Bagi saya pribadi, saya melihat ukuran kaya bukan dilihat dari hartanya. Saya tidak kagum pada orang orang yang hanya sekedar kaya harta, biasa saja, tak penting bagi saya.Tapi saya terpikat pada orang orang yang dalam keadaan apapun, tapi dia bermanfaat bagi banyak orang. Itulah definisi kaya sesungguhnya menurut saya.
Bukan karena punya usaha milyaran, rumah mewah, penampilan necis, mobil seabrek, dll. Bukan itu ukurannya.
Sederhanakan gaya hidup, tapi tingkatkan sedekah sedekah kita. Itulah harta sesungguhnya.
Pagi ini dapat cerita inspirasi lagi, yang membuat saya sekali lagi malu. Melihat ke cermin. Sudahkah saya menjadi sebaik baik manusia yaitu manusia yang bermanfaat untuk orang lain?
Ini adalah kisah tentang almarhumah istri Ustadz Maulana yang hari ini akan dimakamkan. Diceritakan oleh mba Oki Setiana Dewi.
Wafatnya Hajjah Nur Aliyah (Ummi Naura), Istri Ustadz Maulana.
Sahabat, pkl 3.00 dini hari (21 Januari 2019) saya dan beberapa teman @islamituindahttv tiba di rumah duka. Airmata ini tumpah ruah saat melihat Ustadz serta keempat anak-anaknya yang masih kecil-kecil tertidur lelah mengelilingi Ummi.
Selanjutnya, Ustadz terbangun dan menceritakan banyak hal mengenai Ummi. Dari perkataan beliau, Ummi sakit kanker usus dari 7 tahun yang lalu. Namun baru ketahuan di tahun 2018 karena Ummi tidak pernah mau periksa ke rumah sakit. Selanjutnya Ummi pun hanya melakukan pengobatan alternatif.
Sebelum wafatnya, banyak kebaikkan yang dilakukan Ummi. Seluruh harta yang Ustadz berikan untuk Ummi ternyata diserahkan seluruhnya untuk membangun masjid dan sekolah gratis bagi orang tak mampu.
November 2018, Ummi meminta izin pada Ustadz dalam kondisi yang mengidap penyakit tersebut untuk umrah sekaligus juga mengumrohkan 40 orang secara gratis .
Saat wafatnya pun, berbondong-bondong orang datang dan memberi pengakuan ," saya pernah ditolong Ummi".
Saat ustad datang, semua tenda telah terpasang, Ustadz pun tak mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya rumah sakit. Begitu banyak orang datang membantu Ummi.
Ummi memudahkan Ustdz saat hidupnya maupun saat wafatnya."Saya tidak pernah memarahi ummi selama 10 tahun 5 bulan pernikahan. Beliau istri sholihah yang patuh. Beliau tidak ada dosa dengan sy". Begitu ucap Ustad tersenyum sambil terus mengelus badan ummi.
"Ia seperti Siti Khadijah bagi saya. Seluruh harta diberikan di jalan Allah. Ia pun seperti Siti Hajar, yang ditinggal suami dan membesarkan anak-anak sendiri, ia juga seperti Aisyah yang cantik dan pintar". Puji Ustadz.
Air mata saya menggenang , karena saya tahu betul, selama ini Ustadz berdakwah setiap hari di Jakarta sedangkan Ummi & anak-anak di Makassar. Ustadz merasa tak tega jika istri dan anak-anaknya jauh dari keluarga besar. Hingga Ustadz lah yang kemudian bolak balik Jakarta-Makassar.
Tentu saja, banyak pengorbanan yang Ummi lakukan. Salah satunya merelakan waktu Ustadz yang lebih banyak kepada ummat dibandingkan pada istri dan anak-anak.
Hari Senin pagi ini rencananya Ummi akan dibawa ke Penang untuk pengobatan. Pesawat, hotel, rumah sakit sudah siap semua .Namun Allah berkata lain. " Ucap Ustadz tersenyum sambil memandang Ummi.
Lagi-lagi saya kembali tak bisa menahan tangis saat Ustadz, memberi susu kepada anak-anaknya yang masih kecil-kecil.
"Anak-anak sebelum tidur tadi, tertawa-tawa dan mengatakan 'Ummi udah tidur. Anak-anak belum paham" bisik Hajjah Hafsah, saudara Ustadz , yang kebetulan duduk di samping saya.
Sebelumnya Hajjah Hafsah juga memberi tahu bahwa Ustadz sempat pingsan. Mungkin karena kelelahan dan belum makan.
Innalillahi wainnailaihi rojiuun...
Ibu Hj.Nuraliyah M.Nur Maulana
jam 17.30 di RS. Bhayangkara Makassar. Semoga beliau Khusnul Khotimah,
Sahabat, kita doakan agar Ustad Maulana dan keuarga diberi ketabahan. Ummi pun ditempatkan di surgaNya insyaAllah.Pagi ini Ummi akan dimandikan , dikafankan dan disolatkan di masjid yang Ummi bangun selama ini lalu dikubur ba'da Dzuhur.
"Allahumma firlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha"
"Ya Allah, ampunilah dosanya, berilah rahmatMu ke atasnya, sejahtera dan maafkanlah ia" .
Bersabarlah dan berharaplah pahala dari Allah, sesungguhnya adalah hak Allah mengambil dan memberikan sesuatu, segala sesuatu di sisi-Nya ada batas waktu yang telah ditentukan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Semoga ini menjadi bahan muhasabah diri kita. Sudahkah kita telah menjadi sebaik baik manusia atau setidaknya sudahkah kita menjadi istri yang sholehah?
Lihatlah ke cermin. Lihat seperti apa diri kita.
Nasihat ini ditujukan untuk diri saya sendiri dan untukmu para wanita agar tidak salah memilih jalan hidup.
Kesenangan didunia hanyalah fana.
Innalillahi wa inna ilaihi roojiun.
Sesungguhnya kita milik Allah. Dan kepadaNya kita akan dikembalikan.
By Tri Widayanti
KAMU SEDANG MEMBACA
CURHAT Pasutri
Non-FictionMembaca Ini Akan Membuka Cakarawala Pengetahuan Tentang Kehidupan Dari Segala sisi Cinta,Pernikahan,Anak,Rumah Tangga Jangan Lupa Vote :)