22

6.6K 647 65
                                        

○○○

kedua gadis itu lalisa dan jennie kim memutuskan untuk meninggalkan park chayoung di mobil tepat di parkiran seperti titah lisa, karna gadis itu bersikukuh tidak ingin bertemu dengan bambam.

keduanya memijakan kaki di sebuah bangunan yang lebih pantas di sebut bar dari pada rumah, bangunan yang cukup mencolok diantara bangunan di sekitarnya, dengan akses terbatas karna hanya orang yang terdaftar sidik jarinya yang dapat memasuki tempat itu.

tentu saja lisa dan sidik jarinya telah terdaftar disana bahkan sidik jari nya adalah satu-satu nya kunci untuk masuk ke ruangan privasi yang di sebut "kamar utama" setelah bambam.

jennie terus berjinjit dengan tanganya yang terus memegangi ujung kemeja yang lisa pakai, gadis itu menjadi gemetaran seakan ketakutan tepat saat ia menginjakan kaki di langkah pertamanya memasuki kediaman bambam.

rumahnya sangat sepi dan dingin seperti menggambarkan sang pemilik, di sana terdapat beberapa guci-guci klasik berbagai ukuran yang berjejer rapi di sepanjang dinding, ntah mengapa menambah suasana sepi yang ada.

"lisa...rumah ini tampak sangat luas namun begitu sepi, kira-kira kalau ku jual berapa untung yang kudapat ?" celoteh jennie sambil terus melihat-lihat sekeliling rumah itu.

"kkkk~~ kenapa kau ingin menjual rumah orang lain ?"

"kau tidak cukup puas dengan appartemen mu ? tunjuk saja rumah yang kau inginkan, aku akan membelikanya dengan kartu kredit bambam" celetuk lisa asal namun tetap terdengar meyakinkan

"belikan aku dengan uangmu sendiri, payah !" celetuk jennie dengan nada ketusnya yang langsung menusuk dada lisa

"heishh...aku ini sedang kabur dari rumah, mereka membekukan semua uangku sampai aku kembali ke thailand, anggap saja aku berhutang pada bambam, dia tidak akan keberatan, bisnis ilegalnya ada dimana-mana, dia bahkan menerima jasa untuk membunuh kau tidak akan percaya bayaranya sebesar apa"

"lisa, kenapa dari tadi banyak sekali wanita berlalu lalang dengan hanya menggunakan bikini?" tanya jennie yang terdengar cukup risih melihat tempat itu seperti tempat pelacuran.

"selain guci dia juga hobby mengoleksi wanita, kenapa? kau mau menjadi salah satu koleksinya juga?" tanya lisa datar dan di balas decakan sebal dari jennie.

"ck.."

"apa bambam juga menerima jasa menutup mulut seseorang seperti membuat orang bisu atau semacamnya?"

"tentu saja, mau kutanyakan? memangnya siapa yang ingin kau buat bisu?" ucap lisa sambil merangkul jennie.

"kau dengan mulutmu yang sangat menyebalkan,"

"kau lebih menggemaskan ketika kau hanya diam dan menjadi seorang "gila" lagi" pekik jennie masih dengan nada ketusnya dan menepis angkuh rangkulan lisa serta berjalan di depanya.

"hyakk....tunggu aku gadis barbar !" teriak lisa dengan kekehanya.

lisa dan jennie akhirnya sampai  di kamar utama, lisa menempelkan jarinya di sebuah alat berbentuk segitiga yang menempel di pintu, seketika pintu terbuka dan langsung menampakan seorang pria yang tengah berendam di sebuah kolam dengan segelas red wine yang ia pegangi, lengkap dengan seorang wanita yang ia ciumi di sampingnya.

"daddy...." panggil lisa


lisa tak menghiraukan wanita disampingnya yang mulai menatapnya dengan tatapan angkuh dan menyebalkan, gadis itu sudah sangat terkenal senang sekali mengganggu bambam yang sedang bersenang-senang, hingga jalang-jalang milik bambam yang mengenali lisa sangat "jengkel" pada gadis itu, semua wanita koleksi bambam bukan wanita sembarangan mereka bisa jadi seorang artis, idol, model bahkan miss korea, sehingga mereka berfikiran apa bagusnya seorang "lalisa" jika dibandingkan dengan mereka, mereka belum tahu saja bahwa lisa juga ikut andil dalam mensponsori mereka untuk menjadi seseorang seperti idol dan lainya terlebih lisa adalah wanita pujaan bambam.

pria itu menoleh lengkap dengan senyuman yang ia suguhkan ketika menoleh pada sumber suara gadisnya yang sangat ia kenali.

"lalice... ada apa?" ucap bambam yang tidak sama sekali terkejut dengan kedatangan lisa bahkan diekori jennie di belakangnya.

bambam meraih bathrobe putih miliknya dan mendorong wanita yang 1 menit lalu tengah ia ciumi sebagai tanda bahwa ia sudah selesai, dan menyuruh wanita itu pergi.

"kau bilang ini juga rumahku, apa aku harus punya alasan juga untuk mengunjungi rumahku?"

"kemarilah...." titah bambam sambil menepuki tempat di sisi kolam, lisa segera menghampiri pria itu dan duduk di samping nya.

"apa kau ingin menciumku?" tanya lisa tiba-tiba yang sontak membuat jennie terheran seketika juga diiringi kekehan bambam.

"kalau kau sudah bertanya seperti ini artinya ada yang kau inginkan sayang" ucap bambam menatap lisa

"kau sangat mengenaliku, aku tak ingin basa-basi, lepaskan jungkook"

"jangan berbohong dan mengatakan jungkook tidak berada di tanganmu, aku tidak akan percaya"

"begitupun dirimu lice, kau sangat mengenaliku, aku tak pernah berbohong padamu" ucap bambam sambil menyeringai, dan membuat jennie yang melihatnya menggidigkan bahu.

"kenapa kau minta jungkook dilepaskan? apa karna jennie? karna jungkook kekasihmu jen?" tanya bambam yang akhirnya menatap jennie yang menggeleng disana.

"kenapa setiap kekasihmu itu selalu berkeinginan mencicipi lisa?? menyebalkan " gerutu bambam, jennie kembali membelalakan matanya tak percaya, mulutnya seketika menganga.

"baiklah mari kita lihat apa dia masih hidup atau tidak, aku berbaik hati hanya karna dia kekasihmu" ucap bambam lagi,

jennie yang semula ingin menyangkal itu melipat bibirnya karna lisa terus mengedipkan matanya berharap jennie diam dan hanya mengiyakan.

"dia sudah di lepaskan, pengawalku memberikanya pada si rambut merah di parkiran, aku menyuruhnya pulang duluan, kalian menginaplah disini, sudah malam, besok kuantar pulang"

"untuk jennie, kau boleh bebas memilih kamar yang kau mau"

"dan untukmu lice, kau mau membayar kebaikan hatiku sekarang atau nanti? mau bermalam di kamarku malam ini?" ucap bambam datar

"aku tidak mau berbagi kamar bekas jalangmu, aku ingin berbagi kamar dengan jennie saja"

"apapun yang kau inginkan lice" ucap bambam lagi, seakan tak menyangkal keinginan lisa

"anyway kenapa aku benci melihat perutmu yang semakin hari mulai membuncit itu ya? " pekik bambam lagi sebelum lisa meraih gagang pintu berniat pergi.

lisa langsung memasang tampang menyedihkanya, berharap pria itu tak membahasnya lagi.

"ah..arraseo, aku takan membahasnya  lagi, kau boleh pergi sekarang"

"jangan lupa kau harus berterimakasih setelah ini"

"iyaa" pekik lisa yang sedikit menaikan volumenya, lalu kemudian pergi dari ruangan itu dengan tangan jennie yang terus ia pegangi.

lisa dan jennie memasuki kamar yang telah disiapkan para pelayan bambam yang juga mengenakan bikini sebagai seragamnya, pelayan itu sangat ramah karna mengenali lisa dan posisinya bagi bambam.

"apa-apaan itu? kau akan berterimakasih dengan cara apa?" pekik jennie menggerutu

"tentu saja dengan cara yang bambam inginkan, seperti ciuman atau lebih?" jawab lisa sangat santai seakan itu bukan apa-apa

"jadi kau serius saat kau bertanya padanya apa bambam ingin menciumu atau tidak? fuck !" ucap jennie yang terlihat sangat sebal di tiap kata-katanya sementara lisa menyunggingkan senyumnya di sana, gadis itu sangat amat terlihat sangat bahagia mendengar ucapan2 jennie.

"ntah kenapa aku senang mendengarmu mencemburuiku jen"

"deg"

jennie melupakan satu hal, jennie lupa kalau lisa mempunyai kepribadian aneh, jennie melupakan bahwa gadis di hadapanya ini selalu merasa senang "dicemburui".

"lisa...aku tidak cemburu"

"aku semakin yakin mendengarmu menyangkalnya"

○○○



THE GREAT DOLL ! (jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang