○○○
pukul dua belas lewat lima menit di mana thai tanic caffee di penuhi orang-orang dengan niatan untuk memenuhi perut mereka yang lapar.
ini sudah jam makan siang, jennie dan park chayoung memang selalu makan di sini, namun berbeda hal nya dengan sekarang, bukan hanya mereka, tampaknya beberapa karyawan di bagian divisi keuangan dan staff HRD ikut hadir memenuhi permintaan song mino untuk acara traktiran.
suasana mulai ricuh ketika lalisa dan jeon jungkook muncul mengantarkan beberapa makanan yang mereka pesan.
"wahh...ternyata benar gosip itu, kau mempekerjakan orang2 dengan visual di atas rata-rata" celetuk park jimin dari divisi keuangan
"jennie kim memang pintar, tentu saja hal itu akan berpengaruh untuk promosi dan pemasaran" celetuk song mino sang CEO dari perusahaan tempat jennie bekerja
"hey kalian, kalian benar-benar cantik dan tampan !" celetuk Namjoon dari divisi staff HRD
"wahh...oppa matamu sangat jeli mengenali gadis-gadis cantik rupanya" celetuk park chayoung yang bicara dengan mulut penuh nasi
jennie hanya memberikan sedikut senyum yang di paksakan lalu berdecih karna mendapati song mino dengan sepasang mata laparnya menatap lisa.
lantas lisa menghampiri jennie, gadis itu meletakan segelas americano di hadapan jennie dengan sedikit bisikan yang ia berikan di telinga milik jennie
"jennie, kau punya waktu untuk menemui tunanganku siang ini setelah makan bukan?" bisik gadis itu, jennie menengadahkan kepalanya menengok lisa dan kemudian mengangguk seketika.
acara makan bersama itu cukup membuat telinga lisa agak berdengung karna terlalu bising, belum lagi gadis itu terus melirik ke arah song mino yang berkali-kali menjahili jennie, ntah itu merangkul, berkata mesum, ataupun meletakan tanganya itu di paha jennie, membuat jennie tak nyaman serta lisa yang mengendus kesal.
"jennie, kudengar kau tinggal bersama dulu dengan kim taehyung" celetuk song mino yang tentu saja di acuhkan jennie
"kau tau milik kim taehyung itu tidak lebih besar di bandingkan punyaku, benar tidak kawan2?" tanya song mino pada rekanya yang mulai tertawa karna menjadikan jennie bahan guyonan
"ya...oppa membicarakan hal itu agak sedikit keterlaluannn" ucap park chayoung sambil cengengesan, park chayoung tahu bahwa jennie tidak nyaman di jadikan bahan guyonan dan mencoba mengalihkan fokus song mino dan rekan2 nya padanya, gadis itu sangat paham akan jennie kim sahabatnya.
"ahh...kau mau mencicipinya juga park chayoung? jangan sungkan begitu" celoteh song mino lagi
park chayoung tertawa menanggapi guyonan song mino dan memukul kecil bahu pria itu
"hyakk..jangan bercanda begitu oppa"
tiba-tiba phonecell jennie bergetar, gadis itu melirik nama jungkook di phonecell nya, lantas ia melepaskan rangkulan song mino lalu berdiri setelahnya dan membungkukan setengah badanya berpamitan.
"permisi song mino-shi aku harus menjawab telphoneku" ucap jennie yang kemudian pergi meninggalkan meja tersebut dan melengos ke dapur
"aishh...panggil aku oppa kau tidak perlu se formal itu di luar kantor" pekik song mino yang tentu saja kembali di abaikan jennie.
"ah..terimakasih kookie, kau menyelamatkanku dari pria sialan itu"
"gwenchana noona, aku bisa melakukan apapun untukmu" jawab jeon jungkook yang sedang mencuci piring membuat mulut jennie bungkam seketika mencerna perkataan pemuda itu.
"hyakk..jeon jungkook kenapa aku jadi ingin menyumpal mulutmu itu dengan penggorengan ini ya" celoteh lisa yang sedang memanggang beberapa sausage di pan.
"berhentilah...kenapa kalian selalu ribut untuk hal-hal kecil seperti itu? ah..kepalaku pusing sekali ah.." keluh jennie yang mulai meletakan pantatnya di kursi.
"kalau begitu suruh pria kecil itu berhenti membual !" ucap lisa lagi
"dan noona tolong suruh wanita gila itu untuk tidak terus menggerutu" ucap jungkook menimpali
jennie menutup kedua telinganya itu, berharap dua mahkluk di depanya dapat berbaik hati untuk tidak terus berdebat sehingga mengurangi sakit kepalanya.
"ah..anyway dimana tunanganmu itu kau bilang dia ingin bertemu denganku?" tanya jennie
"dia sedang menuju kemari di perjalanan, berdandan lah dulu siapa tau dia naksir padamu jen" celetuk datar gadis bernama lisa
"hyakk..kenapa aku harus berdandan, dia tunanganmu bukan tunanganku" jawab jennie sambil menggelengkan kepalanya
○○○
"ooh my god daddy !" teriak lisa tiba-tiba
.
.
.
.
.
rupanya seorang pria yang sangat lisa kenali itu telah menampakan batang hidungnya dan mulai melangkahkan kakinya masuk ke caffee thai tanic dengan setelan jas hitam dan aroma maskulin yang seketika menyeruak seluruh ruangan yang mana berasal dari tubuhnya"wah tidak kusangka gadis bernama jennie kim secantik ini" ucap bambam yang saat ini tengah duduk di sebuah sofa di dekat dapur caffee itu
"lalu kenapa si brengsek kim tae mencicipi lisaku"
"hmm terimakasih" ucap jennie yang ntah kenapa mendadak gemetaran mendengar suara berat pria itu
"langsung saja, kau mau minta apa sebagai hadiah?" tanya bambam lagi sambil menatap jennie kim tajam,
"maksudmu apa aku tidak mengerti?"
"kau telah berbaik hati menolong lisaku, berkat dirimu juga aku kembali menemukanya, sebagai imbalan kau boleh meminta apapun, anggap saja sebagai rasa terimakasihku"
"seperti, kendaraan, tempat tinggal atau semacamnya"
jennie hanya tersenyum menanggapi niat baik pria dihadapanya ia sangat bingung dan sedikit melirik lisa,
"ah..jennie katakan padanya dia akan memenuhi apapun permintaanmu sekalipun kau meminta nyawanya" celetuk gadis itu
"itu benar" jawab bambam,
'pria ini benar-benar gila' pekik jennie di dalam hatinya,
"maaf sebelumnya tapi aku sudah memiliki semua itu" ucap jennie
"serius apa kau tidak membutuhkan sesuatu lagi? aku bisa memberimu apapun" jelas bambam lagi
"apapun?"
"bagaimana kalau pacar?" celetuk jennie tiba-tiba
"Ne?"
"untuk saat ini aku hanya membutuhkan pacar sepertinya" jelas jennie lagi yang ditanggapi tawaan kencang dari pria bernama bambam itu
"baiklah, anggap saja aku punya hutang padamu, jika kau butuh sesuatu, apapun itu aku akan coba memenuhinya, arra? kurasa pembicaraan kita cukup sampai disini saja"
"dan kau lalisa, katakan siapa pacarmu kali ini, aku harus tau bukan?" tanya bambam lagi, gadis bernama lalisa itu tak bergeming ia hanya menilik cat kuku jarinya.
"kenapa oppa sangat ingin tahu, cari tau saja sendiri, aku tidak akan memberi tahumu cuma-cuma" jawab gadis itu datar
"hyakk..berhenti mengharapkan pujian-pujian dariku, kenapa kau sangat ingin di puji baru memberi tahuku identitas pacarmu"
"dengar jennie, kau hanya perlu memuji gadis menyebalkan satu ini agar dia bersikap baik padamu, dia sangat senang dengan pujian" ucap bambam lagi
"aku tidak peduli pria mana lagi yang kau kencani kali ini, tapi kau harus selalu menggunakan alat kontrasepsi, sebelum perutmu itu menimbun benih lagi" celetuk bambam yang diacuhkan lisa, berbeda dengan jennie kim yang saat itu melongo terheran-heran mencoba mencerna kata-kata bambam, dan mulai menebak-nebak hubungan aneh macam apa yang dijalani lisa dengan pria yang berstatus tunanganya itu.
"dan bagaimana kabar mahkluk kecil di perutmu itu? mau ku bantu menghilangkanya?" tanya bambam sambil mengelusi perut rata gadisnya.
○○○
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GREAT DOLL ! (jenlisa)
Fanfictionbolehkah aku jatuh padamu? orang bilang kau tidak waras, kurasa akulah yang tidak waras disini karna sangat amat menginginkanmu_________jennie kim WARNING !!!!! 18 + plus plus jangan dibaca kalau di bawah umur, apalagi di praktekin