Jaman Old vs Jaman Now

173 20 4
                                    

Dalam banyak hal, aku merasa beruntung lahir dijaman old. 

Jaman dimana jadi anak anak tumbuh apa adanya, tanpa beban, tanpa target berlebihan.. Dan tanpa perlu terus menerus dibanding bandingkan.. 

*

Mamakku pedagang, bisa dibilang hampir ga punya banyak waktu lapang seperti org kebanyakan. 

Masa kecilku hampir hampir ga pernah merasakan acara keluar rumah untuk makan bareng keluarga 😊

*

Kerasnya mamak cari uang, selalu mengagumkan buat aku. 

Mamak, seblom subuh sdh bangun untuk masak nasi kuning, menyediakan sarapan buat dibeli oleh orang se-gang kampung kami. 

Jam 10 , nasi kuning habis ga habis, kudu tutup. 

Karena mamak harus kepasar, membawa hasil jualan untuk dibelanjakan lagi untuk modal dagangan keesokan harinya. 

Sepanjang hari kemudian, mempersiapkan bumbu bumbu nasi kuning, dikerjakan sambil menjaga toko kelontong kecil kami. 

Irama mamak begitu terus menerus. 

Usaha keras beliau agar tampak baik baik saja, 

Sehingga bapak yg kerja dilaut membawa kapal "tag boat", ga perlu memaksakan diri pulang dgn uang haram kencingan minyak di tengah laut, karena keluhan istri yang serba kekurangan. 

Beda banget dgn junior bapak yg bisa punya rumah mewah, krn "pandai memaksimalkan BBM sisa di selang-selang kapal".

*

Karena kurangnya waktu, membuat aku ga seperti anak lain disekolah.

Aku ga berprestasi. 
Biasa banget. 
Ga banyak yang merekam jejakku disekolah saking ga berprestasinya. 😬
Namaku nyaris tidak terdengar dibidang akedemik. 

Teman teman cuma mengenal aku sbg anak yg lucu dan rame'.. Titik 😬

*

Karena melihat kerja keras mamak, aku jg pura pura ga minat ketika guru menawarkan les tambahan diluar sekolah, 

padahal alasannya sederhana. 

Aku kasian klo mamak kudu bayar les segala. 

Resikonya, 

kadang aku merasa makin bego.. Karena disekolah, pak guru hanya mengeluarkan soal soal yg secara ekslusif hanya dibahas di kelas les tambahan 😅

Untungnya, jaman dulu blom ada grup WA, grup kordinasi orangtua murid dan guru.

Sehingga deretan prestasi pembanding teman temsnku, ga terpampang nyata dan ga perlu bikin mama stress..

*

Jadi ingat "pendidikan jaman old" , gara gara beberapa waktu, di grup temen balikpapan, ada temen yg mengeluhkan prestasi anaknya. 

Gara gara pak guru memaparkan siapa saja murid yg bernilai exelent di grup WA Kordinasi sekolah anaknya. 

*

Aku pribadi yakin pak guru tdk bermaksut lebih, selain untuk memberi apresiasi pada anak anak berprestasi. 

Namun beberapa orgtua tampak galau, termasuk temenku. 

Yg jd korban kemudian, adalah anaknya.

Yg keliatan bodoh dan memalukan. 

Temenku jg ga segan membandingkan anaknya dgn anak-anak yg namanya dipuji puji digrup WA. 

*

" Anakmu pasti pintar ya yan? ".

Aku nyaris tersedak 😅

Masak aku harus bilang, kalo tahun kemaren anakku ga naik kelas 😁😁😁

Pun tahun ini, banyak sekali jadwal anakku bolos krn ikut ijin mendampingi aku "sekolah kehidupan" di beberapa negara untuk proyek buku "Moslem Traveller Family"

Yap! 

Thoriq bukanlah anak berprestasi. 

Buat kami.. Dia cerdas, dengan gayanya 😊

*

" Buat kami dia istimewa.. Jika ga membandingkan dgn Zaki yg hapalan Shirahnya keren.. Atau Afwam yang hapalan Qurannya mengagumkan ".

Jawabku ketika temanku bertanya ttg Thoriq, sembari kusebut nama anak berprestasi di sekolah anakku.

" Mereka semua akan jadi pemuda hebat dengan bakatnya masing-masing.. 

Thoriq ingin sekali jg pedagang.. Semua yg dibicarakannya adalah tentang memiliki toko.. Aku cuma berpesan, jika ia jadi pengusaha, dia bisa jadi donatur bagi sahabat sahabatnya yg kelak menjadi ulama. 

Proyek dakwah butuh dana, Jika Thoriq tak bisa jadi ulama, Thoriq bisa meniru Sahabat Nabi yg berlomba lomba menyedekahkan hartanya di jalan ALLaH dan menjadi donatur perjuangan ulama "

*

Temanku diam.. Dan mengalihkan obrolan. 

*

Ya, aku beruntung lahir dijaman old.. Dan ber'orang tua' mamak dan bapakku. 

Yang tak muluk muluk mendidikku. 

Pesan beliau hanya agar aku menjadi manusia yg berguna. 

" Nurliana itu nama yg mamak berikan, nama yang mamak dapat di Majalah wanita jaman dulu.. Nama seorang dokter yang berjuang menyelamatkan orang banyak di pelosok desa. 

Mamak ga berdoa kamu jadi dokter. Mamak berdoa kamu memberi banyak manfaat seperti dokter Nurliana "
Begitu pesan mamak tentang namaku. 

*

Ya.. 

Aku beruntung menjadi anak jaman old

Yang ndak perlu merasa rendah diri karena ada grup WA yg berisi deretan prestasi prestasi anak lain yg lebih baik dari aku.. 

Dan orangtuaku tak depresi karena itu.. 

*

Dan aku.. 

Ingin anakku tumbuh.. Sebagaimana aku tumbuh dengan bahagia 💋

Yana Nurliana
ibu belajar

CURHAT PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang