34

5.3K 543 126
                                    

○○○

Jennie yang semula berniat menghubungi Bambam itu akhirnya mengurungkan niatnya dan kembali duduk di sebelah Jisoo.

Jisoo masih memegangi tangan Jennie  cukup gemetaran, tampaknya gadis itu masih cukup menimbang akan mengatakan apa yang mengganjal dipikiranya atau tidak.

"Jisoo, kau tahu sesuatu ?"

Jisoo hanya menatap Jennie, ada sedikitnya aura ketakutan yang Jennie lihat dari sorot mata gadis itu. jennie menyentuh kedua tangan Jisoo disana dan mengeratkan pegangan diantara mereka.

"Jisoo, katakanlah apa yang kau tahu, kami tidak akan menyalahkanmu, apa  benar Jin mampu melakukan semua itu? aku akan percaya padamu, karna kau lah satu-satunya orang disini yang mengenal Jin cukup baik"

"sekarang katakan, apa Jin orangnya?" tanya jennie sekali lagi, Jisoo hanya mengangguk saat itu, membuat jennie tak habis pikir dengan semua lelucon yang Jin buat, bahkan jennie tertawa disana, bukan tawaan bahagia, namun tawaan penyesalan karna bersikukuh mempercayai Jin, tawaan kemarahan karna berani-berani nya pria itu mengusik Lisa.

"Jin sangat mampu melakukan ini Jen, dia memang terlihat baik, tapi menurut catatan riwayatnya, dulu ini juga pernah terjadi, bahkan berulang"

"apa maksudmu Jisoo?"

"dia pernah terlibat kasus penguntitan, dan itu bukan sekali dua kali, bahkan salah satu korbanya pernah mati bunuh diri karna di culik dan di perkosa" jennie membelalak seketika mendengar penuturan jennie, gadis itu mulai mengacak rambutnya kasar.

"ya tuhan.......kenapa Lisa selalu terlibat dengan pria-pria seperti itu!" pekik jennie dengan suara yang bergetar.

"kenapa ???? kenapa Jin bisa begitu? ada apa denganya sebenarnya? saat kuliah dulu bahkan dia hanya pria cupu yang bahkan tak berani menatap mata wanita !"

"Jennie, Jin itu pasien ku di RSJ..."

"whatttt????" jennie yang terkejut karna tak percaya itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh.

"kau bercanda kan? katakan? bagaimana bisa kau memacari pasien mu? artinya mentalnya agak terganggu bukan?"

"dengar Jennie Cinta bisa tumbuh dimana saja, bahkan di RSJ sekalipun, orang yang tidak memiliki waktu sepertiku yang berangkat pagi buta pulang malam tidak punya waktu untuk berkencan, kalau tidak berakhir dengan status "singgle" mau tidak mau pilihan kedua adalah menerima cinta dari pasienmu, kecuali kau berasal dari keluarga kaya yang akan sukarela menjodohkanmu dengan koleganya"

"Jin sudah sangat sehat, dia bahkan berkelakuan baik selama 2 tahun terakhir ini, dia dan kebiasaanya menguntit tidak terlihat lagi, dia bahkan rutin meminum obat sampai sekarang, aku yang memastikanya"

"lalu kenapa ? kenapa semua ini bisa terjadi? kenapa? kau bisa menjawabnya Jisoo?" teriak jennie,

"bahkan dia menusuk park chayoung juga !!"

"bagaimana jika sahabatku itu mati !!!"

"dia bahkan belum sempat merasakan apa itu cinta, gadis bodoh itu hanya berganti pasangan setiap hari untuk di tiduri ! " ucap jennie lengkap dengan tangisanya.

○○○


"Sialan !"

"dia hanya seorang "Jin", penculik kecil itu mencoba bermain petak umpet denganku rupanya." ucap bambam di kursi putar nya, setelah mendengar penuturan seorang pria berjas hitam di depanya.

orang itu mengatakan kalau tepat pagi ini ia menemukan catatan keberangkatan milik Jin serta identitas Lisa yang dipalsukan, dengantujuan ke Amsterdam.

"ini tidak lucu, berani sekali dia meminjam Lisaku tanpa permisi, haha"

"Tuan kami akan menjemput nona kembali tepat saat mereka menginjakan kakinya di bandara"

Bambam hanya menyeringai dan mengangguk malas serta menyuruh pria suruhanya itu pergi dari hadapanya.

Bambam mulai memeriksa handphonenya, ia yakin sekali bahwa Lisa cepat atau lambat akan menghubinginya, benar saja disana terdapat puluhan panggilan tak terjawab namun bukan dari Lisa melainkan Jennie.

"aish...wanita ini juga sama merepotkanya !"

○○○

"kau mau makan?" tanya pria itu yang di jawab gelengan singkat dari Lisa.

raut wajah Lisa benar-benar datar ia hanya memperhatikan sekitaranya, setelah sadar dari tidur panjangnya kini ia terbangun dengan kursi roda yang ia duduki di sebuah restaurant serta Jin di hadapanya, dan orang-orang dengan paras western yang ia lihat di sekelilingnya.

pria itu benar-benar memikirkan pelarianya matang-matang rupanya, ia juga terus-terusan menyuntikan obat penenang pada Lisa yang ia dapat dari RSJ yang mana obatnya sendiri, sehingga gadis itu sangat tenang bahkan tidak sadar tengah di boyong ke Luar negeri.

"ini dimana?"

"di tempat yang hanya ada aku dan dirimu, tidak ada seorangpun yang akan mengusik kita" jawab Jin sambil memotong-motong steak Tenderlion nya.

Lisa menyeringai kecut disana, pria ini mencoba bermain-main denganya atau bagaimana pekiknya dalam hati,

"buka mulutmu" ucap Jin sambil menyodorkan garpu dengan steak yang telah ia potong di depan wajah Lisa.

lisa tak habis pikir disana ia hanya terkekeh dan memegangi kepalanya, membuat Jin menatap penuh tanya.

"kau bercanda? kenapa aku harus memakan sesuatu dari tangan kotormu itu?"

"apa yang kau inginkan dariku? kenapa kau harus mendandaniku, membelikan pakaian, sepatu, dan sekarang makan ? kau menginginkanku jadi bonekamu rupanya?" 

jin menatap Lisa lekat-lekat, ia meletakan garpu yang ia pegangi lantas menghentikan acara makannya.

"kurasa kau harus istirahat sayang, apa kepalamu masih sakit?" tanya Jin yang sadar bahwa mereka tengah menjadi pusat perhatian setelah Lisa bicara dengan sedikit berteriak disana.

"terserah brengsek, kau mau aku bagaimana sekarang? cepatlah penuhi keinginanmu itu aku benar-benar harus pulang, sebelum tunanganku menjemputku dan mengambil nyawamu sekalian"

"berhenti bermain-main, kau pikir usiamu itu berapa hingga masih bermain-main peran boneka-bonekaan" timpal Lisa ketus.

"apa setelah ini kau akan memandikanku juga lantas menyisir rambutku? mengganti pakaianku lalu setelah itu berdansa denganku? seperti cerita-cerita disney di TV ?"

"ada yang terlewat di urutanya sayang, setelah itu kita akan berjalan-jalan bersama dengan kereta kencana mengintari kota lalu menikah" ucap Jin tanpa dosa, sementara Lisa hanya menganga tak percaya dengan penuturan Jin.

"kau bercanda? tidak ada orang waras selain Jisoo yang sudi menikahimu, kenapa kau tidak meniduriku saja lalu memulangkanku, lebih mudah bukan? mendengar rencanamu benar-benar membuatku lelah bahkan sebelum menjalaninya, jika ingin bermain boneka cari saja gadis lain, aku tidak mau"

Jin sedikitnya terkejut dengan penuturan Lisa yang benar-benar di luar akal sehatnya, bagaimana bisa seseorang yang diculik setenang itu bahkan mengatakan hal-hal yang menurutnya tidak pernah ia dengar dari wanita2 yang pernah ia culik, biasanya para wanita itu akan menangis dan ketakutan bahkan merajuk minta dilepaskan.

"Lisa, kau ingin aku menidurimu?" tanya Jin lagi memastikan omongan Lisa itu benar.

"hyakk...aku hanya menyederhanakan jalan pikiranmu yang rumit itu, mendengar semua rencana mu benar-benar menjengkelkan"

"katakan, untuk apa kau menculiku? kau menginginkan tubuhku bukan? aku tidak ada waktu bermain boneka denganmu, jadi selesaikan sekarang juga dan pulangkan aku setelahnya" ucap angkuh gadis itu.

"memangnya apa yang akan kau lakukan setelah itu?" tanya Jin yang cukup tertarik dengan kata-kata Lisa.

"dengar, aku tidak bisa jauh-jauh terlalu lama dari Jennie, aku sangat merindukanya sekarang." jawab Lisa datar.

○○○

THE GREAT DOLL ! (jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang