KISAH ISTRI DRIVER TAKSI ONLINE
Malam tadi aku tergugu, lantaran membaca sebuah postingan di instagram, repost secreenshoot tulisan di facebook tentang stressnya seorang ibu, istri seorang driver taksi online. Sang suami yang bercerita, bahwa sang istri tengah terguncang jiwanya. Tahu apa sebabnya?
Karena komentar-komentar mom-shaming yang dilontarkan padanya paska ia melahirkan dengan cara operasi caesar!
Menurut sang suami, saat istrinya pertama kali keluar dari ruang post-operasi, sambutan yang keluar dari bukanlah sambutan support, melainkan perkataan menyakitkan, "Kenapa kok caesar?", "Nggak kuat ngeden?", "Jarang gerak?", kurang iman dan sebagainya. Mirisnya, perkataan itu keluar dari ibu dan mertuanya!
Siangnya para ipar datang, menambah hujatan, katanya "caesar kan mahal. Ngabisin uang."
Akibatnya fatal.
Setelah si anak berumur satu bulan, si istri sering melamun dan menangis sendiri. Tengah malam, saat si anak menangis, ia tidak mau menyusui. Ia justru mengamuk dan membanting si anak ke matras sehingga sang suami memarahinya (aku akan memblokir siapa pun yang menyalahkan si ibu ini).
Sejak saat itu, si istri resmi tidak mau menyusui si anak lagi hingga kemarahan si suami kian menjadi-jadi. Bahkan si suami tidak menyapa si istri selama berhari-hari.
Hingga suatu hari, si suami menemukan istrinya berendam di bak mandi dengan air kran menyala hingga penuh. Saat itu, sang suami mengatakan istrinya edan, gila.
Singkat cerita, si suami akhirnya bertanya sana-sini tentang kondisi si istri dan membawa istrinya ke poli jiwa di Jember Klinik. Barulah ia mengerti jika istrinya terkena baby blues dan ia sangat menyesal.
Sang suami mengambil keputusan berat, namun tepat, dengan melarang ibunya ketemu sang istri, dan terus mendampingi sang istri meski ia harus resign dari pekerjaan sebelumnya sebelum ia akhirnya jadi driver taksi online. Setelah 8 bulan, sang istri mulai menunjukkan kemajuan.
--------------------
Sedih? Emosi mendengarnya? Atau tersindir karena kau jadi salah satu dari komentator nyelekit ini?
Oke, beralih ke kisahku. Berbeda, namun sama-sama menyebabkan guncangan jiwa. Ya, aku pernah GILA. Bisa dibilang, aku tidak pernah menceritakan ini secara publik sebelumnya. Sekarang akan kuceritakan semuanya.
-----------------------
KISAHKU YANG PERNAH GILA
Oktober 2012 aku melahirkan Zi secara persalinan normal. Tumbuh sehat, ASI kuat, perkembangan fisik Zi sangat mencolok, hingga di usia 4 bulan, berat badannya mencapai 11 kg. Bisa kau bayangkan betapa gembul dan menggemaskannya ia? Lihat fotonya. Segemuk itu dulu ia.
Sayang saat Zi mulai berjalan, tubuhnya menyusut. Zi kurus. Sedang aku yang awalnya kurus karena menyusui, mulai menggemuk. Perhatikan dan bandingkan fotonya.
Komentar-komentar menyakitkan berdatangan.
"Kok sekarang kurus? Mamanya nggak pinter, nih, ngurus anaknya."
"Kok sekarang kurus? Oh, pasti karena makanannya dicemilin mamanya nih pas nyuapin. Makanya mamanya sekarang gemuk, anaknya kurus."
Tak hanya di dunia nyata, namun di dunia maya. Tiap kali aku upload foto Zi di facebook, selalu saja ada yang berkomentar, "kok Zi kurus?" seolah anak kurus adalah sebuah dosa besar tak termaafkan!
Keadaan semakin parah, saat Zi maduk fase susah makan, karena itu membuat justifikasi orang-orang jadi semakin terngiang.
Aku berusaha menyuapinya dengan menangis, bahkan memasukkan makanan secara paksa ke mulutnya. Kubuka paksa mulutnya, kumasukkan makanan ke sana, tak peduli Zi menangis dan meronta. Bahkan sampai Zi muntah-muntah karena terus kujejali dengan makanan. Aku tak peduli. Terus begitu berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURHAT Pasutri
Non-FictionMembaca Ini Akan Membuka Cakarawala Pengetahuan Tentang Kehidupan Dari Segala sisi Cinta,Pernikahan,Anak,Rumah Tangga Jangan Lupa Vote :)