25

6.9K 634 236
                                    

○○○

"brengsek !!!!"

jennie masih di kuasai amarah, raut wajah nya benar-benar sangat marah, ia hanya meringkuk lemas di ranjang king size miliknya, sambil sesekali meringis kesakitan di beberapa bagian tubuhnya.

jennie tak lagi menahan air matanya, dia menangis, menangis sejadi-jadinya, di bawah selimut ia memeluki tubuhnya sendiri, tubuhnya yang bahkan tak di balut sehelai benangpun.

sudah ada satu jam kurang 10 menit jennie terus begitu sampai akhirnya ia mulai beranjak meratapi cermin, melihat bayangan dirinya di sana, memelototi setiap inci luka di tubuhnya.

"sialan !" pekik jennie sambil mengendus kesal.

dimulai dari sudut bibirnya yang terluka, lehernya yang membiru, beberapa memar keungun di dada, perut bahkan kedua pahanya tidak luput dari luka, selangkanganya sakit, sangat sakit hingga ia butuh tenaga ekstra untuk berjalan, itupun sambil meringis di setiap langkahnya.

"keparat !" pekiknya lagi,

jennie terus melontarkan sumpah serapah tak berujung, rambutnya sangat berantakan hingga mungkin orang yang melihat kondisinya saat itu berfikiran kalau jennie telah di perkosa.


























benar, sialnya jennie memang telah di perkosa.


"jennie buka pintunya..." bujuk seorang gadis yang terus mengetuki pintu kamar jennie, siapa lagi kalau bukan mahkluk bernama lalisa.

jennie tak menghiraukan suara melengking milik lisa yang terus meneriaki namanya, berharap gadis itu akan sudi membuka pintu dan berhamburan memeluki lisa.

lisa hampir menyerah memanggili jennie, bagaimana pun jennie tidak dalam posisi baik untuk sekedar "bicara" atau bertatap muka dengan gadis itu, jennie pasti sedang sangat terpuruk pikir lisa, apa lagi dari tadi hanya raungan-raungan tangis dari gadis itu yang lisa dengar dari kamarnya.

ntah berapa kali lisa mencoba membuka kenop pintu yang jelas-jelas jennie kunci, tubuh kurusnya itu tak mampu untuk sekedar mendobrak pintu kamar jennie.

"jennie....keluarlah dulu, mari kita bicara" bujuk lisa yang masih mengetuki pintu kamar jennie.

"jennie setidaknya jawab aku, jangan membuatku cemas"

masih tak ada jawaban dari jennie, lisa sangat khawatir dan menjadi gelagapan takut-takut gadis bernama jennie itu melakukan sesuatu yang tidak-tidak, seperti melukai dirinya sendiri atau semacamnya, membuat lisa mondar mandir di depan kamar jennie, memikirkan seribu satu cara untuk membuka pintu itu.

"jennie kalau kau tak mau membukakan pintu atau pun menjawabku setidaknya pastikan dirimu baik-baik saja arra?"

"jika kau masih tak menjawab, aku anggap kau mengiyakan"

"aku mencintaimu, sangat...."

lisa menghembuskan nafasnya, gadis itu bahkan sempat menjatuhkan setetes air matanya walaupun setelahnya ia tepis.

"jennie, aku keluar dulu, ku harap setelah aku kembali kau mau membukakan pintu, kita perlu bicara" ucap lisa lagi,

lisa mulai beranjak dan keluar dari appartemen itu, ia tidak punya tujuan yang jelas, ia hanya berfikiran untuk memberi waktu sendiri untuk jennie merenungi kejadian semalam, dimana ia telah di perkosa.

jennie mulai mengelapi air matanya, memunculkan kepalanya di balik bantal karna mendengar lisa  yang akan beranjak pergi, perutnya sudah berbunyi dari semenjak tadi, namun ia mengurungkan niatnya untuk makan demi menghindari lisa.

THE GREAT DOLL ! (jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang