Dunia Ini Tipuan

217 35 2
                                    


Karena penilaian kita akan arti bahagia itu mungkin masih seputar keduniaan

Apa tolak ukur yang membuat kita takjub dan terkagum-kagum?
Bahkan mungkin tanpa sadar terbersit hasad.

Denger berita,
Ada temen yang tadinya biasa aja pas ketemu berubah jadi WOW banget?
Ada wanita menikah dengan konglomerat?
Ada orang biasa menikah dengan artis?
Ada orang yang tadinya ga punya mendapat kekayaan tiba-tiba?
Ada rekan kita dikabarkan gaji perbulannya puluhan juta atau omset usahanya milyaran?

Kita lantas sibuk menceritakan betapa beruntungnya orang tersebut.
Bahkan rasa-rasanya ingin sekali di posisi mereka.

Kita jarang terpukau betul-betul dengan kisah orang-orang yang justru rela menjalani kehidupan bersusah-susah dengan melepaskan harta, jabatan, popularitas DEMI hijrah kembali pada Allah.
Ya mungkin sekedar salut, tapi ga sampai ingin rasanya mendapatkan kebahagiaan hijrah yang sama karena takut berada di posisi mereka, merasa ga siap kehilangan keduniaan tadi.

Ada rekan rela melepas jabatan dengan gaji puluhan juta karena ingin bersih dari riba, kita menatap miris melihat kehidupannya yang seolah mulai lagi dari nol.
Ada rekan rela kehilangan pekerjaan karena saat memutuskan bercadar perusahaannya ga siap memiliki manager yang wajahnya tertutup khawatir kehilangan klien.
Ada rekan yang rela menjual sebagian besar hartanya untuk diinfakkan di jalan Allah, dan memilih kehidupan pribadinya secara sederhana.
Ada kawan yang hijrah menjadi penyeru kebaikan, sering dihina masyarakat dan diperlakukan buruk penuh prasangka padahal yang diinginkannya hanyalah semua orang kembali taat pada Allah.

Di saat ada yang rela melepas hijab demi mendapatkan pekerjaan,
Di saat ada yang rela mengambil lembur dan peluang usaha gila-gilaan sampai mengorbankan ibadahnya,
Di saat ada yang rela hubungan rumah tangganya kandas karena karier dan popularitas,
Di saat ada yang rela anak-anaknya tumbuh gersang tanpa didikan agama yang penting karier ibu dan ayah melesat,
Masih ada orang-orang yang melakukan sebaliknya hanya karena mengharap keridhoan Allah.

Sebagaimana banyak orang rela menukar 'akhirat' dengan dunia,
Masih ada orang-orang yang rela mengejar keuntungan akhiratnya mati-matian sehingga orang umum melihat mereka nampaknya sedang membinasakan kehidupan dunianya.

Padahal Rasulullaah menasehati,
kejarlah akhirat maka dunia akan mengikuti, bahkan akan datang dengan hina.
Dunia akan datang begitu saja tanpa usaha yang susah payah.
Allah cukupkan keperluannya, Allah penuhi hatinya dengan rasa qonaah.
Dan siapa yang mengutamakan dunia maka dia ga akan dapat kecuali apa yang memang ditakdirkan, dan di akherat dia akan dapet azab Allah.
Na'udzubillaah.

Ganti standar kebahagiaan kita yang tadinya seputar keduniaan,
dengan standar sejauh mana ketaatan kita pada Allah 😔

Karena janji Allah,
manusia hanya akan bahagia dengan amal agama,
Kalo kita lihat orang lain yang hidupnya nampak bahagia dengan harta jabatan dll, padahal hidupnya masih jauh dari ketaatan pada Allah, percayalah itu tipuan dunia.
Dan istidraj (ditangguhkannya azab) itu lebih mengerikan dibanding keadaan kita di dunia yang seolah sengsara karena mengutamakan ketaatan pada Allah.

Baca kisah para sahabat radhiyallahu 'anhum yang masyaallah....

Berteman dengan orang-orang shalehah yang telah mendapatkan kebahagiaannya, mendapat ketenangan hidup karena mereka memilih mencari ridhaNya...

Saya iri, cemburu, salut sama teman yang seperti ini.
Ada salah satunya, yang saya merasa beliau bagaikan bidadari yang berjalan di muka bumi masyaallah barakallahu fiik teteh 💕
Beliau sehari-hari istiqomah pake purdah.
Yang difikirnya gimana supaya semakin banyak orang taat sama Allah.
Pekerjaan setiap harinya mikirin gimana supaya hidayah tersebar.
Beliau dakwah bilhikmah.
Tingginya kepahaman agamanya, ga membuat beliau mudah meremehkan orang yang baru hijrah, justru beliau masyaallah amat pandai memilih kata perkenalan yang membuat orang merasa nyaman bicara dengannya.

Beliau memilih ga terkenal di dunia meskipun itu sangat-sangat bisa beliau lakukan.
Beliau memilih menjadi orang yang tawadhu dan karib dengan semua kawan tanpa membedakan level meskipun beliau sangat-sangat bisa memilih menjadi sosialita dengan pergaulan yang selektif.

Karena sebab berkah keikhlasan dan akhlak yang masyaallah tersebut banyak yang mendapat hidayah meskipun kenalnya hanya sekilas 😔

Dunia letak di tangan bukan di hati.
Semoga Allah senantiasa jaga orang-orang mulia seperti itu.
Orang-orang yang jauh mementingkan ridha Allah dibanding pujian dari makhluk yang seringkali tipuan.

Sekarang mungkin orang tersebut nampak merugi...ga jarang dianggap hina, tapi kelak di akherat orang-orang inilah yang insyaallah dijanjikan mendapat keberuntungan yang besar.

Apa yang kita lepaskan, tinggalkan, karena ingin mendapatkan keridhoan Allah,
PASTI Allah beri ganti yang lebih baik dunia akhirat.

Dunia ini TIPUAN.
TIPUAN.

Apa yang kita bela mati-matian belom tentu akan memperberat timbangan amal kebaikan 😔 
Saat jatah usia habis, waktu ga bisa diulang, terkaget-kaget betapa kita telah merugi selama di dunia karena mengabaikan apa yang diinginkan Pencipta kita karena disibukkan menghamba pada selainNya 😓

CURHAT PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang