Dulunya pernikahan mereka tak pernah dinyana-nyana bakal semapan sekarang oleh keluarganya masing-masing. Padahal dulunya penuh 'drama'.****
Arisatul Muflihah, seorang mahasiswi sekaligus karyawati swasta asal Curug, Tangerang ini seharusnya tidak perlu malu memiliki suami yang hebat seperti Maimun. Sosoknya yang bertanggungjawab, rajin, ulet dan penyabar akhirnya berhasil mengangkat martabat keluarganya. Meski Maimun bukan seorang sarjana, tapi ia telah banyak membantu Risa, panggilan Arisatul, berkuliah dan bekerja di perusahaan yang bagus.
Dulunya pernikahan mereka tak pernah dinyana-nyana bakal semapan sekarang oleh keluarganya masing-masing. Pernikahan mereka terjadi ketika usia Risa masih belia.
Cerita berawal ketika Risa pernah merengek minta dibelikan HP ke orangtuanya di masa SMK. Sebelumnya, orangtuanya memang bersikap protektif dan sangat mendorong Risa untuk berprestasi di dunia akademis, sehingga apa saja yang berlawanan dengan itu pasti dilarang. Akhirnya, setelah dibelikan HP, Risa berkenalan dengan Maimun yang saat itu seorang tamatan SMP. Sama-sama larut dalam kenyamanan, mereka berdua akhirnya berpacaran secara diam-diam.
Setelah lulus, Risa menjadi benci belajar karena merasa makin dikekang oleh orangtuanya. Ia ingin terbebas dari tekanan orangtuanya untuk kuliah, sehingga memilih pergi dari rumah dan bekerja diam-diam di daerah Bogor sebagai pelayan restoran. Saat itu posisi Maimun sedang bekerja di Surabaya.
Setelah beberapa bulan bekerja, Risa merasa tak bisa menikmati pekerjaannya itu. Ia pun akhirnya menelepon Maimun karena ingin ikut dengannya di Surabaya. Oleh Maimun, Risa pun langsung dijemput. Tapi bukannya diboyong ke Surabaya, Risa malah justru dibawa pulang ke rumah menemui orangtuanya.
Orangtua Risa berang bukan kepayang. Mereka menuduh Maimun telah menculik Risa. Sontak, Maimun langsung diusir dari rumah dan Risa pun dikurung di kamarnya. Risa pun merasa tambah frustrasi karena keinginannya tidak dituruti dan marah besar dengan Maimun.
Usai kejadian itu, Maimun berusaha menunjukkan itikad baik kepada keluarga RIsa. Ia bersama saudaranya terhitung sudah 3 kali datang ke rumah orangtua Risa untuk melamarnya. Namun selama 3 kali pula ia ditolak mentah-mentah, bahkan diusir. Orangtuanya beralasan bahwa pernikahan suku Sunda-Jawa adalah haram hukumnya.
Karena melihat kegigihan Maimun, hati Risa pun akhirnya meleleh juga. Dia pun sering keluar diam-diam untuk menemuinya. Ia sering mendatangi Maimun dan keluarganya. Risa mengaku malah mendapatkan kenyamanan dengan keluarga Maimun.
Karena kehabisan akal, akhirnya Risa, Maimun dan keluarganya merencanakan skenario. Risa pura-pura ke bidan dan kebetulan temannya sedang hamil. Mereka minta tolong tes urin temannya itu dituliskan atas nama Risa agar bisa menceritakan ke orangtuanya kalau dia hamil. Orangtua Maimun pun mendatangi dan membujuk orangtua Risa bahwa mau tidak mau mereka harus dinikahkan.
Ternyata skenarionya tak semulus yang diduga. Orangtua Risa jelas kaget dan curiga. Hari berikutnya ibu Risa menjemputnya ke rumah Maimun lalu mengajak Risa pulang. Ibunya menyuruhnya untuk meminum jamu penggugur kandungan, tapi Risa menolak dan bisa menghindar. Orangtuanya yang masih tak percaya, akhirnya memaksa Risa untuk periksa ke dokter. Karena Risa tak bisa mengelak, akhirnya orangtuanya pun tahu kalau anaknya hamil adalah skenario belaka.
Mengetahui kebohongan tersebut, orangtua Risa langsung mendatangi orangtua Maimun untuk mendiskusikannya secara kekeluargaan. Namun sebelumnya, kabar kehamilan Risa itu sudah terlanjur menyebar ke seluruh keluarga. Sehingga dengan terpaksa orangtua Risa harus setuju menikahkan mereka dengan beberapa syarat khusus. Syaratnya adalah selama 2 tahun Risa tak boleh pulang ke rumah orangtuanya, tak ada pesta pernikahan, dan diharapkan tak boleh ada orang lain yang tahu soal pernikahan itu.
Ternyata setelah menikah, sifat Maimun malah berubah menjadi cuek dan kasar, padahal dulunya ia sangat penyayang. Karena makin merasa tak nyaman, Risa lalu sering bermain media sosial, chatting, dan bertemu laki-laki lain. Sebut saja si A, pria asal Jakarta. Berbeda dengan Maimun, A adalah seorang yang berada, dan merupakan salah satu anak pejabat.
Mulanya hanya chat, lama-lama ketemuan. Setiap ketemu, si A yang kerap membawa motor kesayangannya itu membuat Risa makin kepincut. Sering ngobrol-ngobrol akhirnya Risa menjadi nyaman. Hubungan yang sudah terjalin itu membuat Risa makin yakin jika Maimun bukan yang terbaik. Risa pun sudah berkali-kali meminta cerai kepada Maimun, namun Maimun tak pernah mau dan tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya.
Gadis berusia 23 tahun ini sedih jika mengingat konfliknya dengan orangtuanya dulu.
"Terkadang, saya merasa menyesal karena dulu tidak mendengarkan nasihat orangtua (tidak usah menikah dengan Maimun)," keluh Risa.
Tetapi di balik itu semua, kerja keras Maimun membuahkan banyak hasil. Mereka sudah punya rumah sendiri di Tangerang. Risa bisa berkuliah, dan mendapatkan jabatan bagus di pekerjaan, berkat dukungan dan peran si Maimun juga.
"Sepertinya saya memang kurang komunikasi secara baik dengan suami. Saya justru merasa malu dengan teman kantor dan kampus untuk mengakui Maimun sebagai suami karena dia bukan pekerja kantoran dan anak kuliahan." imbuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURHAT Pasutri
Non-FictionMembaca Ini Akan Membuka Cakarawala Pengetahuan Tentang Kehidupan Dari Segala sisi Cinta,Pernikahan,Anak,Rumah Tangga Jangan Lupa Vote :)