Terbalik

91 15 4
                                    

Bukan malah keluarga yg sudah ditimpa musibah itu; harus MENYIAPKAN sajian makan untuk para tamunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan malah keluarga yg sudah ditimpa musibah itu; harus MENYIAPKAN sajian makan untuk para tamunya.. bahkan banyak keluarga yg pas-pasan harus berhutang untuk keperluan itu.

Mengapa hal seperti ini masih terus dilestarikan?

Sungguh sunnah Nabi -shollallohu alaihi wasallam- jauh lebih indah dan lebih mudah.. Cobalah bayangkan, seandainya setiap tamu yg datang memberikan kepada keluarga mayit; 30 rb saja. 10rb untuk makanan siap saji, dan 20 rb untuk bantuan uang tunai.. sungguh akan sangat banyak makanan dan uang yg bisa terkumpul bagi keluarga yg ditinggal.

Tapi kalau dibalik, keluarga mayit yg harus menanggung biaya sajian dan lain-lainnya untuk tamu... maka berapapun yg dikeluarkan keluarga mayit, itu akan menjadi sedikit di tangan setiap tamu yg datang.

Maka, seharusnya sunnah ini dihidupkan, selain mendatangkan maslahat akherat bagi masyarakat, berupa pahala besar bagi mereka... itu juga akan mendatangkan maslahat dunia bagi masyarakat yg tertimpa musibah; merekalah yg sangat pantas untuk dihibur, baik dg ucapan, doa, dan juga harta, wallohu a'lam.

------

Mungkin ada yg nyeletuk, di madzhab kita, madzhab syafi'i, tidak ada anjuran seperti ini, kalau ada tentunya para kyai sudah memasyarakatkannya !!

Okelah... mari kita simak penjelasan Imam Syafi'i -rohimahulloh- dalam masalah ini:

"ِAku senang bila para tetangga mayit atau para kerabatnya membuatkan untuk keluarga mayit *makanan yg bisa mengenyangkan mereka*, di siang dan malam kematiannya.

Karena itu adalah sunnah dan amalan yg mulia.

Itu juga merupakan perbuatan orang-orang shaleh sebelum dan sesudah kami, karena ketika datang kabar kematian sahabat Ja'far, Rosulullah -shollallohu alaihi wasallam- mengatakan: 'Buatkanlah *makanan* untuk keluarganya Ja'far, karena ada perkara (musibah) yg menyibukkan (pikiran) mereka".

[Kitab: Al-Umm 1/317].

------

Ayo, yg merasa bermadzhab syafi'i, dan semua yg mengaku mencintai Nabi dan sunnah beliau -shollallohu alaihi wasallam... Mari, sama-sama menghidupkan kembali sunnah ini..

~Ust. Musyaffa Ad Dariny~

CURHAT PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang