kakak beli apa? Kinderjoy lagi?", ucap Hyungseob heran melihat si anak sudah menggenggam coklat misterius berbentuk telur itu.
Yuri hanya nyengir.
"Apa lagi sih yang disukain sama anaknya selain itu, bu.. Ayah tawarin cadburry aja dia ga mau", ucap Woojin sambil menjalankan mobilnya lagi.
Hyungseob menggeleng lalu mengambil kacangnya, dan memakan kacang itu sepanjang perjalanan, sambil sesekali menyuapi suaminya.
~~~
Dua jam perjalanan terlewat sudah. Kini mobil milik Woojin sudah terparkir dengan rapi di pekarangan rumah nenek.
Iya, mereka bakal nginep di Busan selama dua malam. Besok ada peringatan kematian bundanya Woojin.
"Uyuuuuuut!!", Yuri berlari menghampiri kakek dan nenek yang sudah siap menyambut kedatangan mereka.
"Heeyyyy cucu nenek!! Sudah lebih tinggi sekarang ya!", Nenek menciumi pipi Yuri.
"Ehehe..", jawab Yuri.
"Halo nek.. kakek..", sapa Hyungseob yang tengah menggendong Noeul yang sepertinya terbangun karena digendong tiba-tiba oleh ibunya.
"Astaga cucu kecilkuuu.. Sini nak sama uyut", kakek mengambil Noeul dari gendongan Hyungseob, membiarkan menantu dan cucunya itu mencium tangan kakek dan nenek.
"Ayo masuk. Woojin bawa barang-barangnya. Langsung masukin kamar. Setelah itu makan", ujar nenek sambil berjalan memasuki rumah, menggandeng Yuri.
Woojin dan Hyungseob menurut. Pasangan suami istri tersebut langsung memasuki kaamr dan meletakkan barang bawaan mereka.
"Nek, ini buah-buahan nya", Woojin memasuki dapur sambil membawa sekeranjang buah-buahan.
Memang nenek menitipkan buah untuk acara besok. Katanya buah di Seoul lebih bagus daripada di Busan. Di Busan yang bagus itu hasil lautnya. Hmm iyain.
"Taruh di meja sana ya.. Yuri, ayo makan. Uyut buat bubur kerang loh kesukaan Yuri", ajak Nenek.
"Yeeyyy! Ibu, ayah, ayo makan!", ucap Yuri dengan senang.
"Cepat makan kalian, biar Noeul sama kakek dulu mumpung ga rewel", sahut kakek.
Pria tua itu segera mengajak cicit keduanya ke belakang rumah, melihat burung-burung peliharaannya.
Sebenarnya dengar-dengar ayah Woojin juga bakalan datang. Tapi Woojin tidak terlalu ambil pusing, karena orangnya sendiri ga ngabarin.
Dia cuma berharap ga ada kejadian yang merusak suasana nanti.
~~~
KASI IDE UNTUK SELANJUTNYA PLEASE.
BYE ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Our New WORLD [Produce 101 Season 2]
Fanfiction"Saatnya mencari kebahagiaan kami sendiri..." [WARN] Yaoi MPreg Non Baku