NIKAH ITU BERAT!

178 25 2
                                    

Nasehat-Nasehat Buat yang berencana menikah :

*****


CARA MENJEMPUT JODOH YANG BAIK DAN BENAR

Jawabannya, ada pada pertanyaannya.

Yang pertama, yaitu menjadi diri yang Benar

Benarkan terlebih dahulu niat kita dalam menjemput jodoh. Apakah benar, kita sudah meniatkan hati kita untuk beribadah? Apakah benar, kita mencoba menjemput jodoh itu demi kebaikan?

Yang kedua, yaitu menjadi diri yang Baik

Baik ahklaknya, baik perilakunya. Ia yang kita sukai, belum tentu menyukai kita. Namun, siapapun orang yang kau sukai, tentu ia suka dengan orang-orang yang baik hati, serta akhlaknya. Menjaga tutur kata, serta tingkah lakunya, serta baik dalam menjaga keimanannya.

Yang terakhir, yaitu menjemputnya

Jemput (calon) jodohmu dengan cara-cara yang baik. Dengan istikharahmu, dengan doa-doamu, dengan menanyakan dirinya kepada orang-orang yang menjaga dirinya.

Jika kita sudah membenarkan niat kita, dan memperbaiki akhlak dan perilaku kita. Bisa jadi, jodoh itu datang, tak perlu dijemput. Mungkin, orangtuanya sendiri yang mengantarkan ke hadapanmu.

Percaya saya, orang-orang baik itu, akan diberikan yang baik juga.








****


Dulu juga kuliah berat, tapi terasa ringan karena sudah kita lewati.

Masa SMA,SMP, SD, TK juga berat, tapi terasa ringan karena sudah kita lewati.

Berat, tapi bukankah kita tetap bahagia menjalaninya?

Sama, nikah juga berat, komunikasi dengan pasangan juga berat, menafkahi keluarga juga berat, tapi bukan berarti kita gak bisa bahagia dan senang-senang, karena berat itu akan menyenangkan jika diselesaikan bersama-sama.

Jadi, jangan mundur hanya karena ada yang bilang “NIKAH ITU BERAT”, karena setiap fase apapun dalam kehidupan akan selalu berat, sebelum dan saat kita menjalaninya.

Nikah itu berat, yang ringan mah, chiki taro 70 gram.

***

Jangan menikah modal nekad. Karena menafkahi istri, mendidik istri, membesarkan anak, menjalankan keluarga, tak bisa dijalankan dengan ke-nekad-an

Menikahlah dengan kesiapan ilmu

***

AKAD

“Ah, syariah syariah, sama saja kok. Malah lebih mahal. Mending pakai yang konvensional saja”

Seringkali saya mendengar kalimat seperti ini dari teman-teman lingkaran saya. Katanya, Bank Syariah itu, menipu dan sebagainya. Alasannya sederhana, biaya yang harus dibayar jika menggunakan syariah, lebih mahal dibandingkan yang konvensional. Sehingga, banyak yang berkata “Udah, nyicil pake bank konvensional aja, sama aja kok uangnya”. Sedihnya, kalimat ini keluar dari teman/kerabat yang justru rajin ibadahnya.

Padahal, jelas beda. | “Beda apanya?” | Akadnya | “Yaelah, akad doang. Tetep aja bayarnya lebih mahal. Justru, pake syariah, lebih ribet”

Dalam islam, kehadiran akad sangatlah penting, karena itulah yang membedakan antara pahala dan dosa, antara haq dan bathil.

Coba, apa bedanya bersentuh-sentuhan antara sebelum menikah dan sesudah menikah? Sentuhannya sama, orangnya juga sama, yang membedakan adalah adanya Akad. Jika sebelum menikah, maka setiap sentuhan akan menjadi dosa. Sebaliknya, setelah menikah, ia akan menjadi pahala. RIbetan mana?

CURHAT PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang