○○○
Pria bertuxedo hitam dengan aksen garis horizontal di setiap bagianya itu baru saja memijakan kakinya di lantai gedung kedutaan Amsterdam, irama ketukan dari sepatunya seakan mengintrupsi sebuah ruangan yang hening di setiap langkahnya.
pandanganya lurus ke depan, seakan sangat tahu kemana tujuanya akan berakhir, benda pipih yang sejak tadi ia pegangipun terus-menerus bebunyi "beep" dengan berulang, layar sekitar tujuh inci itu menunjukan tanda merah yang mana jarak nya semakin dekat dengan pria itu, iapun memasuki sebuah ruangan dengan pintu yang sedikit terbuka dan menampakan gadisnya disana,
"huhhh....." Bambam menghembuskan nafasnya kasar mendapati gadisnya tengah meringkuk di sudut sofa panjang sambil memeluki lututnya dalam keadaan "Tidur" percis seperti anak hilang yang menunggu kedatangan orang tuanya.
"tuan...anda sudah sampai" ucap seorang pria yang kemudian menghampiri bambam, bambam menoleh dan tersenyum tipis.
"nick..sudah lama tidak berjumpa, maafkan gadisku pasti sedikit merepotkan, atau bahkan sangat ?" tanya Bambam sambil mengerenyitkan dahinya.
"tidak sama sekali, dia hanya sesekali berteriak dan minta di belikan makanan" ucap pria itu sambil memperlihatkan kresek putih yang baru saja ia bawa, pria itu tengah membawa sekotak pizza atas rengekan Lisa yang perutnya mulai lapar, sementara orang yang di bicarakan tengah asik mendengkur.
"ah...ini untukmu, anggap sebagai rasa terimakasihku karna telah menjaganya untuku" ucap Bambam sambil menydorkan satu amplop coklat tebal, yang segera di terima cukup gesit oleh pria yang ia panggil "nick"
"terimakasih tuan"
Bambam yang tidak cukup tega membangunkan gadis itu akhirnya memboyong Lisa dengan cara menggendongnya dengan sangat hati-hati.
"hmmmhh....daddy? kau kah itu?" tanya Lisa yang tidurnya sedikit terusik. Bambam hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Lisa.
"bagaimana bisa kau tidur semaumu dimanapun dan kapanpun? kau harus berhati-hati, kau seorang perempuan terlebih ini di tengah-tengah orang asing."
"huh, bagaimana bisa kau memarahiku di pertemuan pertama kita? aku menyesal untuk terbangun, sebaiknya aku kembali tidur" ucap Lisa ketus.
"tidurlah Nona, kita hampir sampai ke mobil" ucap Bambam yang akhirnya meletakan tubuh Lisa di kursi mobil
"jalan" perintahnya pada supirnya yang kemudian segera meluncur meninggalkan gedung kedutaan.
○○○
"dimana jennie ? dia tidak ikut denganmu?" tanya Lisa yang baru saja terbangun satu jam lalu dari tidurnya.
"tidak" jawab singkat Bambam sambil sedikit melirik dengan ujung matanya saja,
"bagaimana caramu melarikan diri dari Jin?" tanya Bambam yang sebenarnya ingin menghindari pertanyaan Lisa mengenai jennie.
"woahh kau tau? dia gila sangat gila hingga aku kelelahan, bayangkan saja dia memperlakukanku seperti boneka, mendandaniku, membeli beberapa barang untuku, memaksaku memakai gaun bodoh ini, dan bersikeras menikahiku ! dia pikir usianya berapa ? dia juga memaksaku menaiki kereta kencana yang ia sewa untuk mengintari kota, disanalah aku melarikan diri, aku sangat beruntung menemukan Tom Ford dalam pelarianku, dia yang mengantarku ke kedutaan dan memberikan ini, dia ingin aku jadi Modelnya" ucap Lisa sambil memamerkan sebuah kartu nama pada Bambam.
Bambam melihat itu sekilas dan tidak terlalu peduli setelahnya, ia tiba-tiba saja merobeki gaun yang di pakai Lisa, membuat Lisa menautkan alisnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GREAT DOLL ! (jenlisa)
Fanficbolehkah aku jatuh padamu? orang bilang kau tidak waras, kurasa akulah yang tidak waras disini karna sangat amat menginginkanmu_________jennie kim WARNING !!!!! 18 + plus plus jangan dibaca kalau di bawah umur, apalagi di praktekin