41

5.6K 581 111
                                    

○○○

Kedua gadis itu tengah menduduki salah satu bangku dengan masing-masing makanan yang mereka santap, park chayoung dengan salad dan jennie kim dengan Wagyu steak nya, Setelah menimbang cukup matang, akhirnya jennie kim memutuskan untuk melanjutkan bisnis restaurant nya Thai taenic, dengan sedikit perubahan di menu-nya, tidak banyak memang, ia hanya menambahkan makanan-makanan western selain makanan thailand, untuk "sang koki" ia mendapatkan reccomendasi dari ibu nya Hyoyeon dan tidak menjadi masalah lagi.

"bagaimana Steak nya, enak ?" tanya park chayoung yang justru tak di hiraukan jennie, gadis itu hanya menusuk terus menerus makanan dengan pisaunya, rupanya gadis itu tengah melamun.

"hyak !!! jennie kim aku bicara padamu !"

Lamunan jennie buyar seketika, ia berdecih dan mendelik sebal ke arah park chayoung yang baru saja meneriakinya dengan suara seribu oktaf miliknya, membuat kupingnya sedikitnya sakit.

"tadi itu apa ?" pekik jennie kembali melamun.

"apa yang kau bicarakan ?" tanya park chayoung yang malah asik mencomot Wagyu milik jennie, selagi jennie lengah.

"Lisa...dia kenapa ? kami hanya tidak berhubungan selama 2 hari, tapi tingkahnya seperti tidak mengenalku"

"aish...kau masih peduli padanya ? kau bilang tidak ingin berurusan lagi denganya" ucap park chayoung menanggapi.

"kau dengar apa yang ia katakan tadi di rumah sakit bukan ?"

"i miss you, ah maaf aku salah orang rupanya ? senang bertemu denganmu, namaku Lisa, lalu berlari dan pergi setelahnya, bisa kau pahami ada apa denganya?" tanya jennie yang dijawab anggukan demi anggukan park chayoung.

"kurasa otaknya sedikit bergeser" jawab park chayoung asal, masih dengan melahap makananya tanpa henti, membuat jennie menghembuskan nafasnya.

"hyak !!! tunjukan empatimu sedikit, kenapa hanya fokus pada makanan ! setidaknya dengarkan aku !"

"mungkin dia amnesia atau semacamnya setelah melahirkan, atau kepalanya itu terbentur sesuatu, ah jangan-jangan bambam mencuci otaknya agar Lisa bisa melupakanmu !" ucap park chayoung yang tiba-tiba sangat antusias dengan prasangka-prasangka buruknya.

"kau bercanda ? itu tidak mungkin" ucap jennie meremehkan dugaan park chayoung sambil terkekeh.

"ck....tidak ada yang tidak mungkin, kita sama-sama tahu bagaimana sifat Bambam, apa lagi berkaitan dengan Lisa, apapun bisa ia lakukan, aku yakin sekali pria itu mencuci otak Lisa agar ia bisa melupakanmu dan tidak larut dalam kesedihanya" jelas park chayoung lagi, kali ini jennie sedikitnya terpengaruh dengan kata-kata park chayoung.

"apa benar begitu?" lamun jennie.

"hyak !!! jangan meracuniku dengan dugaan tak masuk akalmu itu ! kau ini pandai sekali mengarang cerita, kenapa tidak menulis novel saja !" pekik jennie yang masih bersikukuh tak percaya dengan perkataan park chayoung namun cukup meragukan keyakinanya itu.

"ck... ! kalau begitu tidak usah bertanya padaku !" pekik park chayoung sebal.

sementara itu seorang gadis yang tengah menjadi topic hangat pembicaraan jennie dan park chayoung, siapa lagi kalau bukan "Lisa", gadis itu kini tengah meratapi dirinya sendiri di depan cermin, akhirnya karna tidak punya tujuan lagi ia memutuskan pulang ke kediaman Bambam yang telah diberikan kepada Lisa.

"oh god...lihat dirimu, kau masih cantik, menarik, dan menawawan....auramu begitu kuat, tapi sekarang kau miskin, kau bukan apa-apa tanpa uang Lisa, itu sebabnya aku malu menemui jennie" ucap gadis itu bicara pada bayanganya di cermin.

"tapi aishhh !!! bagaimana aku bisa bersikap bodoh begitu ? mengatakan rindu lalu pura2 tidak mengenalnya, ck...apa tanggapan jennie tentangku ?"

"tau begini kenapa aku sok sekali menolak kartu kredit bambam kemarin, hanya karna merasa bersalah, ck... Lalisa kau benar-benar bodoh !"

gadis itu berjalan menyusuri rumah besar tak berpenghuni itu, menaiki setiap anak tangga sambil sesekali meringis karna luka jahitan di perutnya, rasa sakit itu juga menjelma menjadi rasa kesepian yang semakin lama semakin terasa, di rumah besar itu Lisa hanya sendirian di temani suara detik demi detik jarum jam dan gemercik air aquarium.

Lisa memutuskan untuk menonton TV, bermalas-malasan sambil merebahkan tubuhnya di sofa, memikirkan nasib barunya tanpa "sayap" dalam artian Bambam, kemarin sayapnya telah dipotong, kemarin bambam nya telah pergi. demi untuk tinggal di bumi, mencari cinta sejati "jennie".

di tengah heningnya malam dengan suara Televisi tiba-tiba suara perut Lisa pun ikut berbunyi, suara nya nyaring hingga tubuhnya ikut melengking.

"bahkan aku lapar sekarang...."

gadis itu kembali beranjak dari sofa, ia kembali menelusuri rumah itu dan berakhir di kamar utama, seingatnya bahkan ia tidak punya baju di tempat itu, namun ia berfikiran mungkin bambam meninggalkan baju-bajunya disana sehingga ia bisa memakai milik bambam saja untuk pergi tidur, ah...tepatnya memaksakan diri untuk tidur, dan melupakan rasa lapar.

menyedihkan memang.


Lisa membuka Lemari, ia begitu tercengang disana, tak ada tumpukan pakaian disana, melainkan berganti menjadi tumpukan uang yang berjejer menjejali lemari, seketika gadis itu tersungkur ke lantai, akhirnya ia pun bisa bernafas lega, dan berakhir dengan tangisanya yang tersedu-sedu.

"daddy bahkan sampai akhir tidak membiarkanku kesulitan....huaaaaaaaa terimakasihhh" pekik gadis itu masih dengan tangisnya.

"jennie tunggulah aku, akhirnya aku punya muka untuk menemuimu" ucap gadis itu sambil menyeka air matanya.

Lisa memutuskan untuk pergi keluar, perutnya sangat lapar hingga memaksa kaki-kaki nya beranjak dan mencari sesuatu untuk dimakan, beruntung ia masih memiliki mobilnya, hingga ia tidak perlu repot-repot berjalan kaki, di perjalanan ia melihat Thai taenic dengan lampunya yang masih menyala, membuat gadis itu menghentikan laju mobilnya dan memunculkan kepalanya di balik jendela mobil.

"apakah Thai taenic kembali beroperasi? "

saking penasaranya gadis itu akhirnya turun, melangkah menuju restaurant dan mendapati jennie disana.

jennie, gadis itu masih sama, bahkan rasanya semakin cantik saja, pekik Lisa yang pandanganya terus tertuju pada gadis itu yang tengah melayani tamu, mengantarkan hidangan pesanan mereka.

"selamat malam, ada yang bisa saya ban......." gadis itu seketika menghentikan kata-katanya setelah ia melihat siapa pengunjung yang baru saja datang itu, Lisa..

"hallo..." ucap Lisa

"Hai...iii" ucap jennie terbata, mereka setidaknya saling berpandangan sekitar lima menit lamanya, jennie yang larut dalam lamunanya dan Lisa yang salah tingkah dengan berakhir menggaruk kepalanya.

"aku....aku" ucap Lisa terbata.

"aku juga...." ucap jennie yang masih tak bergeming dengan tetap memandangi Lisa, membuat Lisa menatapnya kembali penuh tanya.

"apa maksudmu? dengan "aku juga" ? apa kau juga lapar sama sepertiku ? kalau begitu istirahatlah sejenak dan temani aku makan" ucap Lisa tanpa dosa, sementara jennie yang mengira Lisa akan mengatakan hal lain itu mendadak malu hingga pipinya bersemu merah.

"ah....ku pikir tadi kau ingin mengatakan..."

"mengatakan ?"

"ah..lupakan, kau ingin makan apa? kami memiliki menu baru, kami menambahkan list western food juga kali ini, hidangan speciall kami adalah Wagyu, ada juga..."

"apapun....aku akan memakan apapun itu jika kau yang memasak..." ucap Lisa yang memandang jennie yang kini kembali menghentikan kata-katanya dan balik menatap Lisa,

"sayang nya aku bukan koki nya, jadi kau ingin makan apa?" tanya jennie lagi,

"aku ingin memakanmu...."

"Ne ?"

"maksudku aku ingin makan bersamamu..." ralat gadis bernama Lisa itu sambil menunjukan gigi nya tersenyum.

○○○





THE GREAT DOLL ! (jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang